Jumlah sekolah menengah kejuruan di bidang grafika, penerbangan, dan pelayaran masih sangat terbatas.
Padahal kebutuhan lulusan di tiga bidang ini sangat besar. Untuk itu, pemerintah mendukung jika ada pendirian SMK atau konversi SMA ke SMK di tiga bidang itu.
Direktur Pembinaan SMK Departemen Pendidikan Nasional Joko Sutrisno mengatakan hal tersebut seusai peresmian SMK Ignatius Slamet Riyadi, Solo, Sabtu (28/3). SMK yang membuka dua jurusan di bidang grafika ini semula adalah SMA Kanisius Petang.
Ia mengatakan, jumlah SMK grafika di Indonesia hanya 50 sekolah, lima di antaranya adalah SMK negeri. Berdasarkan data Pusat Grafika Indonesia (Pusgrafin) tahun 2006, dari kebutuhan 35.000 tenaga cetak hanya mampu dipenuhi 4.000 orang.
Jumlah SMK penerbangan juga masih kurang, hanya 19 SMK, empat di antaranya SMK negeri. Setiap tahun dibutuhkan 6.000 lulusan SMK penerbangan, tetapi baru bisa dipenuhi 700 orang. Adapun lulusan SMK pelayaran hanya 2.000 orang per tahun, padahal kebutuhannya sangat besar. ”SMK di bidang otomotif dan elektro sudah cukup,” ujarnya. Saat ini ada 7.560 SMK di Indonesia. Selama tiga tahun ada konversi 110 SMA ke SMK.
Kepala SMK Ignatius Slamet Riyadi A Tri Wahyuni mengatakan, sekolahnya semula bernama SMA Kanisius Petang. Mulai 2009/2010 sekolah itu berubah menjadi SMK dengan dua jurusan, Persiapan Grafika dan Produksi Grafika. (EKI) -Kompas-
Selasa, 31 Maret 2009
Lulusan SMK Grafika Sangat Dibutuhkan
09.53.00
Pendidikan