Jumat, 17 April 2009

Rp 439 Miliar untuk UN Sekolah Dilarang Lakukan Pungutan kepada Siswa

akarta, - Pelaksanaan ujian nasional untuk siswa SD-SMA sederajat gratis...
alias tidak dipungut biaya. Pasalnya, pendanaan UN sudah ditanggung pemerintah
pusat dan daerah yang pada tahun ini nilainya mencapai Rp 438, 61 miliar atau
hampir Rp 439 miliar.
”Kalau ada pungutan, itu pelanggaran. Biaya UN dan UASBN total ditanggung
pemerintah pusat dan daerah,” tegas Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
Mungin Eddy Wibowo di Jakarta, Rabu (15/4).
Anggaran UN yang disediakan pemerintah tersebut meliputi biaya UN SMP-SMA
sederajat senilai Rp 296 miliar, ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN)
di tingkat SD Rp 59,5 miliar, serta pengawasan dan pemantauan oleh tim independen
sebesar Rp 83 miliar.
Pelaksanaan UN dan UASBN akan diikuti 10.297.816 siswa yang meliputi siswa SD
sebanyak 4.514.024 orang, siswa SMP sebanyak 3.575.987 orang, dan siswa SMA
sebanyak 2.207.805 orang.
Mungin menjelaskan, proses persiapan penyelenggaraan UN sudah dilakukan sejak
Maret 2009. Semua master soal sudah mulai dicetak di masing-masing provinsi.
Adapun pendistribusian soal dilakukan sejak pekan lalu, terutama untuk
daerah-daerah terpencil. ”Jadi pada Jumat besok soal sudah berada di rayon atau
kabupaten. Baru satu jam sebelum pelaksanaan UN soal dikirim ke sekolah,” kata
Mungin menjelaskan.
Jadwal pelaksanaan UN dimulai pada 20-24 April untuk SMA/MA/SMK/SMA Luar Biasa,
SMP/MTs/SMP Luar Biasa pada 27-30 April, dan UASBN SD pada 11-13 Mei.
Untuk pemantauan dan pengawasan UN diterjunkan tim independen dari perguruan
tinggi yang jumlahnya mencapai 55.265 orang dan pengawas ruangan sebanyak 1,03
juta orang.
Burhanuddin Tolla, Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Departemen Pendidikan
Nasional, mengatakan, soal-soal UN dibuat secara bervariasi mulai dari yang mudah
hingga sulit untuk mengetahui minimum kompetensi yang bisa dicapai siswa secara
nasional. Pemerintah menjamin tidak ada kebocoran soal UN secara massal karena
soal-soal di tiap provinsi berbeda.
Selama lima tahun pelaksanaan UN, kata Burhanuddin, terjadi peningkatan nilai
rata-rata secara nasional. Berdasarkan hasil evaluasi, pada tahun 2004 rata-rata
nilai UN hanya 5,5. Namun pada 2008 rata-rata nilai meningkat drastis menjadi 7,3.
”Jadi terbukti bahwa UN mampu meningkatkan prestasi belajar siswa,” katanya.
Siapkan mental
Di Surabaya, Jawa Timur, sebagian SMA mulai menghentikan persiapan akademis bagi
para pelajarnya yang akan ikut UN. Sekolah mulai menyiapkan mental pelajar.
Wakil Kepala SMA Dr Soetomo Surabaya Ali Irianto mengatakan, persiapan akademis
terakhir oleh sekolah diselenggarakan pada Senin (13/4). Sekolah merasa sudah
cukup untuk persiapan akademis. ”Sekarang kami menghentikan persiapan akademis dan
mengajak pelajar lebih tenang,” tuturnya.
SMA Santa Maria Surabaya melibatkan orangtua dan pelajar dalam persiapan sejenis.
Kepala SMA St Maria Suster Agatha Linda mengatakan, pihaknya menyelenggarakan
spiritual emotional freedom technique (SEFT).
Di Brebes, Jawa Tengah, Sekretaris II Dewan Pendidikan Kabupaten Brebes Wijanarko
menyarankan agar menjelang pelaksanaan UN siswa sebaiknya tidak lagi dijejali
latihan soal maupun pengayaan materi baru. Mereka hanya membutuhkan dukungan
psikologis untuk memantapkan mental dalam menghadapi UN.
Di Palangkaraya, menurut Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah, karena
jumlah perguruan tinggi sangat terbatas, pelaksanaan UN akan melibatkan
masyarakat