PENYERAHAN PIALA KEGIATAN 17 AGUSTUS 2019

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMPN 3 Balaraja

HARI GURU NASIONAL

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMPN 3 Balaraja

KEGIATAN LDK SMPN 3 BALARAJA

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMPN 3 Balaraja

UPACARA 17 AGUSTUS 2020 DI ISTANA NEGARA

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMPN 3 Balaraja

Kamis, 10 Desember 2009

Diknas Siapkan UN Kredibel

Jakarta, - Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh dan didampingi para eselon satu mengadakan Rapat Kerja...

(raker) dengan Komite III Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI di ruang rapat GBHN, gedung Nusantara V, Jakarta, Rabu(02/12) siang.

Menyusul pernyataaan Kepala Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat Mahkamah Agung (MA) yang menyatakan kalau MA tidak pernah melarang pelaksanaan Ujian Nasional (UN), Depdiknas akan menyiapkan pelaksanaan UN yang kredibel.

Dalam sambutannya, Mendiknas mengatakan, “Pemerintah tidak dalam kapasitas menolak keputusan MA,tapi karena tidak ada satu kata pun baik dalam keputusan pengadilan negeri, pengadilan tinggi maupun MA yang menyatakan UN dilarang atau tidak diperbolehkan, sehingga UN tetap akan dijalankan pada tahun 2010 nanti, dan ”Depdiknas justru akan taat dan patuh terhadap hukum dan kewenangan MA, "katanya.

Ihwal UN yang menjadi "momok" karena membuat siswa stres, mendiknas mengatakan ujian, apapun namanya, memang bikin stres. "Yang penting kita latih anak-anak me-manage stresnya," tambah mendiknas.

Dikatakan Mendiknas, UN yang akan dijalankan tahun 2010 akan berbeda dari pelaksanaan tahun sebelumnya. Yang paling signifikan adalah adanya UN ulangan bagi peserta didik yang dinyatakan belum memenuhi syarat, selain UN susulan bagi peserta didik yang berhalangan saat UN utama digelar.

“UN ulangan ini adalah salah satu jalan keluar bagi peserta didik yang menempuh pendidikan formal untuk mendapatkan ijazah yang formal juga. Kalau sebelumnya mereka menempuh ujian kesetaraan, maka tahun ini mereka bisa mengikuti UN ulangan, ”katanya.

Mendiknas mengakui, UN memang bukan satu-satunya untuk menentukan kelulusan peserta didik. Hasil antara lain digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk pemetaan mutu satuan dan atau program pendidikan; seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya; penentuan kelulusan peserta didik dari program dan atau satuan pendidikan; dan pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.

“Atas dasar itu, maka memperdebatkan pelaksanaan UN dalam ranah perlu atau tidak untuk dilakukan adalah menjadi bias. Apalagi diketahui masing-masing pendapat itu memiliki argumentasi yang sama kuat. Tentu terus-menerus memperdebatkan UN perlu atau tidak adalah pekerjaan yang hanya akan dapat menghabiskan waktu, karena itu yang perlu dipikirkan adalah bagaimana menciptakan UN yang kredibel atau dapat dipercaya dengan melakukan perbaikan atau penyempurnaan di sana-sini dari pelaksanaan sebelumnya yang dianggap belum sempurna,” ujarnya. (ALI) -Sidiknas-

Guru Faktor Penentu Utama Dalam Proses Pendidikan

Jakarta, Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), Menyelenggarakan Upacara dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional...

tahun 2009 dan Hari Ulang Tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (HUT PGRI) ke-64, yang diselenggarakan di lapangan upacara depan Gedung A, Depdiknas, pada Rabu, (25/11).

Peringatan Hari Guru Nasional tahun 2009 dan HUT PGRI ke-64 ini bertemakan "Memacu Peran Strategis Pemerintah, Pemerintah Daerah, Masyarakat dan Guru dalam Mewujudkan Guru Profesional, Sejahtera, Bermartabat, dan terlindungi".

Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas), Mohammad Nuh, selaku pembina upacara Hari Guru Nasional tahun 2009 ini mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas prestasi, dedikasi, komitmen, keikhlasan, dan pengabdian para guru kepada bangsa dan negara. Mendiknas juga berharap mudah-mudahan para guru selalu mampu memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara.

Dalam sambutannya, Mendiknas juga mengatakan bahwa dalam memperingati hari-hari besar nasional seperti Hari Guru Nasional ini, sedikitnya mempunyai tiga makna. Pertama, reflektif kesejarahan, yakni merenungkan kembali nilai-nilai kemulyaan yang terkandung dalam Hari Guru yang bisa dijadikan momentum untuk merefleksikan diri terhadap langkah panjang yang telah dilalui terkait dengan cita-cita awal dalam mendorong lahirnya Hari Guru Nasional.

Kedua, introspeksi kekinian adalah upaya untuk introspeksi terhadap perjalanan yang telah dilakukan dalam konteks kekinian. , Ketiga,lanjut Mendiknas, antisipatif futuris, yaitu menatap masa depan yang lebih baik dengan memberikan modal ilmu, modal kepribadian dan modal budaya yang unggul kepada anak-anak sebagai penerus bangsa.

Guru merupakan faktor penentu utama proses pendidikan dan pembelajaran, karena tidak ada guru maka tidak ada pula pendidikan. Sehingga dengan sentuhan guru profesional yang bermartabat, terlindungi, dan sejahtera, maka anak-anak bangsa akan menerima proses pembelajaran yang mendidik dan bermutu.

"Prestasi, keteladanan dan kepeloporan para guru yang telah ditunjukkannya semasa revolusi hingga sekarang merupakan semangat dan tradisi perjuangan yang perlu terus menerus diselaraskan, seiring dengan cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya. Untuk mengantisipasi hal itu, tidak berlebihan kiranya harapan masa depan bangsa Indonesia dipertaruhkan kepada mereka yang berprofesi sebagai guru", kata Mendiknas.(AND) -Sidiknas-


Sabtu, 05 Desember 2009

Guru Dituntut Dapat Berperan Multifungsi

Jakarta, Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono mengemukakan, perjalanan sejarah bangsa-bangsa di dunia telah mengajarkan...

bahwa bangsa yang maju, modern, sejahtera, dan bermartabat adalah bangsa yang memiliki sistem dan praktek pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang bermutu merupakan syarat utama untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang unggul dan maju.

Hal tersebut disampaikan Presiden pada acara Puncak Peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2009 dan HUT Ke-64 PGRI di Stadion Tenis Indoor, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, pada Selasa, (01/12).

Presiden mengatakan, pendidikan yang bermutu akan sangat tergantung pada keberadaan guru yang bermutu yaitu guru yang profesional, sejahtera, dan bermartabat. Memasuki abad 21 yang dikenal sebagai abad pengetahuan, tatanan pembangunan pendidikan tidaklah semakin ringan. Maka sosok guru di abad pengetahuan ini harus ditandai dengan keteguhan iman dan taqwa, tingginya semangat nasionalisme, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta wawasan yang jauh ke depan.

Lebih lanjut Presiden mengatakan bahwa paradigma pembangunan pendidikan telah memasuki ranah yang makin kompleks. Oleh karena itulah paradigma pendidikan di abad ke-21 menuntut perubahan peran guru. "Guru harus mampu menjadi insan pendidik yang makin profesional, kreatif, dan dinamis. Insan pendidik yang sanggup menciptakan suasana dan lingkungan belajar yang inovatif. Insan pendidik yang sanggup menunaikan peran multifungsi sebagai fasilitator, motivator, komunikator, transformator, bahkan sebagai agen perubahan," katanya.

Sejalan dengan itu, Presiden mengatakan bahwa guru harus mampu melakukan reformasi metodologi pembelajaran yang berorientasi kepada murid dan bukan kepada guru. Dengan peran multifungsi itu para guru diharapkan mampu memberikan pengetahuan dan teknologi sekaligus mampu membentuk sikap jiwa dan karakter murid-muridnya agar mampu bertahan di era kompetisi yang semakin ketat di abad ke-21 ini. "Guru yang mampu membawa perubahan peradaban bagi generasi yang sedang tumbuh mekar," ujarnya.

Dalam Sambutannya, Presiden berpesan, kepada Mendiknas, agar terus memberikan perhatian yang besar pada pembinaan dan peningkatan profesi para guru dan dosen. "Percepat upaya peningkatan kualifikasi guru melalui pengakuan atas pengalaman kerja dan hasil belajar bagi guru yang akan melanjutkan studi ke jenjang S1," katanya.

Demikian juga kepada para pimpinan dan segenap jajaran PGRI, Presiden meminta, untuk terus meningkatkan kualitas dan profesionalisme para guru. "Berikan dukungan pada upaya pemacuan profesi, peningkatan kompetensi, pembinaan karir, perluasan wawasan, perlindungan profesi, serta peningkatan kesejahteraan guru," katanya.

Serta, kepada para gubernur, bupati, dan walikota, Presiden meminta, agar melanjutkan semua upaya yang mendukung pengembangan profesi bagi para guru di wilayahnya. Menerapkan kebijakan peningkatan kualitas guru yang makin terstruktur dan makin sistematis. Kemudian, memberikan bantuan dan memperluas peluang bagi para guru dalam mengikuti program sertifikasi agar mereka dapat terus meningkatkan kualifikasinya. "Lakukan kerjasama dengan semua pihak terkait. Kaji dan telaah dengan seksama pola pendistribusian guru di wilayah saudara masing-masing, dan salurkan sumbatan atas berbagai hambatan birokrasi dalam proses sertifikasi para guru," katanya.

Pada Kesempatan ini pula, Presiden memberikan penganugerahan tanda kehormatan Republik Indonesia berupa Satya Lencana Pembangunan dibidang Pendidikan kepada dua Gubernur dan lima Bupati Walikota yang mempunyai komitmen tinggi dalam meningkatkan mutu guru dan tenaga kependidikan. Selain itu, satya lencana pendidikan juga diberikan kepada enam Guru, dua Kepala Sekolah, dua Pengawas Sekolah, dan satu Pamong Belajar serta satu Penilik yang berprestasi dan berdedikasi luar biasa dalam melaksanakan tugas profesionalnya. (AND) -Sidiknas-

Minggu, 30 Agustus 2009

Mendiknas: Reformasi Pendidikan bisa Dinikmati 2014/2015 Mendatang


AKARTA, Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo mengatakan, hasil 10 tahun reformasi di bidang pendidikan nasional...

baru bisa dinikmati oleh masyarakat Indonesia pada 2014/2015 mendatang.

Hal tersebut dikatakan oleh Mendiknas di acara 'Silaturahmi Mendiknas dengan para Penerima Penghargaan Keteladanan Bidang Pendidikan 2009', di Jakarta, Sabtu (15/7). Mendiknas Bambang mengatakan, reformasi sudah dilakukan oleh Depdiknas di seluruh aspek pendidikan nasional mulai dari kurikulum, guru, sarana dan prasana, proses pembelajaran, manajemen satuan pendidikan dan lain-lainnya.

"Semuanya sudah kita sentuh dengan reformasi pendidikan dengan harapan menjadikan bidang pendidikan sebagai lokomotif bagi kemajuan negara ini," tandas Mendiknas kepada para wartawan.

Dengan reformasi tersebut, kata Mendiknas, dalam Era Kabinet Indonesia Bersatu para guru telah mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah. Hal itu dimulai dari pencanangan oleh Presiden RI tentag Guru sebagai Profesi pada 2 Desember 2004 silam. Setahun kemudian, lahir UU Nomor 14 tentang Guru dan Dosen, yang diikuti pula dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2005 tentang Guru, PP Nomor 41 tahun 2009 tentang Tunjangan Profesi Guru, Tunjangan Profesi Dosen, Tunjangan Khusus bagi Guru yang bertugas di Daerah Khusus dan Tunjangan Kehormatan bagi Guru Besar.

"Kita lipatkan azas pendidikan sesuai paradigma pendidikan nasional yaitu sebagai pembelajaran, bahwa dari menteri sampai anak didik adalah ingin belajar, belajar hingga akhir hayat," tandas Mendiknas. LTF -Kompas.com-

Penghargaan untuk Guru Berprestasi Tingkat Nasional

Jakarta, - Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas), Bambang Sudibyo membuka Acara Penyerahan Penghargaan kepada Guru Berprestasi,...

Guru Dacil dan Guru Pendidikan Luar Biasa/Pendidikan Khusus Berdedikasi Tingkat Nasional, di Plaza Mandiri, Jumat (14/8). Malam penghargaan Guru Berprestasi “Pengabdianmu Mencerdaskan Anak Bangsa” demikian temanya.

Dalam rangka menyambut perayaan 64 tahun kemerdekaan Indonesia, melalui program Mandiri Peduli Pendidikan memberikan apresiasi sebesar Rp 1,732 miliar kepada 231 guru berprestasi dari 33 provinsi di Indonesia dimana setiap guru akan menerima Rp 7,5 juta dengan rincian, sebesar Rp 990 juta akan diserahkan kepada 132 guru berprestasi tingkat nasioanal. Rp 247,5 juta akan diserahkan kepada 33 guru pendidikan luar biasa (PLB) berdedikasi tingkat nasional, dan Rp 495 juta akan diberikan kepada 66 guru SD daerah khusus/terpencil berdedikasi tingkat nasional.

Acara ini dihadiri para guru terpilih dari seluruh pelosok tanah air, yaitu terdiri dari guru berprestasi sebanyak 126 orang, guru SD berdedikasi di daerah khusus sebanyak 66 orang, guru PLB/PK berdedikasi sebanyak 32 orang. Guru berprestasi yang diundang ke Jakarta merupakan hasil seleksi yang ketat.

Dalam sambutannya, Mendiknas mengatakan, “Penghargaan kepada guru berprestasi dan berdedikasi secara eksplisit telah dinyatakan dalam Undang-undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru”. Di dalam Undang-undang dan Peraturan Pemerintah ini diamanatkan beberapa hal. Pertama, penghargaan dapat diberikan oleh pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, organisasi profesi, dan/atau satuan pendidikan. Kedua, penghargaan dapat diberikan pada tingkat satuan pendidikan, tingkat desa/kelurahan, tingkat kecamatan, tingkat kabupaten/kota, tingkat provinsi, tingkat nasional, dan/atau tingkat internasional.

“Guru harus pandai bersyukur, kuncinya pandai bersyukur dengan rajin berapresiasi”, ucap Mendiknas.

Pemilihan Guru Berprestasi dilaksanakan secara berjenjang. Pada tingkat satuan pendidikan dilaksanakan pada bulan April 2009, tingkat Kecamatan pada pertengahan Mei 2009, tingkat Kabupaten/Kota pada pertengahan Juni 2009, tingkat Provinsi pada Juli 2009 dan tingkat Nasional pada Agustus 2009.

Peningkatan kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi pendidikan tenaga kependidikan secara massal yang dilaksanakan sejak tahun 2007 akan terus didorong, sehingga diharapkan pada tahun 2014 atau 2015, sesuai dengan amanat UU No. 14 Tahun 2005 semua guru telah berkualifikasi S1/D-IV dan memiliki sertifikat pendidik.

Apresiasi ini diharapkan bisa memacu kreativitas para guru sehingga bisa bermanfaat bagi anak didik dan meningkatkan aktivitas guru dalam menambah khasanah ilmu pendidikan bagi generasi penerus bangsa. (ALI) -Sidiknas-

Selasa, 21 Juli 2009

Guru Harus Jadi Fasilitator di Kelas

Yogyakarta, - Guru harus bisa menjadi fasilitator dalam kelas, sehingga mendorong terciptanya suasana kelas yang nyaman, menyenangkan dan tidak kaku.
Suasana kelas harus nyaman serta menyenangkan, dan guru bisa berperan menciptakan suasana seperti itu, kata penanggung jawab Program Magister Manajemen (MM) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Dr Heru Kurnianto Nugroho seperti diberitakan Antara, Jumat (3/7).
Pengelolaan sebuah institusi pendidikan dalam lingkup kelas perlu kemampuan manajerial. Kemampuan manajerial itu dalam hal bagaimana guru mengelola siswa sehingga mendorong siswa lebih kritis dan tidak pasif, katanya.

Guru adalah profesi yang mulia, sehingga harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab sebagai pengabdian. Guru yang baik akan selalu berusaha menjadikan dirinya profesional dalam mengemban tugas-tugas yang diberikan kepadanya.
Saat ini banyak guru masih menjadikan sumber ilmu adalah dirinya sendiri. Padahal, sumber ilmu bukan hanya dari guru, tetapi juga sumber-sumber lain seperti buku, internet, dan dari siswa, katanya.
Sebagai bentuk upaya peningkatan profesionalisme guru dalam hal kemampuan manajerial, Program MM UMY akan mengadakan seminar bertema the art of teaching di kampus terpadu UMY pada 5 Juli 2009.
Seminar diadakan bekerja sama dengan Kualitas Pendidikan Islam (KPI) Surabaya, Persaudaraan Guru Sejahtera Indonesia (PGSI) DIY, dan Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia, katanya.
Kegiatan tersebut diharapkan dapat membangun budaya mutu dan sadar mutu guru serta meningkatkan kemampuan guru, memperluas wawasan serta keterampilan mengajar guru.
Selain itu guru dapat membuat rekomendasi dan komitmen untuk membangun sekolah yang berkualitas. Ruang kelas dengan guru yang profesional dan memiliki manajerial bagus, akan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, dan siswa menjadi lebih aktif serta kritis, katanya. -Pelita-

Sabtu, 20 Juni 2009

Sekolah Gratis Masih Buka Peluang Terjadi Pungutan

SOLO--MI: Kebijakan sekolah gratis yang digembar-gemborkan pemerintah saat ini masih sangat lemah. Bahkan di sisi lain masih berpeluang memunculkan praktik pungutan karena pemerintah hanya menanggung biaya operasional non personal.

Artinya, biaya yang ditanggung oleh pemerintah sebatas biaya operasional lembaga dan belajar mengajar, seperti listrik, air, telepon dan sarana dan prasarana belajar di dalam kelas seperti kapur tulis dan sebagainya.

Sementara itu, untuk kebutuhan siswa, salah satunya buku pelajaran, menjadi tanggungan siswa. Padahal, celah itulah yang selama ini sering dimanfaatkan pengelola sekolah untuk memungut uang dari orang tua siswa.

Sekretaris Jenderal Departemen Pendidikan Nasional Dodi Nandika ketika dimintai konfirmasi di sela-sela kehadirannya di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jawa Tengah, Sabtu (23/5) tidak menampik hal itu.

"Kami mengaku ini (sekolah gratis) belum sempurna dan baru merupakan standar pelayanan minimum. Pungutan masih ada, meskipun mungkin tidak banyak lagi," katanya seusai menjadi keynote speech pada Sarasehan Peran Perguruan Tinggi dalam Membangun Etika Bangsa di Auditorium UNS.

Dodi menambahkan, pemerintah memang memiliki niat untuk menggratiskan secara penuh wajib belajar sembilan tahun. Namun, hal itu belum dapat dilakukan saat ini karena biaya yang dibutuhkan sangat besar.

Sekarang saja, untuk memenuhi Biaya Operasional Sekolah (BOS), ujarnya, anggaran yang dialokasikan pemerintah mencapai Rp14 triliun. Untuk menjalankan sekolah gratis secara utuh, biaya yang dibutuhkan sekitar dua kali lipat jumlah anggaran tersebut.

"Jadi, memang belum ideal. Tetapi di tujuh provinsi antara lain Sumatra Selatan, Kalimantan Timur, dan Jawa Barat, sudah bisa gratis. Itu karena kepala daerahnya mau merogoh kantong untuk biayanya," tambah Dodi.

Kendati dalam pelaksanaannya belum sempurna, untuk sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama negeri (SMPN) Depdiknas menggariskan secara tegas tidak boleh ada pungutan dalam bentuk apapun. Kecuali untuk sekolah yang berstatus sekolah berstandar internasional atau rintisan sekolah berstandar internasional.

Pungutan, menurut definisi Dodi, adalah permintaan biaya yang dilakukukan secara teratur dalam waktu tertentu dan atau sumbangan yang besarannya sudah ditentukan. "Kalau terjadi seperti itu, itu namanya pungutan, tidak boleh," tandasnya.

Kelulusan di Sejumlah SMP di Jakarta 100%

Metrotvnews.com, Jakarta: Hasil ujian nasional tingkat SMP diumumkan serentak Sabtu (21/6) hari ini. Tingkat kelulusan sejumlah sekolah di Jakarta mencapai 100 persen. Misalnya, di SMP 173 Jakarta Utara. Seluruh siswa yang mengikuti ujian nasional di sekolah ini dinyatakan lulus.

Pengumuman kelulusan 327 siswa tersebut dilakukan melalui pos yang diantar petugas khusus sekolah ke rumah siswa serta ditempel di papan pengumuman sekolah. Nilai rata-rata siswa SMP 173 mencapai 7,21 dari empat mata pelajaran, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Tingkat kelulusan 100 persen juga berhasil dicapai SMP Negeri 30. Sebanyak 360 siswa mengetahui kelulusan mereka melalui surat yang diantar ke rumah. Hasil ujian nasional juga dipasang di papan pengumuman sekolah agar para siswa dapat melihat nilai mereka.

Pengumuman hasil ujian nasional tingkat SMP juga dilakukan secara serentak di Tangerang, Banten. Dari 22 ribu siswa SMP yang mengikuti ujian nasional hanya 126 siswa dinyatakan tidak lulus.

Pengumuman hasil ujian SMP di Tanggerang juga dihadiri orang tua murid. Seperti terlihat di SMP Negeri 1 Tangerang. Tingkat kelulusan siswa di SMP ini mencapai 100 persen dengan angka tertinggi mencapai 38,1. Dedangkan angka rata-rata siswa mencapai 34,76 dengan klasifikasi angka A.

Para siswa yang berhasil lulus tak kuasa menahan kegembiraaan. Mereka berteriak gembira setelah kepala SMP 1 Tangerang mengumumkan hasil ujian di panggung sekolah.(DOR)

Jumlah Siswa Lulus UN di DKI Alami Kenaikan

Jakarta, Banyak siswa SMA di DKI Jakarta yang memperoleh nilai 10 dalam Ujian Nasional (UN) tahun 2009. Untuk Program IPA,...

yang memperoleh nilai 10 untuk mata pelajaran (Mapel) matematika sebanyak 58 siswa, Mapel kimia sebanyak 115 siswa, dan Mapel fisika 22 siswa.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta H Taufik Yudi Mulyanto mengatakan kepada Pelita di Jakarta, kemarin.
Sedangkan, untuk Program IPS, siswa yang memperoleh nilai 10 untuk mata pelajaran matematika 55 siswa, ekonomi 8 siswa, sosiologi 3 siswa dan geografi 10 siswa.

Untuk Program Bahasa, kata Taufik, yang memperoleh nilai 10 sebanyak 2 siswa untuk bahasa asing. Menurutnya, patut bersyukur karena jumlah siswa yang lulus ujian nasional tahun ini sebanyak 55.530 siswa atau 96,56 persen. Sedangkan yang tidak lulus 1.979 siswa (3,4 persen). Yang lulus mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya 92 persen.

Sementara itu, Kepala Bidang SMP/SMA Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta H Amsani Idris didampingi Kasi Kurikulum Bidang SMP/SMA H Budiana mengatakan berdasarkan data yang ada, selain siswa di SMA Negeri banyak juga siswa di sekolah Islam yang memperoleh nilai 10 untuk mata pelajaran program IPA maupun IPS. Sedangkan jumlah nilai total tertinggi se DKI Jakarta ( rangking pertama) diraih Mochamad Riko Yurisdiarto siswa SMA Lab School Jakarta dengan nilai total 55,05. (Bhs Indonesia 8.40, inggris 9.40, matematika 9.75, ekonomi 9.50, sosial 9.50, geografi 8.50)

Untuk Program IPA, Alifah Syamsiyah siswa SMA Islam Al-Azhar Syifa Budi Jakarta memperoleh nilai 10 untuk mata pelajaran matematika. Untuk program IPS, Ade Dian Ramadhanti siswa SMA Islam Al-Azhar I memperoleh nilai 10 untuk mata pelajaran matematika, Clarissa Zaskia Larasati, siswa SMA Islam Al-Azhar I memperoleh nilai 10 untuk mata pelajaran matematika. Dian Hanasari Devie, siswa SMA Al-Azhar I memperoleh nilai 10 untuk mata pelajaran matematika. Sigit Septo Pambudi, siswa SMA Islam Al-Azhar I memperoleh nilai 10 untuk mata pelajaran matematika. Hanifah Rahmani Nursanti, siswa SMA Islam Al-Azhar I memperoleh nilai 10 untuk mata pelajaran kimia.
Bintang Dwita Widhana, siswa SMA Labschool Kebayoran, raih nilai 10 program IPA untuk mata pelajaran kimia. Tania Paramita, siswa SMA Labschool kebayoran, raih nilai 10 program IPA untuk mata pelajaran kimia. Sari Handayani, siswa SMA Labschool Jakarta raih nilai 10 program IPS untuk mata pelajaran matematika.

Sementara itu, siswa di SMA Negeri yang memperoleh nilai 10, diantaranya siswa SMA Negeri 8 untuk program IPA, memperoleh nilai 10 untuk mata pelajaran matematika. Mereka yakni, Atika Amalia, Aryazka Nuzuliana, Bimo Anondia Hernowo, Davrina Rianda Davron, Dera Hafiyyan Supriyo Suromo, Erwin Ardian Noor, Imam Tongku Padesma Ritonga, Miranda Adianti, Mohammad Rizqi Hafiyyandi, Muncieto Andreas, Nila Gita Cahyani Sheli Azalia. Program IPA untuk mata pelajaran Kimia di SMA 8 yang memperoleh nilai 10, yakni Biesmodjo Ady Widjanarko, Gabrisia Anindiatri, Muthia Astari, Nindya Adisti, Rizki Satya Utami, Rivanti Irmadalena Devina. Sedangkan untuk program IPS di SMA 8 yang memperoleh nilai 10 untuk mata pelajaran matematika, yakni Octavia Eka Diningrum.

SMA 70 program IPA yang memperoleh nilai 10 untuk mata pelajaran kimia, yakni Adi Setyo Panduwirawan, Rizka Widyarini, Yosaka Eka Putranta.

SMA 68 program IPA yang memperoleh nilai 10 untuk mata pelajaran kimia, yakni Deta Raisa, Galih Nurhidayat, M. Iqbal, Theodora Katherine. Untuk program IPA mata pelajaran matematika, yakni Sharlita Lutfiah. Untuk Program IPS mata pelajaran matematika, yakni Andanawari Satwika.

SMA 80 program IPS yang memperoleh nilai 10 untuk mata pelajaran matematika, Andi Hernawati, Catur Rahmad Sugiarto, Citra Oktavia Puryani, Debora Rohayati, Herlina, Sigit Setyo Pambudi, Syifa Laily Izzi. SMA 78, yakni Airin, SMA 114 Ashriyani, Harun Ar Rasyid, Ratna Ningsih, SMA 39 Gita Krishanti, Irfan Ramadhan, Kuncoro Wicaksono, SMA 98 Gunawan Rusandi, SMA 77 Ilham Wahyu Nugroho, SMA 72 Irmawati, SMA 47 Monica Vanesa.

Untuk program IPA, mata pelajaran kimia yang memperoleh nilai 10 yakni SMA 39 Andri Wijayanto, Gita Isma Pratiwi, Misbah Burhanudin, SMA 81 Andriany, SMA 13 Bimo Ary Pujangga, Devy Yuliana, Leonardo Pratama, Maria Qibtiyah, SMA 77 Cut Keumala, Yuki Desiandini, Nur Ali, Zainul Fikri, SMA 78 Denissa Pramesty, Hendrick, SMA 81 Desiyantri Siti Pinundi, Iqrar Mulfi, 66 Farizan Rahmat, SMA 84 Fazlur Rahman, SMA 14 Fizaura Unsa, SMA 73 I Gusti Ngurah Ariawan, Lena Indriyanti, SMA 26 Indriyani, SMA 78 Karina Maharanie, Melani Hapsari, Nico Kamarullah, Rizky Gillant, Zafira Putri, SMA 61 Putra Anugrah Pratama, Raden Roro Arum, SMA 34 Rina Puspita, SMA 90 Sari Utami, SMA 34 Soka Pradita. (kim) -Harian Umum Pelita-

Minggu, 31 Mei 2009

Keamanan Pelabuhan Bakauheni dan Panjang Ditingkatkan

Keamanan Pelabuhan Bakauheni di Kabupaten Lampung Selatan dan Pelabuhan Panjang di Kota Bandarlampung ditingkatkan menjelang kampanye pilpres, baik di kawasan pelabuhan maupun di kapal-kapal feri yang melayari rute Bakauheni (Lampung)-Merak (Banten).

Adpel Pelabuhan Panjang yang juga membawahi Pelabuhan Bakauheni HTP Hutasohit mengatakan, peningkatan pengamanan itu tidak akan mengganggu kenyamanan para penumpang.

"Sampai sekarang, kondisi keamanan dan ketertiban di kedua pelabuhan itu tetap kondusif," katanya.

Pelabuhan Bakauheni adalah pintu pengiriman barang, terutama hasil bumi dari Sumatra ke Jawa. Hampir semua produk dari Jawa dikirim ke Sumatra melalui pelabuhan itu.

Sedang Pelabuhan Panjang adalah pelabuhan utama ekspor-impor barang di Sumatra bagian selatan.

Untuk meningkatkan keamanan pelabuhan itu, dermaga pelabuhan rakyat (pelra) di Pelabuhan Panjang rencananya dipindahkan karena keberadaannya tidak lagi cocok dengan faktor keamanan dan status Pelabuhan Panjang sebagai pelabuhan internasional.

Dermaga pelra itu akan dipindahkan ke tiga alternatif yakni Terminal Sukaraja, Lempasing dan Srengsem. Mengenai waktu pemindahannya, hal itu sampai sekarang masih dibahas Pemprov Lampung bersama pihak-pihak terkait lainnya.

"Sebagai pelabuhan internasional, seharusnya di dermaga Pelabuhan Panjang hanya bersandar kapal- kapal negara, bukan kapal pelra antarpulau. Meski demikian, pemerintah tetap membina pelra agar mampu mandiri dan berkembang," kata Hutasohit.

Di pelabuhan internasional lainnya di Indonesia, seperti Tanjungpriok (Jakarta), Tanjungmas (Semarang) dan Tanjungperak (Surabaya), tidak ada lagi pelra.

Di dermaga pelra di Pelabuhan Panjang disandari kapal-kapal kayu antarpulau. Kapal kayu itu umumnya mengangkut berbagai komoditas, seperti beras, gula, minyak sawit, pupuk, beras dan hasil bumi ainnya.

Kapal pelra itu berlabuh cukup lama di pelabuhan, atau berlabuh atau berlayar tanpa perencanaan, sehingga mengganggu faktor keamanan Pelabuhan Panjang yang telah mendapatkan International Ship and Port Facility Security (ISPS) Code.

Indonesia Bakal Miliki Perpustakaan Termodern di Dunia

Indonesia bakal memiliki perpustakaan termodern, terbesar dan terindah di dunia yang akan berlokasi Universitas Indonesia (UI) Depok di areal seluas 2,5 hektare.

Pihak Rektorat UI dalam siaran persnya di Jakarta, Sabtu menyebutkan, gedung perpustakaan yang memiliki luas bangunan 30.000 m2 serta terdiri atas delapan lantai yang pemancangan tiang perdana akan dilakukan Senin 1 Juni 2009 itu ditargetkan pembangunnya selesai pada Desember 2009.

Deputy Director Corporate Communications UI Devie Rahmawati menyatakan, proyek yang merupakan pengembangan dari perpustakaan pusat yang dibangun tahun 1986-1987 itu didanai oleh pemerintah dan industri dengan anggara sekitar Rp100 miliar.

Gedung perpustakaan tersebut dirancang dengan konsep "sustainable building" yang mana kebutuhan energi menggunakan sumber terbarukan yakni energi matahari (solar energy) selain itu di dalam gedung tidak diperbolehkan menggunakan plastik.

Area baru tersebut bebas asap rokok, hijau serta hemat listrik, air dan kertas hingga hal inilah yang menjadikan sebagai perpustakaan terbesar, termodern dan terindah di dunia.

Perpustakaan pusat UI tersebut akan mampu menampung sekitar 10.000 pengunjung dalam waktu bersamaan atau sekitar 20.000 orang per hari selain itu juga akan menampung 3-5 juta judul buku.

Sistem ICT mutakhir juga akan melengkapi perpustakaan tersebut sehingga memungkinkan pengunjung leluasa menikmati sumber informasi elektronik seperti e-book, e-journal dan lain-lain.

Sedangkan perpaduan gaya arsitektur yang unik serta lokasi perpustakaan di tepian danau Kenanga UI yang ditumbuhi pepohonan besar berusia 30 tahun akan merupakan keindahan bagi perpustakaan tersebut.(ANT)

Pengumuman Kebijakan BOS Depdiknas tahun 2009

Berikut 5 Kebijakan BOS Depdiknas tahun 2009:

1. Biaya satuan BOS, termasuk BOS Buku, per siswa/tahun mulai januari 2009 naik secara signifikan menjadi: SD dikota Rp 400 ribu, SD di kabupaten Rp 397 ribu, SMP di kota Rp 575 ribu, dan SMP di kabupaten Rp 570 ribu.
2. Dengan kenaikan kesejahteraan guru PNS dan kenaikan BOS mulai januari 2009, semua SD dan SMP negeri harus membebaskan siswa dari biaya operasional sekolah, kecuali RSBI dan SBI.
3. Pemda wajib mengendalikan pungutan biaya operasional di SD dan SMP swasta sehingga siswa miskin bebas dari pungutan tersebut dan tidak ada pungutan berlebihan kepada siswa mampu.
4. Pemda wajib mensosialisasikan dan melaksanakan kebijakan BOS tahun 2009 serta menyanksi pihak yang melanggar.
5. Pemda wajib memenuhi kekurangan biaya operasional dari APBD bila BOS dari Depdiknas belum mencukupi.

Penghargaan Presiden di Hari Pendidikan

BANDUNG -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan penghargaan kepada tiga rektor perguruan tinggi di Indonesia...

yang telah menaikkan derajat bangsa dengan membawa tiga universitas tersebut menjadi salah satu universitas kelas dunia (world class university). Ketiga pimpinan perguruan tinggi tersebut adalah rektor Institut Teknologi Bandung (ITB), UGM, dan rektor Universitas Indonesia (UI).

Ucapan selamat itu disampaikan pada perayaan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2009 di Gedung Sabuga ITB Bandung, Selasa (26/5). Penghargaan yang sama juga diberikan kepada elemen pendidikan seperti guru, kepala sekolah serta para pelajar Indonesia yang telah berhasil mengharumkan nama bangsa dengan menjuarai olimpiade pendidikan tingkat internasional.

Berikut daftar penerima penghargaan yang diserahkan langsung oleh Presiden SBY.

* Penghargaan Tanda Kehormatan Satya Lencana Pendidikan untuk delapan orang yang terdiri atas dua orang kepala sekolah, dua orang pengawas sekolah, dan empat orang guru di daerah terpencil.
* Penghargaan Peraih Medali Emas Satya Lencana Wira Karya Olimpiade Internasional yang diawakili oleh empat orang siswa SD, SMP, SMA dan SMK.
* Penghargaan Piagam Widyakrama Program Wajib Belajar Dikdas 9 Tahun Berprestasi kepada 10 Kepala Daerah seperti Gubernur Bangka Belitung, Gubernur Sumatera Selatan serta Walikota Depok.
* Penghargaan Piagam World Class University kepada tiga rektor PTN, yakni Rektor ITB, Rektor UGM dan Rektor UI.
* Penghargaan Piagam Adi Bahasa kepada tiga Gubernur, yakni Gubernur Jawa Timur, Sumatera Barat dan Sulawesi Barat.
* Penghargaan Piagam Pembangunan Madrasah Bertaraf Internasional kepada 12 kepada Walikota/Bupati seperti Walikota Batam, Palu serta Bupati Indramayu.ant/bur -Republika-

Pendidikan Gratis Sesuai UU

SEMARANG -- Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo menegaskan pemerintah akan memakzulkan (impeach)...

atau menuntut sekolah-sekolah negeri jika tidak menyelenggarakan pendidikan gratis untuk tingkat SD-SMP. "Tergantung siapa pihak yang tidak mau melaksanakannya," tegas Mendiknas usai menghadiri Rapat Koordinasi Nasional Jaringan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan 2009 di Hotel Patra Jasa Semarang, Rabu (27/5).

Bambang menandaskan lagi sikap pemerintah untuk menggratiskan pendidikan dari tingkat SD sampai SMP dan berlaku di seluruh wilayah Indonesia. Dia menyebut aturan ini sudah diatur dalam UU APBN 2008, UU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), maupun UUD 1945.

Mendiknas menyebut sejumlah provinsi yang telah menyelengarakan pendidikan gratis. Yakni, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Maluku.

Menurut dia, pendidikan gratis sudah harus dilaksanakan pada tahun ini, terutama pada tingkat SD-SMP Negeri. Bahkan, beberapa daerah sudah memperluas pelaksanaannya mencakup SMA, SMK, madrasah dan sekolah swasta, sesuai kemampuan dan komitmen daerah masing-masing.ant/bur -Republika-

Minggu, 19 April 2009

Depdiknas-Telkom Teken Kontrak Sewa Bandwith Jardiknas

Jakarta, Senin (13 April 2009) -- Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) dan PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk pada Senin (13/04/2009) di Depdiknas, Jakarta melakukan penandatanganan kontrak sewa bandwith Jardiknas (Jejaring Pendidikan Nasional). Ruang lingkup kontrak meliputi zona sekolah dan zona kantor.

Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dilakukan oleh Kepala Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Depdiknas Lilik Gani dan Direktur Enterprises dan Wholesale Telkom Arief Yahya disaksikan oleh Staf Ahli Menteri Bidang Mutu Pendidikan Harina Yuhetty.

Pada zona sekolah nilai penawaran sebanyak Rp.62.665.750.000,00 meliputi 17.500 lokasi, sedangkan untuk zona kantor sebanyak Rp.98.865.987.000,00 meliputi 939 lokasi.

Harina menyampaikan, Jardiknas di samping memberikan layanan e-administrasi di lingkungan Depdiknas, juga diharapkan mampu menjadi pendukung sistem pelaporan Depdiknas dalam sistem pengendalian operasi RI. Dia mengatakan, mengacu Instruksi Presiden No.5 Tahun 2008 tentang Fokus Program Ekonomi Tahun 2008 - 2009, pemerintah akan melakukan percepatan penyediaan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK). "Harapannya pada Desember 2009 dapat menghubungkan 39.000 lebih node di kantor dinas pendidikan, kabupaten, sekolah, dan perguruan tinggi di seluruh Indonesia," katanya.

Di samping itu, kata Harina, Inpres tersebut juga mengamanatkan kepada Depdiknas untuk menyediakan fasilitas internet gratis bagi SMA sederajat di seluruh Indonesia sebanyak 7.000 SMA hingga mencapai 17.000 SMA. "Jardiknas harus terus menerus dikembangkan baik dalam aspek layanan maupun dalam aspek kuantitas titik node secara merata di seluruh provinsi dalam rangka memperluas akses dan pemerataan layanan, serta meningkatkan mutu pendidikan nasional yang berbasis TIK di semua jenis pendidikan, jalur, dan jenjang," katanya.

Arief mengatakan, Telkom telah melakukan sosialisasi program Internet Goes to School kepada sebanyak 7.000 sekolah. Kemudian, kata dia, mendidik ribuan guru melalui program Bagimu Guru dan Hormati Guru. "Hal tersebut menjadi cikal bakal zona sekolah atau schoolnet," katanya.

Selanjutnya, kata Arief, bersama - sama Depdiknas melakukan roadshow ke tujuh kota besar di Indonesia. Dia mengatakan, kegiatan yang dilakukan adalah mengundang seluruh perguruan tinggi di Indonesia dalam payung smart campus yang kelak menjadi zona perguruan tinggi. "Diharapkan dengan komitmen dan konsistensi kita yang ikut membangun pendidikan ini akan sesuai dengan roadmap yang telah dibuat oleh Depdiknas," katanya.

Arief mengatakan, dalam waktu dekat Telkom akan meluncurkan program Indismart untuk mengembangkan konten. "Mahasiswa - mahasiswa ITB akan kita fasilitasi untuk mengembangkan konten. Hasilnya wajib di upload di portal Jardiknas," katanya.***

Sumber: Pers Depdiknas

UN Jadi Bahan Seleksi Masuk PTN

Jakarta, Mulai tahun 2009, pihak Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) akan mengintegrasikan hasil ujian nasional (UN)..

SMA dengan ujian masuk perguruan tinggi negeri (UMPTN). Hal tersebut dilakukan sebagai upaya mempermudah mahasiswa masuk ke PTN.
Tahun ini akan kita ujicobakan hasil UN SMA bisa untuk menjadi bahan seleksi masuk PTN,kata Mendiknas Bambang Sudibyo disela peresmian 4 gedung baru di lingkungan Universitas Terbuka dan 9 gedung unit program belajar jarak jauh (UPBJJ) yakni UPBJJ Medan, Padang, Jambi, Bengkulu, Batam, Serang, Purwokerto, Surakarta dan Mataram, di UT Jakarta, Senin (13/4).

Bambang Sudibyo mengatakan bahwa ide penggabungan dua sistem tes tersebut adalah semata-mata agar tidak ada yang mubazir. Sebab menurutnya sistem evaluasi belajar melalui UN sebenarnya memiliki mutu dan kualitas yang bagus, tidak kalah dengan soal-soal testing masuk PTN.
Namun sayangnya sampai saat ini, belum ada PTN yang berinisiatif menggunakan hasil UN tersebut sebagai dasar untuk seleksi mahasiswa baru.

Di sisi lain Rektor Universitas Indonesia (UI) Gumilar R Soemantri mengaku UI belum berencana menggunakan hasil UN sebagai dasar seleksi masuk mahasiswa baru. Alasannya, UN berbeda dengan tes seleksi mahasiswa baru, dimana UN lebih kepada evaluasi hasil belajar, sedang tes seleksi mahasiswa baru adalah upaya menyiapkan siswa untuk mengikuti jenjang pendidikan selanjutnya.
Meski belum bersedia menerapkan ide pengintegrasian tersebut, diakui Gumilar gagasan pengintegrasian adalah sebuah gagasan yang baik. Setidaknya jika dua sistem testing digabungkan, akan jauh lebih murah dan efisien.

Tetapi ada baiknya sebelum diterapkan, gagasan tersebut harus dikaji lebih dahulu. Kita tidak ingin menempatkan mahasiswa yang benar-benar pandai ke tempat yang salah,jelasnya. (mth) -Harian Umum Pelita-

Jumat, 17 April 2009

1 Juta Tenaga Awasi UN

Akarta, Sebanyak 1.030.000 tenaga pengawas akan dilibatkan dalam penyelenggaraan ujian nasional SMP, SMA, SMK, dan Madrasah Aliyah.

Setiap pengawas akan bertugas mengawasi 10 peserta didik sehingga kemungkinan terjadinya kecurangan yang dilakukan siswa, guru, atau pihak-pihak lain bisa dihindari.

”Pengawasan ketat dilakukan untuk menjamin ujian nasional dilakukan secara jujur dan kredibel,” kata Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Mungin Eddy Wibowo di Jakarta, Kamis (16/4).

Di luar tenaga pengawas itu masih ada lagi tim pemantau independen dari unsur perguruan tinggi dan asosiasi profesi sebanyak 55.265 orang. Untuk pemantauan dan pengawasan ujian nasional (UN) SMP dan SMA sederajat tersebut dialokasikan dana dari APBN senilai Rp 83 miliar.

Mungin mengatakan, peran tim pemantau independen tidak lagi pasif atau sekadar melaporkan dugaan kecurangan. Jika petugas tim pemantau independen menemukan dugaan kecurangan pada saat pelaksanaan UN, mereka bisa minta izin kepada pengawas untuk sama-sama membuktikan dugaan tersebut.

Mungin mengingatkan, selama pelaksanaan UN hanya siswa dan pengawas yang diperbolehkan ada di dalam kelas.

”Kunjungan pejabat atau pihak lain yang hendak meninjau UN jangan sampai mengganggu konsentrasi siswa,” ujarnya menegaskan.

Secara terpisah, Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo mengatakan, UN sudah siap dilaksanakan.

Libatkan perangkat desa

Di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, sekitar 200 dosen Universitas Palangkaraya dan Sekolah Tinggi Agama Islam Palangkaraya akan diberangkatkan untuk mengawasi penyelenggaraan UN di 14 kota/kabupaten.

”Pengawas untuk sekolah yang jauh akan diberangkatkan Sabtu, sedangkan sekolah yang dekat dari Palangkaraya, tenaga pengawas akan diberangkatkan Minggu,” kata Pembantu Rektor Bidang Akademik Universitas Palangkaraya yang juga menjabat Koordinator Pengawas UN dari Universitas Palangkaraya, Kumpiady Widen.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalteng Hardy Rampay mengatakan, khusus sekolah di daerah terpencil yang tidak terjangkau tenaga pengawas dari Palangkaraya, aparat desa akan dilibatkan. ”Dalam hal ini, kepala desa dan panitia pelaksana ujian harus terlebih dulu berkoordinasi,” katanya.

Di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Dewan Pendidikan Kabupaten Brebes menerjunkan 236 orang yang terdiri atas mahasiswa dewan pendidikan dan aktivis pendidikan. Dari jumlah tersebut, 28 orang akan mengawasi pelaksanaan UN di tingkat SLTA sederajat, sedangkan 208 orang akan mengawasi pelaksanaan UN di tingkat SLTP.(ELN/CAS/WIE/IRE/HAN) -Kompas Edisi Cetak-

10.297.816 Siswa Akan Ikuti UASBN dan Ujian Nasional 2008/2009

Jakarta, Rabu (15 April 2009)--Sebanyak 10.297.816 siswa akan mengikuti...

Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) dan Ujian Nasional (UN) 2008/2009. Jumlah peserta UASBN SD/MI/SDLB sebanyak 4.514.024 siswa, sedangkan peserta UN SMP/MTs/SMPLB sebanyak 3.575.987 siswa. Adapun peserta UN SMA/MA/SMK sebanyak 2.207.805 siswa. Kelulusan ditargetkan mencapai 92 persen.

Hal tersebut disampaikan Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (Ka BSNP) Mungin Eddy Wibowo saat memberikan keterangan pers di Gerai Informasi dan Media Depdiknas, Jakarta, Rabu (15/04/2009) .

Eddy menyampaikan, UASBN SD/MI/SDLB akan dilaksanakan pada 11-13 Mei 2009, sedangkan UN SMP/MTs/SMPLB akan dilaksanakan pada 27-30 April 2009. Adapun UN SMA akan digelar selama lima hari pada 20-24 April 2009. Sementara UN SMK/SMALB akan berlangsung selama tiga hari pada 20-22 April 2009.

"Mata pelajaran yang diujikan dalam UN adalah kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan untuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan akan diujikan di sekolah yang akan dilakukan oleh guru," katanya.

Terkait persiapan penyelenggaraan UN dan UASBN, Eddy menyampaikan, pencetakan soal ujian telah dilakukan sejak 19 Maret 2009. Kemudian, kata dia, distribusi soal diharapkan tiga hari sebelum pelaksanaan ujian telah sampai di tingkat kabupaten/kota atau di rayon. "Sudah ada provinsi yang melakukan pendistribusian yaitu pada daerah-daerah yang jangkauannya jauh," katanya.

Eddy menyebutkan, penyelenggaraan ujian akan melibatkan sebanyak 1.030.000 pengawas. Setiap pengawas, kata dia, akan mengawasi sepuluh peserta didik. Penyelenggaraan ujian, lanjut dia, juga akan melibatkan tim pemantau independen dan pengawas satuan pendidikan dari unsur perguruan tinggi, widya iswara, dan asosiasi profesi non-PGRI sebanyak 55.265 orang. "Pengawasan dan pemantauan dilakukan pada ujian SMP/MTs/SMPLB dan SMA/MA/SMALB/ SMK," katanya.

Eddy menyebutkan, biaya penyelenggaraan UASBN sebanyak Rp.59.523.075. 000,00, sedangkan biaya UN SMP/MTs/SMPLB dan SMA/MA/SMALB/ SMK sebanyak Rp.296.099.583. 000,00. Kemudian, kata dia, biaya untuk pengawasan termasuk scanning sebanyak Rp.83 milyar.

Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas Burhanuddin Tolla mengatakan, paket soal UN dibuat berdasarkan pada standar kompetensi lulusan (SKL) lalu dikemas menjadi kisi-kisi soal. "Agar menjaga kebocoran soal maka dibuat paralel soal. Setiap provinsi bervariasi soalnya. Soal di DKI Jakarta berbeda dengan soal di Jawa Barat berbeda dengan soal di Aceh. Namun, kemungkinan ada yang sama sekitar lima sampai dengan sepuluh persen," katanya.

Mungin menambahkan, khusus untuk soal UASBN, penyelenggara tingkat pusat menyiapkan 25 persen butir soal, sedangkan penyelenggara tingkat provinsi menyiapkan 75 persen butir soal dan merakit master naskah soal. Adapun kriteria kelulusan UN Tahun 2008/2009 mengalami kenaikan nilai rata-rata 0,25 dibandingkan tahun 2007/2008, yaitu dari 5,25 menjadi 5,50.

Mungin menyampaikan, penyelenggaraan ujian juga akan diselenggarakan bagi sekolah Indonesia di luar negeri diantaranya di Belanda, Rusia, Mesir, Saudi Arabia, Pakistan, Myanmar, Thailand, Malaysia, Singapura, Jepang, Syria dan Filiphina

Mutu UT Tak Bisa Disamakan Dengan PTN

Tangerang - Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo mengatakan, mutu Universitas Terbuka (UT)..

tidak bisa disamakan dengan mutu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) sebab model pembelajarannya juga berbeda. Oleh sebab itu, UT harus mendesain model penjaminan mutu sendiri.

”Mutu UT tidak bisa disamakan dengan UI karena model pembelajarannya yang berbeda. Model penjaminan mutu untuk UT harus didesain tersendiri tanpa meniru model penjaminan mutu di UI maupun ITB,” tegas Mendiknas saat meresmikan empat gedung UT Pusat dan sembilan gedung Unit Program Belajar Jarak jauh (UPBJJ) di Pondok Cabe, Tangerang, Senin (13/4).


Dia menambahkan, UT tidak bisa mengandalkan pembelajaran tatap muka antara dosen dengan mahasiswa. Oleh sebab itu, harus dikembangkan model-model sumber belajar yang membuat mahasiswa UT belajar mandiri. ”UT harus mencari cara penjaminan mutu yang baik. Baik yang dimaksud bukan menurut rektor UT maupun Dirjen Dikti, melainkan menurut lembaga independen. UT termasuk anak emas saya. Jadi, jangan kecewakan saya,” lanjutnya.

UT dinilai merupakan kampiun akses pendidikan sebab banyak menampung mahasiswa di seluruh Indonesia. Rata-rata setiap tahun, UT menampung 400.000-600.000 mahasiswa.

Menanggapi pernyataan Mendiknas soal Information and Communication Technology (ICT), Rektor UT Atwi Suparman mengakui, tingkat penggunaan ICT di kalangan mahasiswa UT masih sangat rendah. Dari 532.000 mahasiswa yang tercatat di UT, diperkirakan hanya 6.000 mahasiswa yang mengenal dan menggunakan teknologi informasi untuk menunjang kegiatan belajarnya.

”Mahasiswa UT yang kenal internet masih sangat rendah jumlahnya. Apalagi kalau digabung dengan mahasiswa jurusan pendidikan,” ungkapnya. Padahal penggunaan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar mahasiswa UT sangat penting, mengingat kurangnya tatap muka antara dosen dengan mahasiswa.

Atwi mengaku, pihaknya setahun lalu sudah intensif mengenalkan teknologi informasi kepada mahasiswa. Menurutnya, Jardiknas (Jejaring Pendidikan Nasional) yang dikembangkan oleh Depdiknas tidak bisa diandalkan oleh mahasiswa UT sebab Jardiknas menggunakan sistem intranet. Mahasiswa UT tetap memerlukan internet untuk mengakses bahan-abahan ajar secara online.

Namun, ia mengakui rendahnya akses terhadap teknologi internet disebabkan 98 persen mahasiswanya adalah karyawan dan pegawai negeri sipil (PNS). Artinya, mereka tidak memiliki banyak waktu untuk belajar internet. Meski demikian, mahasiswa UT bisa memesan bahan ajar melalui e-book meski dalam praktiknya masih banyak mahasiswa yang lebih suka membeli buku dalam bentuk fisik di toko buku. (stevani elisabeth) -Sinar Harapan-

Rp 439 Miliar untuk UN Sekolah Dilarang Lakukan Pungutan kepada Siswa

akarta, - Pelaksanaan ujian nasional untuk siswa SD-SMA sederajat gratis...
alias tidak dipungut biaya. Pasalnya, pendanaan UN sudah ditanggung pemerintah
pusat dan daerah yang pada tahun ini nilainya mencapai Rp 438, 61 miliar atau
hampir Rp 439 miliar.
”Kalau ada pungutan, itu pelanggaran. Biaya UN dan UASBN total ditanggung
pemerintah pusat dan daerah,” tegas Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
Mungin Eddy Wibowo di Jakarta, Rabu (15/4).
Anggaran UN yang disediakan pemerintah tersebut meliputi biaya UN SMP-SMA
sederajat senilai Rp 296 miliar, ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN)
di tingkat SD Rp 59,5 miliar, serta pengawasan dan pemantauan oleh tim independen
sebesar Rp 83 miliar.
Pelaksanaan UN dan UASBN akan diikuti 10.297.816 siswa yang meliputi siswa SD
sebanyak 4.514.024 orang, siswa SMP sebanyak 3.575.987 orang, dan siswa SMA
sebanyak 2.207.805 orang.
Mungin menjelaskan, proses persiapan penyelenggaraan UN sudah dilakukan sejak
Maret 2009. Semua master soal sudah mulai dicetak di masing-masing provinsi.
Adapun pendistribusian soal dilakukan sejak pekan lalu, terutama untuk
daerah-daerah terpencil. ”Jadi pada Jumat besok soal sudah berada di rayon atau
kabupaten. Baru satu jam sebelum pelaksanaan UN soal dikirim ke sekolah,” kata
Mungin menjelaskan.
Jadwal pelaksanaan UN dimulai pada 20-24 April untuk SMA/MA/SMK/SMA Luar Biasa,
SMP/MTs/SMP Luar Biasa pada 27-30 April, dan UASBN SD pada 11-13 Mei.
Untuk pemantauan dan pengawasan UN diterjunkan tim independen dari perguruan
tinggi yang jumlahnya mencapai 55.265 orang dan pengawas ruangan sebanyak 1,03
juta orang.
Burhanuddin Tolla, Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Departemen Pendidikan
Nasional, mengatakan, soal-soal UN dibuat secara bervariasi mulai dari yang mudah
hingga sulit untuk mengetahui minimum kompetensi yang bisa dicapai siswa secara
nasional. Pemerintah menjamin tidak ada kebocoran soal UN secara massal karena
soal-soal di tiap provinsi berbeda.
Selama lima tahun pelaksanaan UN, kata Burhanuddin, terjadi peningkatan nilai
rata-rata secara nasional. Berdasarkan hasil evaluasi, pada tahun 2004 rata-rata
nilai UN hanya 5,5. Namun pada 2008 rata-rata nilai meningkat drastis menjadi 7,3.
”Jadi terbukti bahwa UN mampu meningkatkan prestasi belajar siswa,” katanya.
Siapkan mental
Di Surabaya, Jawa Timur, sebagian SMA mulai menghentikan persiapan akademis bagi
para pelajarnya yang akan ikut UN. Sekolah mulai menyiapkan mental pelajar.
Wakil Kepala SMA Dr Soetomo Surabaya Ali Irianto mengatakan, persiapan akademis
terakhir oleh sekolah diselenggarakan pada Senin (13/4). Sekolah merasa sudah
cukup untuk persiapan akademis. ”Sekarang kami menghentikan persiapan akademis dan
mengajak pelajar lebih tenang,” tuturnya.
SMA Santa Maria Surabaya melibatkan orangtua dan pelajar dalam persiapan sejenis.
Kepala SMA St Maria Suster Agatha Linda mengatakan, pihaknya menyelenggarakan
spiritual emotional freedom technique (SEFT).
Di Brebes, Jawa Tengah, Sekretaris II Dewan Pendidikan Kabupaten Brebes Wijanarko
menyarankan agar menjelang pelaksanaan UN siswa sebaiknya tidak lagi dijejali
latihan soal maupun pengayaan materi baru. Mereka hanya membutuhkan dukungan
psikologis untuk memantapkan mental dalam menghadapi UN.
Di Palangkaraya, menurut Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah, karena
jumlah perguruan tinggi sangat terbatas, pelaksanaan UN akan melibatkan
masyarakat

Selasa, 31 Maret 2009

Uji Kompetensi Keahlian Kejuruan Sebagai Indikator Kualitas SDM Muda Indonesia Tingkat Menengah

Keberadaan Sumber Daya Manusia (SDM) Usia Muda tingkat Menengah di Indonesia memiliki posisi sangat vital.

Keberhasilan suatu negara sangat ditentukan oleh kualitas SDM tingkat menengah yang mampu bekerja untuk negaranya sendiri. Seiring dengan persaingan yang semakin tajam antar negara karena keterbatasan sumber hidup yang ada di lingkungan dan perubahan teknologi yang cepat pada setiap aspek kehidupan manusia memiliki konsekuensi logis setiap negara membutuhkan sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi agar dapat memberikan hasil yang memuaskan dan berorientasi pada nilai (value) untuk negaranya.


Menurut Spencer, 1993 dalam bukunya “Competence at Work: Models for Superior Performance”, Kompetensi adalah sebagian underlying characteristic’s of an individual which is causally related to criterion-referenced effective and or superior performance in a job or situasion. Atau karakteristik (motif, konsep diri, sifat, pengetahuan maupun kemampuan/keahlian) yang mendasari seseorang dan berkaitan dengan efektifitas kinerja individu dalam pekerjaannya. Berangkat dari pengertian tersebut kompentensi seorang individu merupakan sesuatu yang melekat dalam dirinya yang dapat digunakan untuk memprediksi tingkat kinerjanya.

Dalam beberapa bulan ke depan negara Kita akan melangsungkan hajat ujian Nasional termasuk didalamnya adalah Ujian kompetensi kejuruan khusus SDM muda tingkat menengah yang dihasilkan oleh Sekolah Menengah Kejuruan. Ujian Kompetensi Kejuruan pada tahun sebelumnya dilakukan dengan metode Projet Work adalah metoda pembelajaran yang mengarahkan peserta didik pada prosedur kerja yang sistematis dan standar untuk membuat atau menyelesaikan suatu produk (barang atau jasa), melalui proses produksi pekerjaan yang sesungguhnya. Dalam perkembangannya, cara tersebut dikenal sebagai pendekatan pembelajaran berbasis produksi (production based training). Metode pembelajaran ini pada umumnya dilaksanakan oleh siswa SMK, pada semester akhir (keenam bagi SMK 3 tahun dan semester ke delapan bagi SMK 4 tahun). Kegiatan Project Work ini meliputi penyusunan proposal, pelaksanaan proses produksi, laporan, kegiatan, dan kulminasi (presentasi, pengujian, penyajian dan display).

Project Work ini memiliki banyak kelemahan salah satu diantaranya adanya peluang kecurangan penilaian sehingga kita tidak mendapatkan ukuran kualitas SDM hasil pembelajaran secara riil. Hal ini dikarenakan waktu pelaksanaan yang memakan waktu cukup panjang sekitar 3-4 bulan.

Mengingat pentingnya Ujian Kompetensi Kejuruan sebagai indikator Kualitas SDM Muda Tingkat Menengah bagi Negara maka sudah saatnya bagi pemerintah untuk mencari model penilaian yang lebih baik. Dan apapun hasil yang diperoleh dari ujian tersebut harus dapat diterima oleh semua pihak dan harus dijadikan bahan evaluasi bagi semua pihak. Bagi Sekolah perlu cari inovasi pembelajaran sehingga dapat mengkristalkan kemampuan peserta didiknya dan bagi pemerintah daerah memberikan komitmen yang tinggi terhadap penyediaan anggaran atas pembinaan SDM yang berkesinambungan melalui pembinaan SMK.

Model penilaian ala WSC (World Skill Competition) dapat dijadikan rujukan dalam melaksanakan Uji Kompetensi Keahlian Kejuruan di Indonesia. WSC merupakan kompetisi keterampilan tingkat dunia yang diikuti oleh anak-anak seusia sekolah menengah kejuruan. Ada paling tidak 40 keterampilan dipertandingkan, seperti olimpiade olahraga yang sangat bergengsi. Tradisi kompetisi ini sudah berlangsung sejak lama dan dimulai untuk kali pertama di Madrid, Spanyol 1950. Bayangkan di kompetisi ini diujikan keterampilan sejak dari menghidangkan makanan di restoran, merakit mesin, menata rambut, menjahit pakaian, sampai pada keterampilan untuk membuat website. Semua keterampilan tersebut dinilai tingkat presisinya, keamanan bagi pelaku dan penggunanya, kecanggihan rancang bangunnya, kehandalan hasilnya, keindahan outputnya (workmanship). Melalui kompetisi ini peserta benar-benar diuji dan nilai berdasarkan kompetensi yang telah dimilikinya melalui suatu jenjang pendidikan secara fair hal ini dibuktikan dengan produk yang dihasilkannya. Inilah yang harus disadari oleh semua pihak bahwa hasil uji tidak perlu dimanipulasi atau ditutupi karena hasil yang buruk, tetapi dari sinilah kita dapat memperbaiki sistem pembelajaran untuk masa depan yang lebih baik . Semoga semua pihak mau melakukan itu. (Arie Wibowo K)

Lulusan SMK Grafika Sangat Dibutuhkan

Jumlah sekolah menengah kejuruan di bidang grafika, penerbangan, dan pelayaran masih sangat terbatas.

Padahal kebutuhan lulusan di tiga bidang ini sangat besar. Untuk itu, pemerintah mendukung jika ada pendirian SMK atau konversi SMA ke SMK di tiga bidang itu.

Direktur Pembinaan SMK Departemen Pendidikan Nasional Joko Sutrisno mengatakan hal tersebut seusai peresmian SMK Ignatius Slamet Riyadi, Solo, Sabtu (28/3). SMK yang membuka dua jurusan di bidang grafika ini semula adalah SMA Kanisius Petang.

Ia mengatakan, jumlah SMK grafika di Indonesia hanya 50 sekolah, lima di antaranya adalah SMK negeri. Berdasarkan data Pusat Grafika Indonesia (Pusgrafin) tahun 2006, dari kebutuhan 35.000 tenaga cetak hanya mampu dipenuhi 4.000 orang.

Jumlah SMK penerbangan juga masih kurang, hanya 19 SMK, empat di antaranya SMK negeri. Setiap tahun dibutuhkan 6.000 lulusan SMK penerbangan, tetapi baru bisa dipenuhi 700 orang. Adapun lulusan SMK pelayaran hanya 2.000 orang per tahun, padahal kebutuhannya sangat besar. ”SMK di bidang otomotif dan elektro sudah cukup,” ujarnya. Saat ini ada 7.560 SMK di Indonesia. Selama tiga tahun ada konversi 110 SMA ke SMK.

Kepala SMK Ignatius Slamet Riyadi A Tri Wahyuni mengatakan, sekolahnya semula bernama SMA Kanisius Petang. Mulai 2009/2010 sekolah itu berubah menjadi SMK dengan dua jurusan, Persiapan Grafika dan Produksi Grafika. (EKI) -Kompas-

Siapkan10 Paket Soal UN SMP/SMA

Pemerintah dan Badan Standar Nasional Pendidikan menyiapkan sekitar 10-12 paket utama soal ujian nasional untuk SMP/ SMA dan SMK. Banyaknya variasi soal ini untuk memperkecil kebocoran soal dan menghindari berbagai kecurangan dalam pelaksanaan UN.

Koordinator UN Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Djemari Mardapi, mengungkapkan, Selasa (13/1), paket utama tersebut nantinya akan dipecah dan dicampur kembali sehingga menjadi sekitar 30 paket soal.


”Satu provinsi akan mendapatkan tiga atau empat paket soal berbeda. Dalam satu kelas juga akan dibedakan kode A dan B sehingga murid tidak dapat bekerja sama,” ujarnya. Distribusi tingkat kesulitan dan materi dari soal-soal itu sama. Hanya bentuk pertanyaannya yang dibedakan.

Djemari mengingatkan agar para peserta ujian tidak termakan isu-isu kunci jawaban pada saat pelaksanaan UN mendatang. Saat ujian tahun lalu bermunculan kasus-kasus penyebaran kunci jawaban, di antaranya kasus seorang kepala sekolah sebuah SMA swasta di Makassar, AM, yang sempat ditahan di Kepolisian Resor Kota Makassar Timur karena diketahui memberi kunci jawaban kepada murid- muridnya.

Kasus lainnya adalah empat siswa sekolah menengah atas (SMA) di Kota Solo tertangkap basah sedang mengakses telepon selulernya saat UN. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bangka Belitung dalam pantauannya menemukan jawaban liar di WC sebuah sekolah.

Dengan adanya paket-paket soal berbeda itu, upaya-upaya menyebarkan kunci jawaban bakal merugikan siswa sendiri.

”Sebaiknya siswa, guru, dan sekolah mempersiapkan diri dalam pelaksanaan ujian nasional. Siswa tak perlu mencari bocoran soal UN karena akan percuma,” kata Djemari.

Tidak mendidik

Kasus ”tim sukses UN”, menurut Djemari, diharapkan juga jangan sampai terdengar kembali. Di suatu daerah ada guru yang niatnya mau membantu anak dengan memberitahukan jawaban.

”Ternyata soal UN berbeda walaupun di satu sekolah. Akibatnya, kunci jawaban tersebut justru merugikan murid,” kata Djemari.

Secara terpisah, Ketua BSNP Mungin Eddy Wibowo dalam jumpa pers, Senin, mengatakan, ada perubahan kisi-kisi untuk UN 2009. Untuk jenjang SMP dan SMA sederajat, selain standar kompetensi kelulusan, disertakan pula standar kemampuan yang diuji sehingga murid akan lebih terarah mempelajari materi.

Adapun di jenjang sekolah dasar dan yang sederajat, kisi-kisi ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN) ditambahkan dengan indikator agar pembelajaran materi lebih terkonsentrasi.

Soal UASBN seperti tahun lalu, hanya 25 persen yang dibuat pemerintah pusat dan 75 persen dibuat sekolah atau daerah. Kisi-kisi itu nantinya dapat diakses di situs web dengan alamat http://puspendik.com. (INE)
(Sumber: Kompas Media Cetak.)


UN SMP dan SMA April, UASBN SD Mei 2009

akarta, Senin (12 Januari 2009)--Penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) tahun pelajaran 2008/2009 jenjang SMP/MTs/SMPLB

akan dilaksanakan pada bulan April 2009. Ujian utama dilaksanakan pada tanggal 27, 28, 29, dan 30 April 2009 mulai pukul 8.00-10.00, sedangkan ujian susulan dilaksanakan pada tanggal 4, 5, 6, dan 7 Mei 2009. Sementara ujian utama SMA/MA dilaksanakan pada tanggal 20, 21, 22, 23, dan 24 April 2009, sedangkan ujian susulan dilaksanakan pada tanggal 27, 28, 29, 30 April 2009, dan 1 Mei 2009.



Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (Ka BSNP) Mungin Eddy Wibowo mengatakan, ujian utama SMALB diselenggarakan pada tanggal 20,21, dan 22 April 2009 mulai pukul 8.00-10.00, sedangkan ujian susulan diselenggarakan pada tanggal 27, 28, 29 April 2009. Sementara ujian utama SMK diselenggarakan pada tanggal 20, 21, dan 22 April 2009 mulai pukul 8.00-10.00, sedangkan ujian susulan diselenggarakan pada tanggal 27, 28, dan 29 April 2009. "BSNP telah menyusun prosedur operasi standar (POS) untuk ujian kompetensi. Kisi-kisinya juga sudah disusun," katanya saat memberikan keterangan pers di Gerai Informasi dan Media, Depdiknas, Jakarta, Senin (12/1/2009).

Jadwal UN Kompetensi Keahlian SMK harus selesai satu minggu sebelum UN utama dan mengacu pada ketentuan khusus tentang teknis pelaksanaan uji kompetensi keahlian. "Bagi SMK program empat tahun, uji kompetensi keahlian dilaksanakan pada tahun ke empat," kata Mungin.

Adapun Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) Tahun Pelajaran 2008/2009 SD/MI/SDLB akan dilaksanakan pada tanggal 11, 12, dan 13 Mei 2008 untuk ujian utama dan pada tanggal 18, 19, dan 22 Mei 2009 untuk ujian susulan.

Selengkapnya mata pelajaran yang diujikan untuk jenjang SMP/MTs/SMPLB meliputi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam. Pada jenjang SMA/MA program IPA mata pelajaran yang diujikan meliputi Bahasa Indonesia, Biologi, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, dan Kimia, sedangkan untuk program IPS meliputi Bahasa Indonesia, Sosiologi, Bahasa Inggris, Matematika, Geografi, dan Ekonomi.

Adapun untuk program Bahasa mata pelajaran yang diujikan meliputi Bahasa Indonesia, Sejarah Budaya/Antropologi, Bahasa Inggris, Matematika, Sastra Indonesia, dan Bahasa Asing, sedangkan untuk program Keagamaan meliputi Bahasa Indonesia, Ilmu Kalam, Bahasa Inggris, Matematika, Ilmu Hadist, dan Ilmu Tafsir.

Sementara, pada jenjang SMALB mata pelajaran yang diujikan meliputi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika, sedangkan pada jenjang SMK akan mengujikan Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan uji kompetensi keahlian.

Pengumuman hasil UASBN SD dan UN SMP/MTs/SMPLB dilakukan serentak di sekolah/madrasah penyelenggara selambat-lambatnya pada minggu ketiga bulan Juni 2009, sedangkan pengumuman hasil UN SMA/MA/SMK/SMALB selambat-lambatnya pada minggu kedua bulan Juni 2009.

Kriteria kelulusan UASBN ditetapkan oleh setiap sekolah/madrasah yang peserta didiknya mengikuti UASBN melalui rapat dewan guru yang. Kriteria kelulusan ini mencakup nilai minimum setiap mata pelajaran yang diujikan dan nilai rata-rata ketiga mata pelajaran. "Kelulusan UASBN digunakan sebagai salah satu pertimbangan penentuan kelulusan dari sekolah/madrasah, " kata Mungin.

Sementara, peserta UN dinyatakan lulus jika memenuhi standar kelulusan UN, yakni memiliki nilai rata-rata minimal 5,50 untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan, dengan nilai minimal 4,00 untuk paling banyak dua mata pelajaran dan minimal 4,25 untuk mata pelajaran lainnya. Khusus untuk SMK, nilai mata pelajaran Kompetensi Keahlian Kejuruan minimal 7,00 dan digunakan untuk menghitung rata-rata UN.

Pemerintah daerah dan/atau satuan pendidikan dapat menetapkan batas kelulusan di atas nilai tersebut di atas, sebelum pelaksanaan UN. Peserta UN diberikan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) yang diterbitkan oleh sekolah/madrasah penyelenggara.

Mungin mengatakan, mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada penjelasan pasal 68 butir b, hasil ujian nasional dijadikan sebagai salah satu dasar seleksi untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Satuan pendidikan, kata dia, dapat melakukan seleksi dengan menggunakan instrumen seleksi yang materinya tidak diujikan dalam Ujian Nasional.

Dia mencontohkan, perguruan tinggi dapat menyelenggarakan tes bakat skolastik, tes intelegensil, tes minat, tes bakat, tes kesehatan, atau tes lainnya sesuai dengan kriteria pada satuan pendidikan tersebut. "Hal ini tidak hanya berlaku untuk perguruan tinggi saja, nanti untuk SMP pun masuk ke SMA tidak perlu ada tes yang materinya sama dengan UN," ujarnya.

Mungin menyampaikan, satuan pendidikan wajib menyesuaikan diri dengan ketentuan ini paling lambat tujuh tahun sejak mulai berlakunya PP Nomor 19/2005. "Harapannya ke depan perguruan tinggi betul-betul akan memanfaatkan hasil ujian ini sebagai dasar seleksi penerimaan mahasiswa baru," katanya.

Mungin menyebutkan, total anggaran untuk kegiatan UN dan UASBN tahun pelajaran 2008/2009 sebanyak Rp.376 milyar dengan rincian untuk penyelenggaraan UASBN SD sebanyak Rp.56 milyar, UN SMP/MTS/SMPLB sebanyak Rp.200 milyar, dan UN SMA/MA/SMK sebanyak Rp.120 milyar. Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Depdiknas Burhanuddin Tolla menambahkan, total biaya penyelenggaraan ujian termasuk Ujian Paket A,B, dan C yang diselenggarakan dua kali dalam setahun sebanyak Rp.572 milyar.*** -GIM-

Hanya 30 Persen Pekerjaan Sesuai Pendidikan

tersedia terisi oleh tenaga kerja yang sesuai dengan pendidikannya. Karena itu, perlu sinkronisasi segera antara sistem kependudukan, pendidikan, dan ketenagakerjaan nasional.

”Jika tidak dibenahi, kondisinya seperti sekarang. Pengangguran terdidik dari jenjang pendidikan menengah dan tinggi sekitar 50 persen dari jumlah penganggur,” kata Oon Kurnia Putra, Staf Ahli Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Bidang Kependudukan, pada seminar Peningkatan Kualitas SDM Berbasis Keunggulan Lokal dalam Perspektif Desentralisasi Pendidikan yang diselenggarakan Universitas Negeri Jakarta, Selasa (24/3) di Jakarta.



Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, pada Februari 2008 tercatat 9,43 juta penganggur atau sebanyak 8,46 persen dari total penduduk. Pengangguran di tingkat SD-SMP berjumlah 4,8 juta orang, sedangkan di jenjang SMA-universitas mencapai 4,5 juta orang.

Muchlas Samani, Direktur Ketenagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas, mengatakan, kualitas sumber daya manusia (SDM) yang ada saat ini adalah akibat atau hasil dari kebijakan 12 sampai dengan 15 tahun yang lalu. Oleh karena itu, upaya meningkatkan kualitas SDM perlu disesuaikan dengan visi ke depan.

Sutjipto, guru besar Universitas Negeri Jakarta, mengatakan, dalam menyelenggarakan pendidikan, pemerintah perlu melihat kebutuhan daerah, kemampuan, dan kearifan lokal untuk mempercepat peningkatan mutu pendidikan di Tanah Air. (ELN) -Kompas-


Ujian Nasional SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan SMK Tahun Pelajaran 2008/2009

27-03-2009 15:08:51 | Dibaca : 121
Ujian Nasional merupakan kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik secara nasional..

pada jenjang pendidikan menengah. Ujian Nasional pada jenjang pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan pada:

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4496);
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 2008 tanggal 5 Desember 2008 tentang Ujian Nasional (UN) untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) Tahun Pelajaran 2008/2009;


4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2008 tanggal 5 Desember 2008 tentang Ujian Nasional (UN) untuk Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tahun Pelajaran 2008/2009
5. Keputusan Badan Standar Nasional Pendidikan Nomor 1512/BSNP/XII/2008 Tentang Prosedur Operasi Standar (POS) Ujian Nasional (UN) SMA/MA Tahun Pelajaran 2008/2009; dan
6. Keputusan Badan Standar Nasional Pendidikan Nomor 1513/BSNP/XII/2008 Tentang Prosedur Operasi Standar (POS) Ujian Nasional (UN) SMP,MTs, SMPLB, SMALB, dan SMK Tahun Pelajaran 2008/2009.


Ujian Nasional dilaksanakan bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.

Materi yang diujikan dalam UN pada jenjang pendidikan menengah yaitu Standar Kompetensi Lulusan Ujian Nasional (SKLUN) Tahun Pelajaran 2008/2009 merupakan irisan (interseksi) dari pokok bahasan/sub pokok bahasan Kurikulum 1994, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2004, dan Standar Isi.

Ujian Nasional (UN) pada jenjang pendidikan menengah mempunyai beberapa criteria yaitu Memiliki nilai rata-rata minimal 5,50 untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan, dengan nilai minimal 4,00 untuk paling banyak dua mata pelajaran dan minimal 4,25 untuk mata pelajaran lainnya. Khusus untuk SMK, nilai mata pelajaran Kompetensi Keahlian Kejuruan minimal 7,00 dan digunakan untuk menghitung rata-rata UN serta Pemerintah Daerah dan/atau satuan pendidikan dapat menentukan standar kelulusan UN lebih dari kriteria di atas, sebelum pelaksanaan UN.
Jadwal Pelaksanaan UN dan Mata Pelajaran yang diujikan:
A. SMP, MTs, dan SMPLB

Jadwal UN Utama
No Hari dan Tanggal Pukul Mata Pelajaran
1 Senin, 27 April 2009 08.00-10.00 Bahasa Indonesia
2 Selasa, 28 April 2009 08.00-10.00 Bahasa Inggris
3 Rabu, 29 April 2009 08.00-10.00 Matematika
4 Kamis, 30 April 2009 08.00-10.00 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Jadwal UN Susulan
No Hari dan Tanggal Pukul Mata Pelajaran
1 Senin, 4 Mei 2009 08.00-10.00 Bahasa Indonesia
2 Selasa,5 Mei 2009 08.00-10.00 Bahasa Inggris
3 Rabu, 6 Mei 2009 08.00-10.00 Matematika
4 Kamis, 7 Mei 2009 08.00-10.00 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

B. Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA)

Jadwal UN Utama
No Hari dan Tanggal Pukul Mata Pelajaran
Program IPA Program IPS Program Sastra Program Keagamaan
1 Senin, 20 April 2009 08.00-10.00 Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia
11.00-13.00 Biologi Sosiologi Sejarah Budaya/Antropologi Ilmu Kalam
2 Selasa, 21 April 2009 08.00-10.00 Bahasa Inggris Bahasa Inggris Bahasa Inggris Bahasa Inggris
3 Rabu, 22 April 2009 08.00-10.00 Matematika Matematika Matematika Matematika
4 Kamis, 23 April 2009 08.00-10.00 Fisika Geografi Sastra Indonesia Ilmu Hadist
5 Jumat, 24 April 2009 08.00-10.00 Kimia Ekonomi Bahasa Asing Ilmu Tafsir

Jadwal UN Susulan
No Hari dan Tanggal Pukul Mata Pelajaran
Program IPA Program IPS Program Sastra Program Keagamaan
1 Senin, 27 April 2009 08.00-10.00 Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia
11.00-13.00 Biologi Sosiologi Sejarah Budaya/Antropologi Ilmu Kalam
2 Selasa, 28 April 2009 08.00-10.00 Bahasa Inggris Bahasa Inggris Bahasa Inggris Bahasa Inggris
3 Rabu, 29 April 2009 08.00-10.00 Matematika Matematika Matematika Matematika
4 Kamis, 30 April 2009 08.00-10.00 Fisika Geografi Sastra Indonesia Ilmu Hadist
5 Jumat, 1 Mei 2009 08.00-10.00 Kimia Ekonomi Bahasa Asing Ilmu Tafsir



C. Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB)
Jadwal UN Utama
No Hari dan Tanggal Pukul Mata Pelajaran
1 Senin, 20 April 2009 08.00-10.00 Bahasa Indonesia
2 Selasa, 21 April 2009 08.00-10.00 Bahasa Inggris
3 Rabu, 22 April 2009 08.00-10.00 Matematika

Jadwal UN Susulan
No Hari dan Tanggal Pukul Mata Pelajaran
1 Senin, 27 April 2009 08.00-10.00 Bahasa Indonesia
2 Selasa, 28 April 2009 08.00-10.00 Bahasa Inggris
3 Rabu, 29 April 2009 08.00-10.00 Matematika

D. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Jadwal UN Utama
No Hari dan Tanggal Pukul Mata Pelajaran
1 Senin, 20 April 2009 08.00-10.00 Bahasa Indonesia
2 Selasa, 21 April 2009 08.00-10.00 Bahasa Inggris
3 Rabu, 22 April 2009 08.00-10.00 Matematika

Jadwal UN Susulan
No Hari dan Tanggal Pukul Mata Pelajaran
1 Senin, 27 April 2009 08.00-10.00 Bahasa Indonesia
2 Selasa, 28 April 2009 08.00-10.00 Bahasa Inggris
3 Rabu, 29 April 2009 08.00-10.00 Matematika

Jumat, 27 Maret 2009

Kegiatan

Pengembangan Diri & Eskul SMPN 3 Balaraja
  1. Ekstrakurikuler Sepakbola
  2. Ekstrakurikuler Futsal
  3. Ekstrakurikuler Paduan Suara
  4. Ekstrakurikuler Pramuka
  5. Ekstrakurikuler Tekwondo
  6. Ekstrakurikuler PMR
  7. Ekstrakurikuler Paskibra
  8. Ekstrakurikuler Basket
  9. Ekstrakurikuler Volly Ball
Vollyball Club
Lagi main santai
Penyambutan Kepsek Baru
Basketball club

Penulis

Penyerahan kalungan
MUHIDAROVANI













Tujuan SMPN 3 Balaraja


Mencerdaskan siswa SMP Negeri 3 Balaraja yang beriman dan bertaqwa dengan bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan.

Daftar Guru SMPN 3 Balaraja

1. Jana Sujana, S.Pd.
2. Hj. Reni Nurbeti, S.Pd.
3. Dra. Ermiyanti Urm.
4. Drs. Paidi
5. Bambang Doyo Pramono, S.Pd.
6. Tusilah, S.Pd.
7. Dra. Utami
8. Umardiyah, S.Pd.
9. H. Buchori, S.Pd.
10. Wayono, S.Pd.
11. Agus Heru Purwanta, M.Pd.
12. Tugiyo, M.Pd.
13. Dwi Hayu Wulandari, S.Pd.
14. Abdul Goni, S.Ag.
15. Ailiah, S.Pd.
16. Abdul Syukur, S.Pd.
17. Suparti, S.Pd.
18. Muh. Ida Rovani, M.Pd.
19. Indriyani Abadi, S.Pd.
20. Tuti Trisnawati, S.Pd.
21. H. M. Muhlis, S.Pd.I
22. Saidah, SE.
23. Yeyet Damaliah, M.Pd.
24. Dahlan, M.Pd.
25. M. Mashyun S.Pd.I
26. Desi Prihatiningsih, S.Pd
27. Ahmad Khotib, M.Pd.
28. Ahmad, S.Pd.I
29. M. Jummauludin, S.Kom
30. Yuyun Wahyuniarti, S.Pd.I
31. Agus Abdurrohman, S.Pd.
32. Miftahul Jannah, S.Pd.
33. Asep Kusnandar, S.Pd.
34. Asep Mahmud J, S.Pd.
35. H. Syamsul Anwar, S.Pd.I
36. Ida Hamidah, S.Pd.
37. Haerudin, M.Pd.
38. Aprilia Purwanti, M.Pd.
39. Oji Patroji, S.Pd.
40. Fitri W., S.Pd.
41. Euis Nurliati, S.Pd.
42. Aghi Audhika, S.Pd.

Motto


Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin.

Visi dan Misi Sekolah



Visi sekolah SMPN 3 Balaraja

Terwujudnya kondisi pendidikan di SMP Negeri 3 Balaraja yang bermutu, mandiri, berdedikasi tinggi, dilandasi iman dan taqwa.

Misi sekolah SMPN 3 Balaraja

1. Peningkatan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari untuk mewujudkan
kualitas keimanan dan ketaqwaan.
2. Meningkatkan prestasi siswa melalui pembelajaran yang efektif, dan kegiatan
ekstrakurikuler yang konprehensif.
3. Meningkatkan disiplin dan etos kerja marga sekolah.
4. Mengembangkan potensi, minat, keterampilan yang produktif, dan inovatif.


MISI

MISI SMPN 3 BALARAJA
1. Peningkatan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari untuk mewujudkan
kualitas keimanan dan ketaqwaan.
2. Meningkatkan prestasi siswa melalui pembelajaran yang efektif, dan kegiatan
ekstrakurikuler yang konprehensif.
3. Meningkatkan disiplin dan etos kerja marga sekolah.
4. Mengembangkan potensi, minat, keterampilan yang produktif, dan inovatif.

Rabu, 25 Maret 2009

Standar Kelulusan Dinaikkan, Master Naskah UN Dikirim Pekan Ini

[JAKARTA] Dinas Pendidikan di daerah tidak perlu mengkhawatirkan pengiriman master ujian nasional (UN).

Sebab, pengiriman naskah UN itu akan dilaksanakan dalam minggu ini.

"Dinas Pendidikan tidak perlu khawatir. Kami akan mengirimkan dalam minggu ini. Yang pasti, untuk daerah yang jauh kami akan prioritaskan, seperti Papua dan Ternate. Memang tidak dikirim secara serentak," kata Koordinator UN dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Djemari Mardapi kepada SP di Jakarta, Senin (16/3). Dia menanggapi pemberitaan bahwa ada sejumlah daerah yang khawatir akan keterlambatan pengiriman master UN.


Menurut dia, seperti tahun-tahun sebelumnya, BSNP akan bekerja sama dengan sejumlah pihak dalam penyelenggaraan UN. Mulai dari Dinas Pendidikan, perguruan tinggi (PT) hingga Kepolisian. "Bahkan, Mendiknas juga bekerja sama dengan pihak intelijen guna mengantisipasi kebocoran UN," katanya.

Dia menerangkan, pemerintah menaikkan standar nilai kelulusan UN sebesar 0,25 dibandingkan dengan tahun lalu. Peserta UN SMP dan SMA dinyatakan lulus jika mereka memiliki nilai rata-rata minimal 5,50 untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan. Siswa boleh mendapatkan nilai minimal 4,00 untuk paling banyak dua mata pelajaran dan minimal 4,25 untuk mata pelajaran lainnya. "Tahun lalu, standar nilai rata-rata kelulusan 5,25," katanya.


Jadwal Ujian

Dia menyebutkan, UN tingkat SMA/sederajat akan digelar pada 20-24 April 2009 mendatang, sedangkan ujian susulan akan dilaksanakan pada 27 April hingga 1 Mei 2009.

Mata pelajaran yang diujikan untuk program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah bahasa Indonesia, Biologi, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, dan Kimia. Sedangkan, ujian untuk program Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah Bahasa Indonesia, Sosiologi, Bahasa Inggris, Matematika, Geografi, dan Ekonomi.

Berikutnya, untuk pro- gram bahasa, pelajaran yang diujikan adalah Bahasa Indonesia, Sejarah/Budaya/Antropologi, bahasa Inggris, matematika, sastra Indonesia, dan bahasa asing. Sedangkan, program keagamaan meliputi, Bahasa Indonesia, Ilmu Kalam, Bahasa Inggris, Matematika, Ilmu Hadist, Ilmu Tafsir.

Djemari menambahkan, ujian nasional tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah/SMP Luar Biasa/sederajat akan digelar pada 27-30 April 2009, sedangkan ujian susulan akan dilaksanakan pada 4-7 Mei 2009. Mata pelajaran yang diujikan, yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Sedangkan, UN untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) akan digelar pada 20-22 April 2009 mendatang, dan ujian susulan akan dilaksanakan pada 27 April hingga 29 April 2009. Mata pelajaran yang diujikan yaitu bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan Matematika.

Sedangkan, jadwal Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) digelar pada 11-13 Mei 2009 mendatang, dan ujian susulan dilaksanakan pada 18-22 Mei 2009. [W-12] -Suara Pembaruan-

Sekolah Dilarang Memungut Siswa, Masyarakat Dianjurkan Menyumbang

Kudus, Jumat (20 Maret 2009)--Pemerintah telah mencanangkan pendidikan dasar gratis...

mulai 2009. Sasarannya adalah pada sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah, serta sekolah menengah pertama atau madrasah tsanawiyah terutama yang negeri. Seiring dengan kebijakan tersebut, pihak sekolah dilarang untuk memungut siswa. Sementara masyarakat dianjurkan untuk menyumbang.

"Sumbangan sangat dianjurkan dilakukan, kalau memungut haram hukumnya. Sekolah yang maju adalah sekolah yang orang tua siswanya menyumbang dan peduli. Tugas komite sekolah bukan untuk memungut," kata Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo di hadapan para guru anggota PGRI pada sosialisasi Pendidikan Dasar Gratis di GOR Wergu Wetan, Kudus, Jawa Tengah, Jumat (20/03/2009) .

Hadir pada acara Bupati Kudus Musthofa, Ketua Umum PB PGRI Sulistyo, dan guru-guru anggota PGRI wilayah Kudus dan sekitarnya.

Mendiknas mengatakan, mulai 2009 pemerintah telah menaikkan biaya satuan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sebanyak hampir 50 persen dari sebelumnya. Biaya ini termasuk untuk BOS Buku. Program BOS ini akan dijadikan pilar untuk mewujudkan pendidikan dasar gratis. "Kalau dirasa masih kurang maka pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota diminta untuk menutupi kekurangan dana BOS. Jadi nanti ada semacam BOS daerah," katanya.

Namun demikian, lanjut Mendiknas, pendidikan gratis jangan sampai membuat masyarakat tidak mau menyumbang. Mendiknas berpendapat, pungutan berbeda dengan sumbangan. Menurut Mendiknas, kalau pungutan ditetapkan jumlah dan waktunya kapan dibayar, tetapi kalau sumbangan tidak ditetapkan jumlah dan waktunya. "Saya yakin masih banyak yang mau menyumbang terutama di daerah perkotaan. Sumbangan dimintakan bukan kepada masyarakat miskin, tetapi masyarakat yang mampu," kata Mendiknas, secara terpisah, pada acara silaturahmi dengan PB PGRI Jepara di Gedung Wanita Jepara, Jawa Tengah, Jumat (20/03/2009) .*** -GIM- Untuk pengaduan dan informasi lain dapat anda kirimkan melalui: SMS : 0811-976-929 Fax : 021-5703337 Telp : 021-5707303 Surat : PO.BOX 4490 E-mail : aspirasi@diknas.go.id


Jumat, 20 Maret 2009

DISIAPKAN 10 PAKET UN SMP/SMA

Pemerintah dan Badan Standar Nasional Pendidikan menyiapkan sekitar 10-12 paket utama soal ujian nasional untuk SMP/ SMA dan SMK. Banyaknya variasi soal ini untuk memperkecil kebocoran soal dan menghindari berbagai kecurangan dalam pelaksanaan UN. Koordinator UN Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Djemari Mardapi, mengungkapkan, Selasa (13/1), paket utama tersebut nantinya akan dipecah dan dicampur kembali sehingga menjadi sekitar 30 paket soal. ”Satu provinsi akan mendapatkan tiga atau empat paket soal berbeda. Dalam satu kelas juga akan dibedakan kode A dan B sehingga murid tidak dapat bekerja sama,” ujarnya. Distribusi tingkat kesulitan dan materi dari soal-soal itu sama. Hanya bentuk pertanyaannya yang dibedakan.


Djemari mengingatkan agar para peserta ujian tidak termakan isu-isu kunci jawaban pada saat pelaksanaan UN mendatang. Saat ujian tahun lalu bermunculan kasus-kasus penyebaran kunci jawaban, di antaranya kasus seorang kepala sekolah sebuah SMA swasta di Makassar, AM, yang sempat ditahan di Kepolisian Resor Kota Makassar Timur karena diketahui memberi kunci jawaban kepada murid- muridnya.

Kasus lainnya adalah empat siswa sekolah menengah atas (SMA) di Kota Solo tertangkap basah sedang mengakses telepon selulernya saat UN. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bangka Belitung dalam pantauannya menemukan jawaban liar di WC sebuah sekolah. Dengan adanya paket-paket soal berbeda itu, upaya-upaya menyebarkan kunci jawaban bakal merugikan siswa sendiri. ”Sebaiknya siswa, guru, dan sekolah mempersiapkan diri dalam pelaksanaan ujian nasional. Siswa tak perlu mencari bocoran soal UN karena akan percuma,” kata Djemari.

Tidak mendidik

Kasus ”tim sukses UN”, menurut Djemari, diharapkan juga jangan sampai terdengar kembali. Di suatu daerah ada guru yang niatnya mau membantu anak dengan memberitahukan jawaban. ”Ternyata soal UN berbeda walaupun di satu sekolah. Akibatnya, kunci jawaban tersebut justru merugikan murid,” kata Djemari. Secara terpisah, Ketua BSNP Mungin Eddy Wibowo dalam jumpa pers, Senin, mengatakan, ada perubahan kisi-kisi untuk UN 2009. Untuk jenjang SMP dan SMA sederajat, selain standar kompetensi kelulusan, disertakan pula standar kemampuan yang diuji sehingga murid akan lebih terarah mempelajari materi. Adapun di jenjang sekolah dasar dan yang sederajat, kisi-kisi ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN) ditambahkan dengan indikator agar pembelajaran materi lebih terkonsentrasi. Soal UASBN seperti tahun lalu, hanya 25 persen yang dibuat pemerintah pusat dan 75 persen dibuat sekolah atau daerah. Kisi-kisi itu nantinya dapat diakses di situs web dengan alamat http://puspendik.com.

Sumber

Media Cetak Kompas
Oleh : Sahrudin