PENYERAHAN PIALA KEGIATAN 17 AGUSTUS 2019

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMPN 3 Balaraja

HARI GURU NASIONAL

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMPN 3 Balaraja

KEGIATAN LDK SMPN 3 BALARAJA

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMPN 3 Balaraja

UPACARA 17 AGUSTUS 2020 DI ISTANA NEGARA

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMPN 3 Balaraja

Sabtu, 20 Juni 2009

Sekolah Gratis Masih Buka Peluang Terjadi Pungutan

SOLO--MI: Kebijakan sekolah gratis yang digembar-gemborkan pemerintah saat ini masih sangat lemah. Bahkan di sisi lain masih berpeluang memunculkan praktik pungutan karena pemerintah hanya menanggung biaya operasional non personal.

Artinya, biaya yang ditanggung oleh pemerintah sebatas biaya operasional lembaga dan belajar mengajar, seperti listrik, air, telepon dan sarana dan prasarana belajar di dalam kelas seperti kapur tulis dan sebagainya.

Sementara itu, untuk kebutuhan siswa, salah satunya buku pelajaran, menjadi tanggungan siswa. Padahal, celah itulah yang selama ini sering dimanfaatkan pengelola sekolah untuk memungut uang dari orang tua siswa.

Sekretaris Jenderal Departemen Pendidikan Nasional Dodi Nandika ketika dimintai konfirmasi di sela-sela kehadirannya di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jawa Tengah, Sabtu (23/5) tidak menampik hal itu.

"Kami mengaku ini (sekolah gratis) belum sempurna dan baru merupakan standar pelayanan minimum. Pungutan masih ada, meskipun mungkin tidak banyak lagi," katanya seusai menjadi keynote speech pada Sarasehan Peran Perguruan Tinggi dalam Membangun Etika Bangsa di Auditorium UNS.

Dodi menambahkan, pemerintah memang memiliki niat untuk menggratiskan secara penuh wajib belajar sembilan tahun. Namun, hal itu belum dapat dilakukan saat ini karena biaya yang dibutuhkan sangat besar.

Sekarang saja, untuk memenuhi Biaya Operasional Sekolah (BOS), ujarnya, anggaran yang dialokasikan pemerintah mencapai Rp14 triliun. Untuk menjalankan sekolah gratis secara utuh, biaya yang dibutuhkan sekitar dua kali lipat jumlah anggaran tersebut.

"Jadi, memang belum ideal. Tetapi di tujuh provinsi antara lain Sumatra Selatan, Kalimantan Timur, dan Jawa Barat, sudah bisa gratis. Itu karena kepala daerahnya mau merogoh kantong untuk biayanya," tambah Dodi.

Kendati dalam pelaksanaannya belum sempurna, untuk sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama negeri (SMPN) Depdiknas menggariskan secara tegas tidak boleh ada pungutan dalam bentuk apapun. Kecuali untuk sekolah yang berstatus sekolah berstandar internasional atau rintisan sekolah berstandar internasional.

Pungutan, menurut definisi Dodi, adalah permintaan biaya yang dilakukukan secara teratur dalam waktu tertentu dan atau sumbangan yang besarannya sudah ditentukan. "Kalau terjadi seperti itu, itu namanya pungutan, tidak boleh," tandasnya.

Kelulusan di Sejumlah SMP di Jakarta 100%

Metrotvnews.com, Jakarta: Hasil ujian nasional tingkat SMP diumumkan serentak Sabtu (21/6) hari ini. Tingkat kelulusan sejumlah sekolah di Jakarta mencapai 100 persen. Misalnya, di SMP 173 Jakarta Utara. Seluruh siswa yang mengikuti ujian nasional di sekolah ini dinyatakan lulus.

Pengumuman kelulusan 327 siswa tersebut dilakukan melalui pos yang diantar petugas khusus sekolah ke rumah siswa serta ditempel di papan pengumuman sekolah. Nilai rata-rata siswa SMP 173 mencapai 7,21 dari empat mata pelajaran, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Tingkat kelulusan 100 persen juga berhasil dicapai SMP Negeri 30. Sebanyak 360 siswa mengetahui kelulusan mereka melalui surat yang diantar ke rumah. Hasil ujian nasional juga dipasang di papan pengumuman sekolah agar para siswa dapat melihat nilai mereka.

Pengumuman hasil ujian nasional tingkat SMP juga dilakukan secara serentak di Tangerang, Banten. Dari 22 ribu siswa SMP yang mengikuti ujian nasional hanya 126 siswa dinyatakan tidak lulus.

Pengumuman hasil ujian SMP di Tanggerang juga dihadiri orang tua murid. Seperti terlihat di SMP Negeri 1 Tangerang. Tingkat kelulusan siswa di SMP ini mencapai 100 persen dengan angka tertinggi mencapai 38,1. Dedangkan angka rata-rata siswa mencapai 34,76 dengan klasifikasi angka A.

Para siswa yang berhasil lulus tak kuasa menahan kegembiraaan. Mereka berteriak gembira setelah kepala SMP 1 Tangerang mengumumkan hasil ujian di panggung sekolah.(DOR)

Jumlah Siswa Lulus UN di DKI Alami Kenaikan

Jakarta, Banyak siswa SMA di DKI Jakarta yang memperoleh nilai 10 dalam Ujian Nasional (UN) tahun 2009. Untuk Program IPA,...

yang memperoleh nilai 10 untuk mata pelajaran (Mapel) matematika sebanyak 58 siswa, Mapel kimia sebanyak 115 siswa, dan Mapel fisika 22 siswa.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta H Taufik Yudi Mulyanto mengatakan kepada Pelita di Jakarta, kemarin.
Sedangkan, untuk Program IPS, siswa yang memperoleh nilai 10 untuk mata pelajaran matematika 55 siswa, ekonomi 8 siswa, sosiologi 3 siswa dan geografi 10 siswa.

Untuk Program Bahasa, kata Taufik, yang memperoleh nilai 10 sebanyak 2 siswa untuk bahasa asing. Menurutnya, patut bersyukur karena jumlah siswa yang lulus ujian nasional tahun ini sebanyak 55.530 siswa atau 96,56 persen. Sedangkan yang tidak lulus 1.979 siswa (3,4 persen). Yang lulus mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya 92 persen.

Sementara itu, Kepala Bidang SMP/SMA Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta H Amsani Idris didampingi Kasi Kurikulum Bidang SMP/SMA H Budiana mengatakan berdasarkan data yang ada, selain siswa di SMA Negeri banyak juga siswa di sekolah Islam yang memperoleh nilai 10 untuk mata pelajaran program IPA maupun IPS. Sedangkan jumlah nilai total tertinggi se DKI Jakarta ( rangking pertama) diraih Mochamad Riko Yurisdiarto siswa SMA Lab School Jakarta dengan nilai total 55,05. (Bhs Indonesia 8.40, inggris 9.40, matematika 9.75, ekonomi 9.50, sosial 9.50, geografi 8.50)

Untuk Program IPA, Alifah Syamsiyah siswa SMA Islam Al-Azhar Syifa Budi Jakarta memperoleh nilai 10 untuk mata pelajaran matematika. Untuk program IPS, Ade Dian Ramadhanti siswa SMA Islam Al-Azhar I memperoleh nilai 10 untuk mata pelajaran matematika, Clarissa Zaskia Larasati, siswa SMA Islam Al-Azhar I memperoleh nilai 10 untuk mata pelajaran matematika. Dian Hanasari Devie, siswa SMA Al-Azhar I memperoleh nilai 10 untuk mata pelajaran matematika. Sigit Septo Pambudi, siswa SMA Islam Al-Azhar I memperoleh nilai 10 untuk mata pelajaran matematika. Hanifah Rahmani Nursanti, siswa SMA Islam Al-Azhar I memperoleh nilai 10 untuk mata pelajaran kimia.
Bintang Dwita Widhana, siswa SMA Labschool Kebayoran, raih nilai 10 program IPA untuk mata pelajaran kimia. Tania Paramita, siswa SMA Labschool kebayoran, raih nilai 10 program IPA untuk mata pelajaran kimia. Sari Handayani, siswa SMA Labschool Jakarta raih nilai 10 program IPS untuk mata pelajaran matematika.

Sementara itu, siswa di SMA Negeri yang memperoleh nilai 10, diantaranya siswa SMA Negeri 8 untuk program IPA, memperoleh nilai 10 untuk mata pelajaran matematika. Mereka yakni, Atika Amalia, Aryazka Nuzuliana, Bimo Anondia Hernowo, Davrina Rianda Davron, Dera Hafiyyan Supriyo Suromo, Erwin Ardian Noor, Imam Tongku Padesma Ritonga, Miranda Adianti, Mohammad Rizqi Hafiyyandi, Muncieto Andreas, Nila Gita Cahyani Sheli Azalia. Program IPA untuk mata pelajaran Kimia di SMA 8 yang memperoleh nilai 10, yakni Biesmodjo Ady Widjanarko, Gabrisia Anindiatri, Muthia Astari, Nindya Adisti, Rizki Satya Utami, Rivanti Irmadalena Devina. Sedangkan untuk program IPS di SMA 8 yang memperoleh nilai 10 untuk mata pelajaran matematika, yakni Octavia Eka Diningrum.

SMA 70 program IPA yang memperoleh nilai 10 untuk mata pelajaran kimia, yakni Adi Setyo Panduwirawan, Rizka Widyarini, Yosaka Eka Putranta.

SMA 68 program IPA yang memperoleh nilai 10 untuk mata pelajaran kimia, yakni Deta Raisa, Galih Nurhidayat, M. Iqbal, Theodora Katherine. Untuk program IPA mata pelajaran matematika, yakni Sharlita Lutfiah. Untuk Program IPS mata pelajaran matematika, yakni Andanawari Satwika.

SMA 80 program IPS yang memperoleh nilai 10 untuk mata pelajaran matematika, Andi Hernawati, Catur Rahmad Sugiarto, Citra Oktavia Puryani, Debora Rohayati, Herlina, Sigit Setyo Pambudi, Syifa Laily Izzi. SMA 78, yakni Airin, SMA 114 Ashriyani, Harun Ar Rasyid, Ratna Ningsih, SMA 39 Gita Krishanti, Irfan Ramadhan, Kuncoro Wicaksono, SMA 98 Gunawan Rusandi, SMA 77 Ilham Wahyu Nugroho, SMA 72 Irmawati, SMA 47 Monica Vanesa.

Untuk program IPA, mata pelajaran kimia yang memperoleh nilai 10 yakni SMA 39 Andri Wijayanto, Gita Isma Pratiwi, Misbah Burhanudin, SMA 81 Andriany, SMA 13 Bimo Ary Pujangga, Devy Yuliana, Leonardo Pratama, Maria Qibtiyah, SMA 77 Cut Keumala, Yuki Desiandini, Nur Ali, Zainul Fikri, SMA 78 Denissa Pramesty, Hendrick, SMA 81 Desiyantri Siti Pinundi, Iqrar Mulfi, 66 Farizan Rahmat, SMA 84 Fazlur Rahman, SMA 14 Fizaura Unsa, SMA 73 I Gusti Ngurah Ariawan, Lena Indriyanti, SMA 26 Indriyani, SMA 78 Karina Maharanie, Melani Hapsari, Nico Kamarullah, Rizky Gillant, Zafira Putri, SMA 61 Putra Anugrah Pratama, Raden Roro Arum, SMA 34 Rina Puspita, SMA 90 Sari Utami, SMA 34 Soka Pradita. (kim) -Harian Umum Pelita-