PENYERAHAN PIALA KEGIATAN 17 AGUSTUS 2019

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMPN 3 Balaraja

HARI GURU NASIONAL

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMPN 3 Balaraja

KEGIATAN LDK SMPN 3 BALARAJA

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMPN 3 Balaraja

UPACARA 17 AGUSTUS 2020 DI ISTANA NEGARA

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMPN 3 Balaraja

Tampilkan postingan dengan label berita pendidikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label berita pendidikan. Tampilkan semua postingan

Rabu, 03 Februari 2021

5 TIPS EFEKTIF BELAJAR DI RUMAH



Pandemi Covid-19 mengharuskan kita melakukan kegiatan dari rumah, salah satunya adalah proses perkuliahan yang mengharuskan dilakukan secara daring melalui rumah.

Tentunya, sebagai mahasiswa ada penyesuaian pola belajar yang tentunya harus dilakukan mengingat pembelajaran dilakukan dirumah. Dirumah aja pun bukan penghalang mahasiswa untuk tetap mendapatkan ilmu. Nah bagaimana sih cara belajar yang efektif selama dirumah aja? Berikut ulasannya.

1. Atur tempat untuk belajar

Mood belajarmu dipengaruhi oleh tempat kamu belajar. Cari posisi dirumah yang nyaman dan hindari belajar ditempat yang membuatmu merasa ngantuk, seperti dekat dengan kasur. Tetapi semua balik lagi pada diri kamu sendiri seperti apa tempat yang nyaman untuk kamu belajar.

2. Buat rencana belajarmu

Rencanakan apa yang mau kamu pelajari pada hari itu, buat daftar apa saja yang ingin kamu pelajari agar kamu dapat fokus belajar dan mengikuti perkuliahan. Catat selalu jikalau ada deadline tugas agar teratur.

3. Hindari hal yang dapat mendistraksi belajarmu

Selama dirumah aja, kecenderungan untuk terus membuka media sosial dan bermain games sangat besar. Tetap fokus dalam proses pembelajaran dan hindari melakukan hal yang tidak berhubungan dengan proses pembelajaran.

4. Perhatikan jadwal perkuliahanmu

Pasang timer agar kamu tidak telat mengikuti perkuliahan secara daring, selalu lihat jadwal dan perencanaan belajar yang sudah kamu buat, sehingga kamu dapat belajar secara fokus dan teratur sesuai jadwal.

5. Luangkan waktu untuk bersantai

Beri jeda waktu agar kamu dapat refreshing, duduk didepan laptop secara terus menerus bukanlah hal yang mudah. Lakukan kegiatan yang dapat menjaga mood mu agar tetap stabil seperti mendengarkan musik, olahraga dan lain sebagainya.

Itulah lima tips agar kamu tetap efektif mengikuti perkuliahan dan belajar selama dirumah aja, tetap jaga kesehatan dan fokus dalam belajar ya!

Jadwal TVRI Belajar dari Rumah, Selasa 2 Februari 2021




Jadwal TVRI Belajar dari Rumah, Selasa 2 Februari 2021


Program Belajar dari Rumah di TVRI Nasional dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ( Kemendikbud ) kembali hadir. Adapun tayangan edukatif di TVRI Nasional ini bagi siswa PAUD dan SD yang sedang mengikuti pembelajaran daring atau online pada Semester Genap TA 2020/2021. 
Jadi, bagi siswa dan guru yang saat ini mengikuti pembelajaran jarak jauh, maka jangan dilihat tayangan Program Belajar dari Rumah. 
Mengutip Laman Kemendikbud, berikut ini jadwal Belajar dari Rumah di TVRI Nasional, Selasa 2 Februari 2021.
Jadwal TVRI 2 Februari 2021 
1. 08.00-08.30, PAUD: Senang di Rumah 
2. 08.30-09.00, Kelas 1 SD: Benda Padat Yang Terbuat Dari Kayu 
3. 09.00-09.30, Kelas 2 SD: Kayu Dan Plastik di Sekitarku 
4. 09.30-10.00, Kelas 3 SD: Rumah Kayuku 
5. 10.00-10.30, Kelas 4 SD: Suku Asli Indonesia 
6. 10.30-11.00, Kelas 5 SD: Papan Informasi dan Skala Peta 
7. 11.00-11.30, Kelas 6 SD: Penjaga Perbatasan 
Catatan: Jadwal ini dapat berubah sewaktu-waktu sesuai kebijakan penyiaran TVRI dan Kemendikbud. Perubahan jadwal akan diinformasikan lebih lanjut.


Tips Belajar Daring di Tengah Masa PSBB

Tips Belajar Daring di Tengah Masa Pembatasan Sosial Berskala Besar

Dampak penyebaran pandemi COVID-19 di Indonesia membuat banyak sekolah maupun Perguruan Tinggi memutuskan untuk meniadakan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka dan menggantinya dengan metode belajar jarak jauh di rumah secara daring. Hal tersebut diterapkan untuk membatasi interaksi fisik secara langsung guna menekan penyebaran virus agar tidak semakin meluas. 

Belajar secara daring tentunya memiliki tantangan tersendiri. Karena dianggap lebih bebas dan fleksibel, peserta didik justru dituntut agar memiliki komitmen untuk melakukan pembelajaran secara mandiri di rumah. Pembelajaran secara daring memiliki tantangan dalam pengawasan agar peserta didik terus melakukan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan waktu belajar tatap muka. Selain itu, tentunya perangkat teknologi seperti smartphone atau laptop serta jaringan internet yang baik harus tersedia.

Lalu, bagaimana caranya agar pembelajaran secara daring dapat dilakukan secara efektif? Yuk ikuti beberapa tips berikut ini : 

1. Kelola waktu dengan baik
Atur waktu belajar Anda agar Anda tidak mengulur-ulur waktu dalam mengerjakan tugas. Biasakan fokus dan mengerjakan tugas di awal waktu. Komitmen pengerjaan tugas tentunya akan lebih mudah dilakukan jika pihak sekolah atau perguruan tinggi menetapkan batas waktu pengerjaan tugas kepada peserta didik. 

2. Carilah tempat nyaman
Tempat yang nyaman merupakan salah satu kunci agar belajar tetap fokus lho. Anda bisa mencari tempat seperti sudut rumah yang nyaman untuk belajar. Anda bisa mendekor area meja belajar sekreatif mungkin untuk menambah semangat belajar Anda.

3.  Siapkan perangkat yang dibutuhkan
Persiapkan perangkat yang anda butuhkan, baik itu laptop, smartphone, komputer maupun saklar listik untuk mengisi daya perangkat Anda agar tidak kehabisan daya di tengah-tengah fokus belajar. Pastikan juga perangkat Anda terhubung dengan jaringan internet yang baik agar Anda dapat mengakses platform pembelajaran daring yang Anda butuhkan tanpa kendala.

4. Komunikasi dengan pengajar dan teman belajar
Meskipun Anda belajar dengan jarak jauh dari pengajar, bukan berarti Anda bebas bersantai dan menunda tugas yang diberikan lho. Tetap jaga komunikasi dengan pengajar dan teman belajar. Jika dibutuhkan, Anda juga bisa mengadakan grup chat khusus untuk membahas tugas yang diberikan. Selain itu, Anda juga bisa melaporkan tugas setiap harinya kepada pengajar.

5. Jaga Kebersihan
Di saat pandemi COVID-19 ini, kebersihan merupakan salah satu hal yang penting. Rajin mencuci tangan dengan sabun dan tidak lupa membersihkan perangkat belajar Anda baik smartphone maupun laptop secara berkala. Stay Clean!

INFORMASI DARING DAN LURING

Memasuki new normal era, masyarakat Indonesia kini mulai menjalani aktivitas sehari-harinya seperti biasa. Namun, demi menjaga keselamatan dan kesehatan para siswa, sejumlah sekolah menerapkan sistem online atau virtual tanpa tatap muka langsung. Sistem ini juga dikenal dengan sistem pembelajaran daring.

Istilah pembelajaran daring dan luring muncul sebagai salah satu bentuk pola pembelajaran di era teknologi informasi seperti sekarang ini. Daring merupakan singkatan dari “dalam jaringan” sebagai pengganti kata online yang sering kita gunakan dalam kaitannya dengan teknologi internet. Daring adalah terjemahan dari istilah online yang bermakna tersambung ke dalam jaringan internet. Pembelajaran daring artinya adalah pembelajaran yang dilakukan secara online, menggunakan aplikasi pembelajaran maupun jejaring sosial. Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan tanpa melakukan tatap muka, tetapi melalui platform yang telah tersedia. Segala bentuk materi pelajaran didistribusikan secara online, komunikasi juga dilakukan secara online, dan tes juga dilaksanakan secara online. Sistem pembelajaran melalui daring ini dibantu dengan beberapa aplikasi, seperti Google Classroom, Google Meet, Edmudo dan Zoom.

Sebuah kondisi dikatakan daring apabila memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut:

  1. Di bawah pengendalian langsung dari alat yang lainnya.
  2. Di bawah pengendalian langsung dari sebuah sistem.
  3. Tersedia untuk penggunaan segera atau real time.
  4. Tersambung pada suatu sistem dalam pengoperasiannya,
  5. Bersifat fungsional dan siap melayani

Selama pelaksanaan model daring, peserta didik memiliki keleluasaan waktu untuk belajar.  Peserta didik dapat belajar kapan pun dan di mana pun, tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Peserta didik juga dapat berinteraksi dengan guru pada waktu yang bersamaan, seperti menggunakan video call atau live chat. Pembelajaran daring dapat disediakan secara elektronik menggunakan forum atau message.

Belajar secara daring tentu memiliki tantangannya sendiri. Siswa tidak hanya membutuhkan suasana di rumah yang mendukung untuk belajar, tetapi juga koneksi internet yang memadai. Namun, proses pembelajaran yang efektif juga tak kalah penting. Berikut ini tips agar siswa dapat bejalar daring dengan efektif:

  1. Komunikasi antar tenaga pengajar dan siswa harus berjalan dengan baik pada saat melakukan video call. 
  2. Aktif dalam berdiskusi baik dengan tenaga pengajar atau teman-teman. 
  3. Managemen waktu bagi para siswa sangat penting. Meski belajar di rumah, pastikan siswa membuat catatan mana saja tugas yang sudah dikerjakan, dan mana tugas yang harus segera kamu selesaikan. 
  4. Jangan lupa untuk tetap bersosialisasi dengan orang lain, termasuk anggota keluarga di rumah, serta teman-teman sekelas di luar sesi video call untuk mengasah kemampuan bersosialisasi. 

Istilah luring adalah kepanjangan dari “luar jaringan” sebagai pengganti kata offline. Kata “luring” merupakan lawan kata dari “daring”. Dengan demikian, pembelajaran luring dapat diartikan sebagai bentuk pembelajaran yang sama sekali tidak dalam kondisi terhubung jaringan internet maupun intranet. Sistem pembelajaran luring (luar jaringan) artinya pembelajaran dengan memakai media, seperti televisi dan radio. Jika peserta didik menulis artikel atau mengerjakan tugas di Microsoft Word dan tidak menyambungkannya dengan jaringan internet, maka itu adalah contoh aktivitas luring dan Jika siswa melakukan offline conference dengan bertemu secara langsung tanpa menggunakan internet, hal itu adalah contoh aktivitas luring.

Sistem pembelajaran daring dan luring mau tidak mau harus tetap dilakukan di tengah pandemi COVID-19. Sebab, tidak mungkin peserta didik dibiarkan libur panjang hingga virus corona pergi. Dan kita tidak tau kapan virus corona ini hilang dari permukaan bumi.  Dalam proses pembelajaran daring dan luring ada beberapa kesulitan yang dihadapi siswa, antara lain:

  • Jaringan internet yang lemot. Sistem pembelajaran daring dan luring dapat berjalan efektif jika jaringan internetnya bagus. Sebaliknya, ketika jaringan internetnya jelek/buruk, maka secara otomatis proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) online pasti terhambat.  
  • Kuota internet terbatas. Orang tua yang terkena dampak COVID-19 pasti akan kesulitan untuk membeli kuota internet. Terutama orang tua yang secara ekonomi tidak memadai. Hal ini perlu dipikirkan secara matang oleh pihak sekolah dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kasihan juga orang tua. Mereka sudah terbebani karena di-PHK oleh perusahaan, ditimpal lagi oleh beban keharusan membeli kuota internet.
  • KBM tidak efektif. Sistem pembelajaran daring dan luring tentu tidak seefektif pembelajaran di sekolah. Hal ini terjadi karena beberapa faktor. Misalnya pengurangan jam mengajar. Guru-guru yang biasanya mengajar 4 jam di sekolah, terpaksa hanya mengajar selama satu jam. Dampak lanjutnya, peserta didik akan kesulitan memahami materi yang banyak dalam waktu yang relatif singkat. Apalagi berhadapan dengan mata pelajaran program MIPA: Matematika, Fisika dan Kimia dan Biologi. Keempat pelajaran ini tentunya membutuhkan waktu yang cukup lama karena banyak penurunan rumus. Itu artinya, waktu satu jam sangat tidak cukup.

Kesulitan diatas harus segera dicarikan solusinya agar mutu pendidikan tidak menurun, berikut ini solusi yang mungkin dapat diterapkan untuk mengurangi tiga kesulitan di atas:

  1. Bantuan pemerintah dan sekolah. Terkaitnya dengan orang tua yang kesulitan mendapatkan kuota internet, saya kira pemerintah perlu hadir dan bahkan memberikan suntikan dana. Maksudnya, pemerintah tidak hanya membuat regulasi dan kebijakan pembelajaran melalui sistem Daring dan Luring di setiap sekolah. Akan tetapi, pemerintah mau tidak mau harus menyediakan anggaran khusus untuk pembelian kuota internet bagi peserta didik yang orang tuanya tidak mampu. Demikian juga sekolah. Perlu ada bantuan khusus bagi orang tua yang secara ekonomi tidak mampu. Terlebih lagi untuk peserta didik yang orang tuanya terkena dampak corona. Semisal di-PHK oleh perusahaan, tempat di mana mereka mencari nahkah.
  2. Masalah KBM yang kurang efektif. Sekolah dan para staffnya perlu menemukan cara tersendiri agar materi yang dipelajari sebisa mungkin dapat dipahami oleh peserta didik. Tidak harus memaksa peserta didik untuk memami materi pembelajaran secara 100 %, 50-70 % saja sudah cukup. Setidaknya mereka tetap memahami materi yang sedang dipelajari.

Sistem Daring dan Luring ini  menuntut guru untuk kreatif dalam mendidik peserta didik. Semoga para guru tetap semangat dalam menciptakan sistem pembelajaran daring dan luring yang kreatif dan inovatif.  Hidup guru, Hidup pendidikan Indonesia…!

Jumat, 10 Juli 2020

BELAJAR DARING MENGGUNAKAN GOOGLE CLASSROOM

Berikut video cara membuat kelas di google classroom


Jumat, 22 April 2011

Lima Paket Soal UN 2011

(UN) tahun 2011 sesuai jadwal dipastikan digelar pada 18-21 April 2011 untuk jenjang SMA/MA dan yang sederajat. Sementara UN untuk jenjang sekolah menengah pertama dijadwalkan tanggal 25-28 April 2011 dan UN jenjang sekolah dasar tanggal 10-12 Mei 2011. Sejumlah daerah terlihat sibuk mengumumkan dan melakukan sosialisasi jadwal pelaksanaan ujian nasional ke sekolah-sekolah di seluruh Indonesia.

Salah satu fenomena menarik dalam UN 2011 ini adalah tentang jumlah Paket Soal UN 2011, yang belakangan ini baru ada kejelasan setelah Kemdiknas (Mendiknas) menjelaskan secara resmi. Kami menyimpulkan dari apa yang disampaikan Bapak Menteri bahwa dalam Ujian Nasional 2011 akan digunakan 5 (lima) tipe soal dalam Ujian Nasional 2011. Kebijakan Paket Soal UN 2011 menjadi 5 (lima) paket bertujuan untuk menekan kemungkinan untuk mencontek yang dilakukan peserta UN. Metode tersebut dipakai dengan asumsi satu ruang ujian berisi 30 orang, sehingga bisa mempersulit peserta yang ingin mencontek jawaban rekannya. Walaupun orang ingin mencontek pasti tetap bisa setidaknya upaya ini akan mengurangi kecurangan yang dilakukan peserta. Tegasnya ini hanyalah ikhtiar untuk mengurangi kecurangan selama pelaksanaan ujian nasional.

Selanjutnya kami juga menyimak bahwa upaya tersebut merupakan


salah satu upaya memperbaiki kualitas UN dari sekian rentetan langkah untuk meningkatkan kualitas UN tahun ini, disamping memperketat proses percetakan dan penggandaan dan distribusi soal UN serta
meningkatkan peran seran dari perguruan tinggi dalam mengawasi pelaksanaan UN, dimana dalam pengawasannya nanti Mendiknas akan mengajak perguruan tinggi untuk membentuk tim pemantau independen dalam pelaksanaan UN. Kemdiknas bakal melibatkan dosen-dosen perguruan tinggi sebagai pengawas. Dalam hal pencetakan soal UN digunakan sistem lelang terbuka. Hanya saja untuk tahun 2011 ada proses yang ditambahkan ke peserta lelang sebelum ditetapkan pemenang. Jadi ada tim dari pusat yang akan lihat percetakannya. Kemdiknas tidak ingin orang masih bisa lalu lalang di lingkungan percetakan padahal ini harus diisolasi. Ini kan dokumen negara, kerahasiaan harus dijamin.

Dasar Pertimbangan Penggunaan 5 Paket Soal UN 2011

Pertama agar di ruangan ujian dengan adanya 5 paket artinya ada 5 macam soal sehingga memperkecil peluang untuk saling kerjasama, menyontek. Ini berbeda dengan hanya 2 paket soal seperti UN 2010, yang dibagikan secara terstruktur (selang seling) berdasar nomor ganjil atau genap. Sehingga, tiap siswa selalu mendapat jenis soal yang sama tiap mata pelajaran. Ini berbeda dengan 5 paket soal dimana aplikasi bisa begini : siswa yang saat mata ujian Matematika mendapat paket soal A, bisa jadi keesokan harinya saat mata ujian Bahasa Inggris, mendapat paket soal C. Ini bisa mempersulit upaya main mata antara sekolah dan siswa.

Kedua, juga memperkecil siapa pun yang mau intervensi karena kesulitan. Itulah alasan utama kenapa diperbanyak paketnya.

Sistem Pengawasan UN 2011

Pelaksanaan ujian nasional tahun 2011 ini tetap menggunakan pengawas silang. Guru di suatu sekolah tidak diperkenankan menjadi pengawas di sekolahnya sendiri, tetapi harus menjadi pengawas di sekolah lain.

Ini dilakukan demi menghindari adanya tindakan kecurangan yang dilakukan siswa, bekerja sama dengan guru dalam mengerjakan soal-soal ujian. Pengawas silang ini juga sesuai dengan standar pusat dalam pelaksanaan UN.

Penilaian UN

Prinsipnya kelulusan siswa antara lain ditentukan oleh nilai akhir yaitu gabungan antara nilai ditentukan oleh nilai akhir yaitu gabungan antara nilai UN yang diselenggarakan Badan Standardisasi Nasional Pendidikan (BSNP) dan nilai ujian sekolah (US) yang mengakomodir rata-rata nilai rapor semester 1 sampai dengan 5 untuk SMP dan SMA.

Bobot penggabungan adalah 60% untuk UN dan 40% untuk US. Misal nilai UN = 8 dan US = 9. Nilai akhirnya = 8 X 0,6 + 9 X 0,4 = 4,8 + 3,6 = 8,4 berarti lulus karena syarat kelulusannya adalah 5,5.

Jumat, 25 Februari 2011

Memupuk Jiwa Meneliti Siswa

Depok -- Kegiatan Olimpiade Proyek Sains Indonesia atau Indonesian Science Project Olympiad (ISPO) kembali digelar mulai 23-24 Februari 2011 di Balairung Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat. Agenda tahunan yang berlangsung sejak 2009 ini meloloskan 170 proyek penelitian dari 618 proyek yang diusulkan.

Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal menyampaikan, kegiatan seperti ini merupakan langkah awal memupuk jiwa meneliti bagi siswa. Menurutnya, potensi anak Indonesia masih banyak yang belum digali secara maksimal. "Dengan kegiatan seperti ini diharapkan tidak ada lagi elit-elit sains yang hanya berkumpul di kota besar saja. Dilihat dari pesertanya yang datang dari Aceh sampai Papua, bisa kita ketahui anak-anak pintar kita ada di mana-mana. Tinggal bagaimana kita memfasilitasinya saja," katanya usai meninjau stan pameran peserta.

Fasli mengatakan, dengan adanya perlombaan semacam ini akan mampu memupuk kejujuran siswa terhadap data, serta kerja cerdas terhadap analisa. Di samping akan memberikan kontribusi, sehingga apa yang mereka hasilkan dari penelitian dapat dimanfaatkan.Kegiatan yang terbuka bagi siswa SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK seluruh Indonesia ini meliputi enam bidang lomba, yakni fisika, kimia, biologi, teknologi, lingkungan, dan komputer. Selama dua hari para siswa memamerkan karyanya untuk dinilai oleh dewan juri.

Mantan Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo, selaku Presiden ISPO meminta kepada para siswa agar dalam usaha mereka menjadi seorang peneliti handal tidak melupakan moral dan etika. "Seiring berkembangnya sains, jangan lupakan etika dan moral, sehingga menjadi pribadi yang unggul dalam ilmu pengetahuan, bermoral dan beretika," katanya. Penutupan dan pengumuman pemenang akan dilakukan di Sasono Langen Budoyo Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada Jumat, (25/02) mendatang. (aline/agung)

170 Proyek Penelitian Siswa Dipamerkan

Jakarta --- Sebanyak 170 proyek penelitian siswa akan dipamerkan pada ajang Olimpiade Proyek Sains Indonesia atau Indonesian Science Project Olympiad (ISPO) 2011 pada 23-24 Februari di Balairung Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat. ISPO digelar guna mendorong para remaja untuk mencintai ilmu pengetahuan, membudayakan berpikir ilmiah, melakukan penelitian dan mengembangkannya, serta menghasilkan produk ilmiah. Kegiatan yang digelar ketiga kalinya sejak 2009 ini dijadwalkan dibuka Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal.


Proyek yang dipamerkan merupakan finalis dari sebanyak 618 proyek penelitian siswa dan akan dinilai oleh dewan juri untuk ditentukan pemenangnya. Total sekolah yang mengajukan proposal penelitian sebanyak 156 sekolah dari 20 provinsi di Indonesia. Kegiatan yang terbuka bagi siswa SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK seluruh Indonesia ini meliputi enam bidang kajian, yakni fisika, kimia, biologi, teknologi, lingkungan, dan komputer.

Presiden ISPO Bambang Sudibyo menyampaikan, kegiatan ISPO mendukung kebijakan Kementerian Pendidikan Nasional untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Selain itu, juga membantu membangun budaya kritis, budaya melakukan penelitian dan menghasilkan penemuan-penemuan baru yang orisinal. "ISPO juga menjadi wadah peneliti muda untuk berkompetisi sehat pada tingkat nasional dan mendorong lingkungan pembelajaran yang nyata dengan menafsirkan hal-hal yang abstrak dalam sains ke proyek yang realistis," katanya di Jakarta, Senin (21/2).

Para pemenang ISPO selain mendapatkan penghargaan medali dan hadiah dari sponsor akan dikirimkan untuk mengikuti ajang sejenis pada tingkat internasional. Pada 2009 dan 2010 para pemenang ISPO telah meraih berbagai penghargaan diantaranya medali emas dan perak pada ajang I-SWEEPEP di Amerika Serikat dan ajang IYIPO di Georgia. Selain itu, meraih medali emas pada ajang ISTE-MOSTRATED di Brasil. Pemberian penghargaan bagi para pemenang akan dilaksanakan di Sasono Langen Budoyo Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta pada Jumat (25/2). agung

Selasa, 15 Februari 2011

Sandingkan Pendidikan dan Penyiaran

Jakarta - Televisi sebagai media penyiaran memiliki peran penting dalam memberikan tayangan-tayangan yang mendidik. Namun tidak dapat dipungkiri televisi diibaratkan dua mata pisau yang jika tidak hati-hati dalam menampilkan ide-ide kreatifnya, bisa membuat penonton menjadi tak terdidik. Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal mengemukakan hal tersebut ketika menjadi pembicara pada Media Gathering Komisi Penyiaran Indonesia di Jakarta, Rabu (22/12). "Kita harus mulai mencari cara bagaimana menyandingkan pendidikan dan penyiaran," katanya.

Fasli melihat bahwa kondisi pertelevisian saat ini kurang menyajikan konten-konten yang mendidik. Dengan kondisi tersebut, dia menawarkan ada kerja sama antara pemerintah dan televisi swasta dalam mengolah konten yang layak tonton. "Dengan kerja sama TV Edukasi dengan media swasta, media literacy bisa dikembangkan agar akses untuk menganalisis dan membimbing anak-anak menjadi lebih besar," kata Fasli.

Hadir dalam kesempatan tersebut anggota Komisi X DPR RI Dedi Gumelar. Dia menyoroti bagaimana tayangan televisi saat ini didominasi konten yang kurang mendidik. Sebagai seorang mantan pelawak, dia menilai konsumsi lawakan seseorang tidak lagi menghibur dengan baik, tapi malah menggunakan kelainan kepribadian yang efek sosialnya berlangsung lama. "Media memberi ruang kepada orang yang menyimpang kepribadiannya untuk melucu, dampak kelucuan cuma sesaat, dampak sosialnya panjang," katanya.

Dedi mengatakan hal tersebut terjadi karena longgarnya kebijakan dan ketatnya persaingan di dunia entertainment. Tapi media sebagai kontrol sosial seharusnya jadi pemersatu, bukan malah penghancur. "Ada tiga cara yang bisa menghancurkan sebuah negara, melalui perekonomian, pertahanan militer, dan media," katanya.

Dengan makin memprihatinkannya kondisi penyiaran yang ada saat ini, baik pemerintah maupun wakil rakyat menyadari lemahnya peraturan penyiaran. Maka dari itu, Dedi mengusulkan agar UU Nomor 32/2002 tentang Penyiaran segera direvisi

Saatnya Pelajar Sikapi Isu Global

Jakarta - Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal menilai sudah saatnya para remaja dan pelajar dilibatkan dalam membahas isu-isu global seperti pluralisme, perubahan iklim, dan HIV/AIDS. "Bagi mereka (pelajar) isu-isu dunia itu sudah menjadi keseharian. Malahan, dialog-dialog mereka sudah global. Karena itu, kita harus mencoba memberikan keseimbangan bagaimana mereka membahas isu global, tapi juga membunyikan isu-isu yang sedang dihadapi Indonesia," katanya seusai membuka kegiatan "Dialogue On World Issues "How My School Could Contribute?", yang diikuti perwakilan sekolah-sekolah di Jakarta dan sekitarnya, di Gedung Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Senin (7/2).

Fasli juga mengatakan, forum ini sangat fundamental. Karena para remaja ini calon pemimpin di masa depan. "Apa yang mereka pikirkan sekarang adalah apa yang akan mereka lakukan saat mereka menjadi pemimpin nantinya," katanya.

Adapun manfaat yang akan diperoleh dengan adanya forum tersebut, kata Fasli, pertama mereka menginternalisasi, berbagi, dan membuat komitmen untuk dirinya. Kedua, mempengaruhi sesamanya dengan membuat pear group (kelompok sebaya), kemudian masing-masing akan mempengaruhi sekolah mereka. Untuk lingkup lebih luas, suara mereka akan mempengaruhi ASPNET yang berjumlah kurang lebih 200 di Indonesia, yang pada akhirnya memberi kontribusi kepada 8.000 sekolah di tingkat internasional. ASPNET merupakan sebuah jaringan persekolahan di seluruh dunia yang di fasilitasi oleh UNESCO. Jumlahnya 8.200 sekolah i seluruh dunia.

Ketua Harian Komisi Nasional UNESCO Arief Rachman menambahkan, bahwa hasil dari pemikiran-pemikiran para pelajar ini akan sosialisasikan melalui internet. Program ini dinamakan I earn (International Education And Resources Network). "Mereka akan online dengan kurang lebih 2.000 sekolah di seluruh dunia. Kemungkinan pasti bertambah," katanya.

Menyikapi kondisi dunia, bahkan di Indonesia sendiri yang semakin ricuh, Arief mengatakan, adanya perang merupakan hasil dari otak manusia. Oleh karena itu, untuk menyelesaikan peperangan maka yang harus dibereskan adalah otak manusia itu sendiri, dan dilakukan melalui generasi muda.

"Kenapa saya gregetan dengan kegiatan ini? Sebab di sini pelajar yang akan lebih berperan. Sudah terlalu banyak konferensi internasional yang diikuti oleh para ilmuwan dan para tokoh-tokoh dunia. Tapi, kita tidak pernah mendengar sebetulnya solusinya di tingkat anak muda bagaimana, dan biasanya mereka mempunyai terobosan," katanya.

Adapun tema yang diusung dalam forum ini dan akan dibahas oleh peserta meliputi perdamaian, kemiskinan, perubahan iklim, HIV/Aids, Polusi, musik tradisional/modern, perbedaan kepercayaan, dan perbedaan budaya.

Minggu, 06 Februari 2011

Ujian Nasional SMP 25-28 April 2011

JAKARTA — Ujian nasional tahun pelajaran 2010/2011 jenjang sekolah menengah atas/madrasah aliyah/sekolah menengah kejuruan (SMA/MA/SMK) akan diselenggarakan 18-21 April 2011. Sementara jenjang sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah (SMP/MTs) akan dilaksanakan 25-28 April 2011.

Jadwal UN ini tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 45 Tahun 2010 tentang Kriteria Kelulusan dan Permendiknas Nomor 46 tentang Pelaksanaan UN SMP dan SMA Tahun Pelajaran 2010/2011 yang ditandatangani Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh Senin (4/1/2011) di Jakarta.

Dalam UN April mendatang sudah digunakan formula baru untuk menentukan kelulusan yaitu nilai gabungan antara nilai UN dengan nilai sekolah yang meliputi ujian sekolah dan nilai rapor.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemdiknas Mansyur Ramly mengatakan, UN Susulan SMA/MA/SMK akan dilaksanakan 25-28 April 2011 dan pengumuman kelulusan oleh satuan pendidikan paling lambat 16 Mei 2011.

Sementara UN Susulan SMP/MTs diselenggarakan 3-6 Mei 2011, sedangkan pengumuman UN SMP/MTs oleh satuan pendidikan pada tanggal 4 Juni 2011. "UN kompetensi keahlian kejuruan SMK dilaksanakan sekolah paling lambat sebulan sebelum UN dimulai," kata Mansyur.

Sebelum kelulusan diumumkan, sekolah mengirimkan hasil nilai sekolah untuk digabungkan dengan hasil nilai UN ke Kemdiknas. Selanjutnya, setelah digabungkan dengan formula 60 persen UN ditambah dengan 40 persen nilai sekolah, nilai tersebut dikembalikan lagi ke sekolah. Sekolah menggabungkan nilai dengan mata pelajaran lain. "Kan ada tujuh mata pelajaran lain yang harus lulus. Yang menentukan kelulusan tetap satuan pendidikan," kata Nuh.

Nuh melanjutkan, dari peta nilai akan dilakukan analisis setiap sekolah. Sekolah yang nilainya rendah akan dilakukan intervensi seperti tahun 2010 yakni memberikan insentif dana sebesar Rp 1 miliar sebagai stimulus kepada 100 kabupaten/kota yang memiliki nilai UN rendah.

Insentif dana itu diberikan pada kabupaten/kota dengan persentase kelulusan siswa kurang dari 80 persen. Selain dana, pemerintah juga melakukan intervensi program peningkatan kompetensi guru dan remedial. "Tidak ada target khusus kelulusan siswa. Targetnya kejujuran pelaksanaan UN. Itu yang lebih mahal karena dari angka kelulusan tahun lalu sudah 99 persen," kata Nuh.

Penerbit Bebas Ajukan Buku untuk Dinilai

Jakarta -- Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) memberikan kebebasan kepada penerbit mengajukan bukunya untuk dinilai kelayakannya. Penilaian dilakukan tim independen melalui proses evaluasi. Setelah ditetapkan layak, buku tersebut dapat dimanfaatkan sebagai buku pengayaan di sekolah.



Hal tersebut disampaikan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh saat memberikan keterangan pers di Kemdiknas, Jakarta, Jumat (4/2/2011). Menurut dia, setidaknya ada dua pertimbangan penerbit dalam mengajukan bukunya untuk dinilai.



Pertama, dari sisi substansi dan kedua dari sisi kelayakan bisnis. "Tidak ada larangan, siapa pun penerbitnya boleh mengajukan. Apapun judulnya dan mengajukan siapa pun sebagai figur utamanya. Itu kita bebaskan sepenuhnya," katanya. "Monggo, tidak masalah kalau ada penerbit yang mengajukan tokoh x,y, terus diajukan lolos, ya kita tawarkan."



Hadir pada acara Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal, Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kemdiknas Suyanto, Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemdiknas Diah Harjanti, dan Anggota Tim Penilai Buku Bana Kartasasmita dari Institut Teknologi Bandung, dan Siti Rohmah Nurhayati dari Universitas Negeri Yogyakarta.



Mendiknas menyebutkan, buku pengayaan atau nonteks pelajaran di sekolah meliputi pengayaan pengetahuan, keterampilan, kepribadian, buku referensi, dan panduan pendidik. Penilaian buku pengayaan berbeda dengan penilaian pada buku teks pelajaran yang harus merujuk kurikulum.



Selama 2006-2010 jumlah buku nonteks pelajaran yang didaftarkan penerbit sebanyak 27.029 judul. Setelah dinilai, jumlah buku yang layak digunakan sebanyak 2.403 judul terdiri atas 1.342 buku pengetahuan, 346 buku keterampilan, 248 buku kepribadian, 179 buku referensi, dan 168 panduan pendidik. "Pilihannya banyak dan memenuhi uji tim independen," kata Menteri Nuh.



Bana menyampaikan, buku pengayaan ditujukan untuk membantu pembaca agar gemar membaca dan menumbuhkan rasa ingin tahu. Buku nonteks pelajaran juga harus memiliki ciri keindonesiaan, tidak mengandung unsur SARA, dan dapat dibaca lintas kelas. " Buku itu juga disesuaikan dengan pertumbuhan psikologis anak dalam proses belajar," katanya.



Sedangkan Siti menyampaikan, terkait Buku Seri SBY yang beredar di sekolah, buku tersebut termasuk 30 buku yang dinilainya. Penilaiannya di antaranya meliputi pengembangan kepribadian, motivasi, dan kerja keras. "Saya nilai buku layak dari sisi pengembangan kepribadian. Dari bahasa cukup runtut dan mudah diikuti. Sementara dari penyajian ilustrasi, tampilan, sampul dan sebagainya, semuanya di atas ambang kelayakan dengan kelayakan berbeda-beda," katanya. (agung)

Minggu, 23 Januari 2011

Permendiknas No 28 Tahun 2010 | Mutasi Kasek Kini Kewenangan Menteri

Kini ada aturan baru tentang mutasi kepala sekolah (kasek). Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) mengambil alih kewenangan daerah untuk memutasi kasek.Itu seiring diterbitkannya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru Menjadi Kepala Sekolah.

Mendiknas M. Nuh menjelaskan, peraturan tersebut berlaku untuk mutasi Kasek/madrasah pada jenjang TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK. Tidak terkecuali rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI). "Semua jenjang akan diatur oleh Permendiknas," ungkapnya.

Menurut Nuh, pemindahan kewenangan itu salah satunya untuk menyiapkan pimpinan tertinggi lembaga pendidikan dengan baik. Dia menjelaskan, jika sebelumnya kepala daerah dapat memutasi Kasek dengan mudah, kini calon Kasek wajib mengikuti berbagai seleksi ketat. "Pemerintah daerah tidak bisa lagi semena-mena mengganti Kasek," ujarnya.

Permendiknas yang ditetapkan pada 27 Oktober 2010 ini, kata Nuh, sengaja dikeluarkan untuk melindungi Kasek dari politik pemerintah yang seringkali merugikan mereka. "Kami mendengar banyak laporan tentang Kasek yang menjadi korban politik," ungkap mantan Menteri Komunikasi dan Informasi (menkominfo) itu. (sumber: jpnn.com)

Jumat, 31 Desember 2010

Mendiknas Simulasikan Nilai UN

Jakarta --- Formula nilai akhir penentu kelulusan siswa sekolah menengah pertama (SMP) dan sederajat, serta sekolah menengah atas (SMA) dan sederajat, ditetapkan dengan menggabungkan nilai mata pelajaran ujian nasional (UN) dengan nilai sekolah. Nilai akhir adalah pembobotan 60 persen nilai UN ditambah 40 persen nilai sekolah. Formula ini akan digunakan pada UN Tahun Pelajaran 2010/2011.

Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh menyampaikan hal tersebut pada jumpa pers akhir tahun di Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas), Jakarta, Kamis (30/12). Mendiknas mengatakan, formula UN merupakan hasil kesepakatan bersama Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) selaku penyelenggara UN dan atas rekomendasi Dewan Perwakilan Rakyat. "Kalau dulu UN sendiri dinilai hasilnya berapa. Kalau dia memenuhi 5,5 ke atas lulus. Pada 2011 dikombinasikan antara ujian yang dilakukan secara nasional, dengan prestasi atau capaian waktu dia sekolah kelas 1,2, dan 3," katanya.

Hadir pada acara tersebut Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal, Sekretaris Jenderal Kemdiknas Dodi Nandika, WKS Inspektur Jenderal Kemdiknas Wukir Ragil, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdiknas Djoko Santoso, Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kemdiknas Baedhowi, Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdiknas Suyanto, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemdiknas Mansyur Ramly, dan Direktur Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Hamid Muhammad.

Mendiknas mengatakan, syarat kelulusan lainnya adalah nilai tiap mata pelajaran minimal 4,00 dan tidak ada ujian ulangan. "Bagi yang tidak lulus dapat mengikuti Ujian Paket C untuk SMA," ujarnya.
Dia menjelaskan, seorang siswa sedikitnya harus meraih nilai 4 pada UN agar dapat lulus dengan syarat nilai ujian sekolahnya 8. Dengan menggabungkan kedua nilai tersebut maka nilai akhir diperoleh 5,6 di atas nilai minimal 5,5. "Kalau nilai ujian sekolah 7 belum lulus. Nilai aman UN adalah 6," katanya saat menyimulasikan nilai UN.

Mendiknas melanjutkan, berdasarkan hasil pemantauan berita selama 2010, UN menempati urutan pertama dari 10 isu pemberitaan pendidikan 2010. Dia menyebutkan, jumlah pemberitaan terkait UN sebanyak 1.899 (20,1%), disusul guru 974 (10,3%) berita, dan penerimaan peserta didik baru 537 (5,7%) berita. "Yang paling banyak urusan UN. Itu menunjukkan bahwa UN menjadi perhatian publik," katanya.

Mendiknas memaparkan, capaian kinerja 2010 dan program Kemdiknas 2011. Secara umum, kata Mendiknas, serapan anggaran Kemdiknas mencapai 89,29 persen per 27 Desember 2010. Adapun anggaran Kemdiknas pada 2011 Rp55,6 triliun. "Tidak ada pengurangan dari sisi anggaran. Alokasi BOS dikirim ke daerah," ujarnya.

Mendiknas menambahkan, sebanyak 20 persen anggaran APBN digunakan untuk fungsi pendidikan yang ada di 17 kementerian/lembaga. Mendiknas menyebutkan, anggaran fungsi pendidikan pada 2011 Rp243 triliun. Namun demikian, kata Mendiknas, anggaran tersebut tidak boleh digunakan untuk sekolah kedinasan seperti Akademi Kepolisian dan Akademi Militer. "Sekolah kedinasan tidak boleh memanfaatkan dana fungsi pendidikan," katanya. (agung)

Minggu, 29 Agustus 2010

Mendiknas Ajak Masyarakat Pantau Program BOS

Jakarta, Senin (9 Agustus 2010)--Upaya pemerintah untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dilakukan melalui program Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Program yang dimulai sejak 2005 ini adalah untuk mewujudkan program Wajib Belajar 9 Tahun. Dengan adanya program BOS, diharapkan biaya sekolah menjadi murah dan gratis bagi masyarakat miskin.

Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh mengajak partisipasi masyarakat untuk memantau pelaksanaan program BOS. "Kita ingin mengajak masyarakat untuk sama-sama memantau dan berpartisipasi agar dana BOS yang (jumlahnya) triliunan itu tepat sasaran," katanya pada Sosialisasi Social Marketing dan Informasi Program BOS di Kantor Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta, Senin (9/08/2010).

Hadir pada acara Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal, Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdiknas Suyanto, Direktur Pembinaan TK dan SD Ditjen Mandikdasmen Mudjito, Direktur Pembinaan SMP Ditjen Mandikdasmen Didik Suhardi, dan Wakil Bank Dunia Mae Chu Chang.

Mendiknas menyampaikan, penggunaan BOS tidak semata-mata ditentukan oleh kepala sekolah, tetapi harus dimusyawarahkan dengan komite sekolah sebagai perwakilan dari masyarakat. "Kami ingin mengundang masyarakat semua untuk ikut berpartisipasi, " katanya kepada pers.

Mendiknas mengungkapkan penelitian Bank Dunia terhadap 3.600 orang tua pada 720 sekolah di Indonesia. Diketahui, dari sebagian besar responden yang berpendidikan SD-SMA, pengetahuan orang tua tentang BOS masih rendah. Temuan Bank Dunia adalah sebagian besar orang tua pernah mendengar tentang BOS (86,13%), mengetahui singkatan BOS (46,67%), mengetahui tujuan BOS (44,78%), mengetahui jumlah dana BOS (2,49%), dan mengetahui penggunaan BOS (25,51%). "Sebagian besar orang tua memperolah informasi tentang BOS dari sekolah, kemudian dari media, dan dari saudara atau tetangga," ujarnya.

Mendiknas menyebutkan, partisipasi orang tua dalam program BOS dapat dilakukan melalui melihat papan pengumuman sekolah yang wajib ditempelkan oleh sekolah, turut serta dalam perencanaan sekolah melalui Komite Sekolah, memberikan sumbangan sukarela jika dana BOS tidak mencukupi, serta memberikan saran, masukan, pendapat, atau usulan kepada sekolah terkait pengelolaan BOS di sekolah.

Mendiknas menyebutkan, pada 2008 lebih dari 40,2 juta siswa SD dan SMP atau yang sederajat menerima dan merasakan manfaat BOS. Sementara, lanjut Mendiknas, angka partisipasi murni (APM) siswa termiskin di SD mencapai 93,81 persen. "Artinya tidak ada perbedaan untuk mendapatkan layanan pendidikan di sekolah dasar. Baik yang miskin maupun yang sangat kaya, yang super miskin, semua sudah mendapatkan layanan pendidikan," katanya.

Demikian juga, lanjut Mendiknas, untuk APM siswa termiskin SMP telah mencapai 59 persen dengan jumlah kelulusan meningkat dari 50 persen pada 2006 menjadi 55 persen pada 2009. Mendiknas melanjutkan, alokasi danan BOS pada 2005 untuk SD sebanyak Rp 235.000 meningkat menjadi Rp 266.000 pada 2008.

Sementara pada 2009 biaya satuan BOS termasuk BOS Buku SD/SDLB kabupaten Rp 397.000, SD/SDLB Kota Rp 400.000, SMP/SMPLB/SMPT kabupaten Rp 570.000, dan SMP/SMPLB/SMPT kota Rp 575.000. Total popilasi siswa sebanyak 30 juta siswa SD/MI dan 12,5 juta siswa SMP/MTs. Adapun pembiayaan dana BOS pada 2005 sebanyak Rp 5,1 triliun, pada 2006 Rp 12,3 triliun, pada 2007 Rp 12,4 triliun, pada 2008 Rp 12,2 triliun, dan pada 2009 Rp 19,4 triliun

Kemdiknas memberlakukan program Standar Pelayanan Minimal Pendidikan mulai tahun 2011

Kementerian Pendidikan Nasional mulai memberlakukan program Standar Pelayanan Minimal Pendidikan mulai tahun 2011. Hal ini merupakan ketentuan minimal terhadap apa yang harus tersedia dan apa yang harus terjadi di dalam sekolah SD/MI dan SMP/Mts di seluruh pelosok negeri.

Beberapa komponen diantaranya adalah :
- Tersedianya satuan pendidikan dalam jarak terjangkau dari kelompok pemukiman daerah terpencil
- Teredia ruang kelas yang memadai dengan jumlah siswa tak lebih dari 32 orang.
- Terdapatnya laboratorium IPA di setiap SMP/Mts
- Memiliki min 2 orang guru dengan kualifikasi S1/D4 dan telah bersertifikasi pendidik
- Dilakukan supervisi dan pembinaan setiap bulan selama minimal 3 jam.

Tahapan pelaksanaan SPM dimulai tahun 2011 dan ditargetkan pada tahun 2013, seluruh SD/MI dan SMP/Mts sudah dapat melaksanakan SPM. Dan 2 tahun kemudian, pada 2015 seluruh sekolah dapat mencapai standart nasional pendidikan, sebagai salah satu amanat PP no.19 tahun 2005.

Sebagai pendekatan awal, telah ditunjuk 5 kabupaten sebagai project percontohan, yang dinilai telah siap mengikuti SPM. Yaitu : Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Gresik, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Sleman dan Kabupaten Lombok Tengah.

Implementasi SPM ini, diperkirakan membutuhkan dana sebesar 18 triliun untuk aspek investasi selama 3 tahun kedepan.

Jumat, 23 April 2010

Mendiknas : Bangun Bangsa dengan Jujur

Mataram, Sabtu (17 April 2010)--Karakter dasar seseorang adalah mulia.

Namun, dalam proses perjalanannya mengalami modifikasi atau metamorfosa, sehingga karakter dasarnya dapat hilang.

"Hewan singa memiliki karakter dasar yang galak, tetapi karena mengalami proses modifikasi menjadi bagian dari pertunjukkan sirkus maka singa kehilangan kegalakannya. Kalau toh kita ingin memandang kehidupan dengan contoh hewan, ya seperti hutan apa adanya, tetapi dimenej dengan baik," kata Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh saat membuka Sarasehan Nasional Pendidikan Karakter di Hotel Grand Legi, Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (17/4/2010) pada kunjungan kerjanya ke sejumlah sekolah dan institusi pendidikan di Mataram.


Lebih lanjut Mendiknas mengatakan, untuk membangun bangsa maka harus berbasiskan pada fakta atau realitas. Mendiknas mengungkapkan, kehidupan saat ini banyak dihadapkan pada sesuatu yang paradoksal. Mendiknas mencontohkan, seorang guru yang harusnya mengajarkan kejujuran, namun kenyataannya mengajarkan ketidakjujuran. "Bukan sekedar mengajarkan ketidakjujuran, tetapi memaksa murid untuk tidak jujur," katanya dengan memberikan contoh pada saat pelaksanaan ujian.

Konsentrasi pendidikan karakter, kata Mendiknas, adalah membangun karakter mulai dari pendidikan dasar bahkan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Menurut Mendiknas, semakin tinggi jenjang pendidikan maka porsi untuk pembentukan karakter kesempatannya semakin kecil. "Diantara sekian banyak karakter itu intinya adalah jujur, sehingga kalau kita ingin membangun bangsa ke depan (bermodalkan) jujur," katanya.

Pada rangkaian kunjungan kerjanya ke NTB, Mendiknas meresmikan TK/SD Bertaraf Internasional Mataram. Dipandu Faras, siswa kelas 4, Mendiknas mengapresiasi kemampuan berbahasa Inggris para siswa di sekolah ini. Selain kemampuan berbahasa Inggris, Mendiknas juga kagum akan keberanian dan rasa percaya diri yang tinggi pada siswa. "Bagi anak-anak, saya kira satu kejiwaan yang luar biasa," katanya.

Selain dilengkapi dengan fasilitas komputer multimedia dan ruang UKS, sekolah ini sarat dengan kegiatan siswa seperti drum band, menari, dan kegiatan keagamaan belajar sholat. Mendiknas mengajak agar menjaga kekompakan dalam mengembangkan sekolah bertaraf internasional ini. Mendiknas juga meminta agar setiap kesuksesan yang didapat selalu dilandasi dengan azaz kekitaan. "Tolong dibangun bukan kesuksesan saya, tetapi kesuksesan kita," katanya.

Kunjungan kerja Mendiknas dirangkai dengan peresmian Laboratorium ICT, Sentra Data Pendidikan Provinsi, dan Poliklinik pada Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) NTB. Mendiknas juga mengunjungi sentra industri kreatif batik SMK Negeri 5 Mataram.

Rangkaian kunjungan diakhiri dengan meninjau Pondok Pesantren Nurul Haramain Putri. Para siswi di sekolah ini dibekali dengan kemampuan teknologi informasi yang memadai. Mendiknas menyaksikan para siswi yang sedang melakukan scanning (pemindaian) dokumen untuk membuat buku elektronik (ebook), merakit komputer, dan membuat blog di internet. Kepada para siswa, Mendiknas berpesan agar menjadi orang yang selalu memberikan kemanfaatan bagi orang lain dan menambah ilmu setiap hari. "Jadikan sekolah ini sebagai kebun ilmu dan rumah pembentuk kemuliaan dan kepribadian, " katanya.

Kamis, 10 Desember 2009

Diknas Siapkan UN Kredibel

Jakarta, - Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh dan didampingi para eselon satu mengadakan Rapat Kerja...

(raker) dengan Komite III Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI di ruang rapat GBHN, gedung Nusantara V, Jakarta, Rabu(02/12) siang.

Menyusul pernyataaan Kepala Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat Mahkamah Agung (MA) yang menyatakan kalau MA tidak pernah melarang pelaksanaan Ujian Nasional (UN), Depdiknas akan menyiapkan pelaksanaan UN yang kredibel.

Dalam sambutannya, Mendiknas mengatakan, “Pemerintah tidak dalam kapasitas menolak keputusan MA,tapi karena tidak ada satu kata pun baik dalam keputusan pengadilan negeri, pengadilan tinggi maupun MA yang menyatakan UN dilarang atau tidak diperbolehkan, sehingga UN tetap akan dijalankan pada tahun 2010 nanti, dan ”Depdiknas justru akan taat dan patuh terhadap hukum dan kewenangan MA, "katanya.

Ihwal UN yang menjadi "momok" karena membuat siswa stres, mendiknas mengatakan ujian, apapun namanya, memang bikin stres. "Yang penting kita latih anak-anak me-manage stresnya," tambah mendiknas.

Dikatakan Mendiknas, UN yang akan dijalankan tahun 2010 akan berbeda dari pelaksanaan tahun sebelumnya. Yang paling signifikan adalah adanya UN ulangan bagi peserta didik yang dinyatakan belum memenuhi syarat, selain UN susulan bagi peserta didik yang berhalangan saat UN utama digelar.

“UN ulangan ini adalah salah satu jalan keluar bagi peserta didik yang menempuh pendidikan formal untuk mendapatkan ijazah yang formal juga. Kalau sebelumnya mereka menempuh ujian kesetaraan, maka tahun ini mereka bisa mengikuti UN ulangan, ”katanya.

Mendiknas mengakui, UN memang bukan satu-satunya untuk menentukan kelulusan peserta didik. Hasil antara lain digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk pemetaan mutu satuan dan atau program pendidikan; seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya; penentuan kelulusan peserta didik dari program dan atau satuan pendidikan; dan pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.

“Atas dasar itu, maka memperdebatkan pelaksanaan UN dalam ranah perlu atau tidak untuk dilakukan adalah menjadi bias. Apalagi diketahui masing-masing pendapat itu memiliki argumentasi yang sama kuat. Tentu terus-menerus memperdebatkan UN perlu atau tidak adalah pekerjaan yang hanya akan dapat menghabiskan waktu, karena itu yang perlu dipikirkan adalah bagaimana menciptakan UN yang kredibel atau dapat dipercaya dengan melakukan perbaikan atau penyempurnaan di sana-sini dari pelaksanaan sebelumnya yang dianggap belum sempurna,” ujarnya. (ALI) -Sidiknas-

Guru Faktor Penentu Utama Dalam Proses Pendidikan

Jakarta, Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), Menyelenggarakan Upacara dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional...

tahun 2009 dan Hari Ulang Tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (HUT PGRI) ke-64, yang diselenggarakan di lapangan upacara depan Gedung A, Depdiknas, pada Rabu, (25/11).

Peringatan Hari Guru Nasional tahun 2009 dan HUT PGRI ke-64 ini bertemakan "Memacu Peran Strategis Pemerintah, Pemerintah Daerah, Masyarakat dan Guru dalam Mewujudkan Guru Profesional, Sejahtera, Bermartabat, dan terlindungi".

Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas), Mohammad Nuh, selaku pembina upacara Hari Guru Nasional tahun 2009 ini mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas prestasi, dedikasi, komitmen, keikhlasan, dan pengabdian para guru kepada bangsa dan negara. Mendiknas juga berharap mudah-mudahan para guru selalu mampu memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara.

Dalam sambutannya, Mendiknas juga mengatakan bahwa dalam memperingati hari-hari besar nasional seperti Hari Guru Nasional ini, sedikitnya mempunyai tiga makna. Pertama, reflektif kesejarahan, yakni merenungkan kembali nilai-nilai kemulyaan yang terkandung dalam Hari Guru yang bisa dijadikan momentum untuk merefleksikan diri terhadap langkah panjang yang telah dilalui terkait dengan cita-cita awal dalam mendorong lahirnya Hari Guru Nasional.

Kedua, introspeksi kekinian adalah upaya untuk introspeksi terhadap perjalanan yang telah dilakukan dalam konteks kekinian. , Ketiga,lanjut Mendiknas, antisipatif futuris, yaitu menatap masa depan yang lebih baik dengan memberikan modal ilmu, modal kepribadian dan modal budaya yang unggul kepada anak-anak sebagai penerus bangsa.

Guru merupakan faktor penentu utama proses pendidikan dan pembelajaran, karena tidak ada guru maka tidak ada pula pendidikan. Sehingga dengan sentuhan guru profesional yang bermartabat, terlindungi, dan sejahtera, maka anak-anak bangsa akan menerima proses pembelajaran yang mendidik dan bermutu.

"Prestasi, keteladanan dan kepeloporan para guru yang telah ditunjukkannya semasa revolusi hingga sekarang merupakan semangat dan tradisi perjuangan yang perlu terus menerus diselaraskan, seiring dengan cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya. Untuk mengantisipasi hal itu, tidak berlebihan kiranya harapan masa depan bangsa Indonesia dipertaruhkan kepada mereka yang berprofesi sebagai guru", kata Mendiknas.(AND) -Sidiknas-


Sabtu, 05 Desember 2009

Guru Dituntut Dapat Berperan Multifungsi

Jakarta, Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono mengemukakan, perjalanan sejarah bangsa-bangsa di dunia telah mengajarkan...

bahwa bangsa yang maju, modern, sejahtera, dan bermartabat adalah bangsa yang memiliki sistem dan praktek pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang bermutu merupakan syarat utama untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang unggul dan maju.

Hal tersebut disampaikan Presiden pada acara Puncak Peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2009 dan HUT Ke-64 PGRI di Stadion Tenis Indoor, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, pada Selasa, (01/12).

Presiden mengatakan, pendidikan yang bermutu akan sangat tergantung pada keberadaan guru yang bermutu yaitu guru yang profesional, sejahtera, dan bermartabat. Memasuki abad 21 yang dikenal sebagai abad pengetahuan, tatanan pembangunan pendidikan tidaklah semakin ringan. Maka sosok guru di abad pengetahuan ini harus ditandai dengan keteguhan iman dan taqwa, tingginya semangat nasionalisme, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta wawasan yang jauh ke depan.

Lebih lanjut Presiden mengatakan bahwa paradigma pembangunan pendidikan telah memasuki ranah yang makin kompleks. Oleh karena itulah paradigma pendidikan di abad ke-21 menuntut perubahan peran guru. "Guru harus mampu menjadi insan pendidik yang makin profesional, kreatif, dan dinamis. Insan pendidik yang sanggup menciptakan suasana dan lingkungan belajar yang inovatif. Insan pendidik yang sanggup menunaikan peran multifungsi sebagai fasilitator, motivator, komunikator, transformator, bahkan sebagai agen perubahan," katanya.

Sejalan dengan itu, Presiden mengatakan bahwa guru harus mampu melakukan reformasi metodologi pembelajaran yang berorientasi kepada murid dan bukan kepada guru. Dengan peran multifungsi itu para guru diharapkan mampu memberikan pengetahuan dan teknologi sekaligus mampu membentuk sikap jiwa dan karakter murid-muridnya agar mampu bertahan di era kompetisi yang semakin ketat di abad ke-21 ini. "Guru yang mampu membawa perubahan peradaban bagi generasi yang sedang tumbuh mekar," ujarnya.

Dalam Sambutannya, Presiden berpesan, kepada Mendiknas, agar terus memberikan perhatian yang besar pada pembinaan dan peningkatan profesi para guru dan dosen. "Percepat upaya peningkatan kualifikasi guru melalui pengakuan atas pengalaman kerja dan hasil belajar bagi guru yang akan melanjutkan studi ke jenjang S1," katanya.

Demikian juga kepada para pimpinan dan segenap jajaran PGRI, Presiden meminta, untuk terus meningkatkan kualitas dan profesionalisme para guru. "Berikan dukungan pada upaya pemacuan profesi, peningkatan kompetensi, pembinaan karir, perluasan wawasan, perlindungan profesi, serta peningkatan kesejahteraan guru," katanya.

Serta, kepada para gubernur, bupati, dan walikota, Presiden meminta, agar melanjutkan semua upaya yang mendukung pengembangan profesi bagi para guru di wilayahnya. Menerapkan kebijakan peningkatan kualitas guru yang makin terstruktur dan makin sistematis. Kemudian, memberikan bantuan dan memperluas peluang bagi para guru dalam mengikuti program sertifikasi agar mereka dapat terus meningkatkan kualifikasinya. "Lakukan kerjasama dengan semua pihak terkait. Kaji dan telaah dengan seksama pola pendistribusian guru di wilayah saudara masing-masing, dan salurkan sumbatan atas berbagai hambatan birokrasi dalam proses sertifikasi para guru," katanya.

Pada Kesempatan ini pula, Presiden memberikan penganugerahan tanda kehormatan Republik Indonesia berupa Satya Lencana Pembangunan dibidang Pendidikan kepada dua Gubernur dan lima Bupati Walikota yang mempunyai komitmen tinggi dalam meningkatkan mutu guru dan tenaga kependidikan. Selain itu, satya lencana pendidikan juga diberikan kepada enam Guru, dua Kepala Sekolah, dua Pengawas Sekolah, dan satu Pamong Belajar serta satu Penilik yang berprestasi dan berdedikasi luar biasa dalam melaksanakan tugas profesionalnya. (AND) -Sidiknas-