PENYERAHAN PIALA KEGIATAN 17 AGUSTUS 2019

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMPN 3 Balaraja

HARI GURU NASIONAL

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMPN 3 Balaraja

KEGIATAN LDK SMPN 3 BALARAJA

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMPN 3 Balaraja

UPACARA 17 AGUSTUS 2020 DI ISTANA NEGARA

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMPN 3 Balaraja

Tampilkan postingan dengan label Pendidikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pendidikan. Tampilkan semua postingan

Rabu, 03 Februari 2021

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19


EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19


Sebagai upaya untuk mencegah pandemi Covid-19, pemerintah mengeluarkan kebijakan agar sekolah-sekolah meminta siswanya untuk belajar di rumah. Mulai 16 Maret 2020 sekolah menerapkan metode pembelajaran siswa secara daring. Lalu, efektifkah pembelajaran daring ini?

Saat ini Corona menjadi pembicaraan yang hangat. Di belahan bumi manapun, corona masih mendominasi ruang publik. Dalam waktu singkat saja, namanya menjadi trending topik, dibicarakan di sana-sini, dan diberitakan secara masif di media cetak maupun elektronik. Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menyebabkan penyakit menular ke manusia.

Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru ditemukan. Walaupun lebih banyak menyerang ke lansia, virus ini sebenarnya bisa juga menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa. Virus corona ini bisa menyebabkan ganguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.

Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular sangat cepat dan telah menyebar hampir ke semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan saja. Sehingga WHO pada tanggal 11 Maret 2020 menetapkan wabah ini sebagai pandemi global.

Hal tersebut membuat beberapa negara menetapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus corona. Di Indonesia sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini.Karena Indonesia sedang melakukan PSBB, maka semua kegiatan yang dilakukan di luar rumah harus dihentikan sampai pandemi ini mereda.

Beberapa pemerintah daerah memutuskan menerapkan kebijakan untuk meliburkan siswa dan mulai menerapkan metode belajar dengan sistem daring (dalam jaringan) atau online. Kebijakan pemerintah ini mulai efektif diberlakukan di beberapa wilayah provinsi di Indonesia pada hari Senin, 16 Maret 2020 yang juga diikuti oleh wilayah-wilayah provinsi lainnya. Tetapi hal tersebut tidak berlaku bagi beberapa sekolah di tiap-tiap daerah. Sekolah-sekolah tersebut tidak siap dengan sistem pembelajaran daring, dimana membutuhkan media pembelajaran seperti handphone, laptop, atau komputer.

Sistem pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi dilakukan melalui online yang menggunakan jaringan internet. Guru harus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, meskipun siswa berada di rumah. Solusinya, guru dituntut dapat mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media daring (online).

Hal ini sesuai dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia terkait Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19).

Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat personal computer (PC) atau laptop yang terhubung dengan koneksi jaringan internet. Guru dapat melakukan pembelajaran bersama diwaktu yang sama menggunakan grup di media sosial seperti WhatsApp (WA), telegram, instagram, aplikasi zoom ataupun media lainnya sebagai media pembelajaran. Dengan demikian, guru dapat memastikan siswa mengikuti pembelajaran dalam waktu yang bersamaan, meskipun di tempat yang berbeda.

Semua sektor merasakan dampak corona. Dunia pendidikan salah satunya. Dilihat dari kejadian sekitar yang sedang terjadi, baik siswa maupun orangtua siswa yang tidak memiliki handphone untuk menunjang kegiatan pembelajaran daring ini merasa kebingungan, sehingga pihak sekolah ikut mencari solusi untuk mengantisipasi hal tersebut. Beberapa siswa yang tidak memiliki handphone melakukan pembelajaran secara berkelompok, sehingga mereka melakukan aktivitas pembelajaran pun bersama. Mulai belajar melalui videocall yang dihubungkan dengan guru yang bersangkutan, diberi pertanyaan satu persatu, hingga mengapsen melalui VoiceNote yang tersedia di WhatsApp. Materi-materinya pun diberikan dalam bentuk video yang berdurasi kurang dari 2 menit.

Permasalahan yang terjadi bukan hanya terdapat pada sistem media pembelajaran akan tetapi ketersediaan kuota yang membutuhkan biaya cukup tinggi harganya bagi siswa dan guru guna memfasilitasi kebutuhan pembelajaran daring. Kuota yang dibeli untuk kebutuhan internet menjadi melonjak dan banyak diantara orangtua siswa yang tidak siap untuk menambah anggaran dalam menyediakan jaringan internet.

Hal ini pun menjadi permasalahan yang sangat penting bagi siswa, jam berapa mereka harus belajar dan bagaimana data (kuota) yang mereka miliki, sedangkan orangtua mereka yang berpenghasilan rendah atau dari kalangan menengah kebawah (kurang mampu). Hingga akhirnya hal seperti ini dibebankan kepada orangtua siswa yang ingin anaknya tetap mengikuti pembelajaran daring.

Pembelajaran daring tidak bisa lepas dari jaringan internet. Koneksi jaringan internet menjadi salah satu kendala yang dihadapi siswa yang tempat tinggalnya sulit untuk mengakses internet, apalagi siswa tersebut tempat tinggalnya di daerah pedesaan, terpencil dan tertinggal. Kalaupun ada yang menggunakan jaringan seluler terkadang jaringan yang tidak stabil, karena letak geografis yang masih jauh dari jangkauan sinyal seluler. Hal ini juga menjadi permasalahan yang banyak terjadi pada siswa yang mengikuti pembelajaran daring sehingga kurang optimal pelaksanaannya.

Ramai diberbagai media sosial yang menceritakan pengalaman orangtua siswa selama mendampingi anak-anaknya belajar baik positif maupun negatif. Seperti misalnya ternyata ada orangtua yang sering marah-marah karena mendapatkan anaknya yang sulit diatur sehingga mereka tidak tahan dan menginginkan anak mereka belajar kembali di sekolah.

Kejadian ini memberikan kesadaran kepada orangtua bahwa mendidik anak itu ternyata tidak mudah, diperlukan ilmu dan kesabaran yang sangat besar. Sehingga dengan kejadian ini orangtua harus menyadari dan mengetahui bagaimana cara membimbing anak-anak mereka dalam belajar. Setelah mendapat pengalaman ini diharapkan para orangtua mau belajar bagaimana cara mendidik anak-anak mereka di rumah.

Perlu disadari bahwa ketidaksiapan guru dan siswa terhadap pembelajaran daring juga menjadi masalah. Perpindahan sistem belajar konvensional ke sistem daring amat mendadak, tanpa persiapan yang matang. Tetapi semua ini harus tetap dilaksanakan agar proses pembelajaran dapat berjalan lancar dan siswa aktif mengikuti walaupun dalam kondisi pandemi Covid-19.

Kegagapan pembelajaran daring memang nampak terlihat di hadapan kita, tidak satu atau dua sekolah saja melainkan menyeluruh dibeberapa daerah di Indonesia. Komponen-komponen yang sangat penting dari proses pembelajaran daring (online) perlu ditingkatkan dan diperbaiki. Pertama dan terpenting adalah jaringan internet yang stabil, kemudian gawai atau komputer yang mumpuni,aplikasi dengan platform yang user friendly, san sosialisasi daring yang bersifat efisien, efektif, kontinyu, dan integratif kepada seluruh stekholder pendidikan.

Solusi atas permasalahan ini adalah pemerintah harus memberikan kebijakan dengan membuka gratis layanan aplikasi daring bekerjasama dengan provider internet dan aplikasi untuk membantu proses pembelajaran daring ini. Pemerintah juga harus mempersiapkan kurikulum dan silabus permbelajaran berbasis daring. Bagi sekolah-sekolah perlu untuk melakukan bimbingan teknik (bimtek) online proses pelaksanaan daring dan melakukan sosialisasi kepada orangtua dan siswa melalui media cetak dan media sosial tentang tata cara pelaksanaan pembelajaran daring, kaitannya dengan peran dan tugasnya.

Dalam proses pembelajaran daring, penting untuk ditambahkan pesan-pesan edukatif kepada orangtua dan peserta didik, tentang wabah pandemi Covid-19. Dengan demikian kita dapati pembelajaran yang sama dengan tatap muka tetapi berbasis online. Efeknya sangat bagus, programnya tepat sasaran, dan capaian pembelajarannya tercapai.

Ada sebuah pelajaran yang dipetik dari dunia pendidikan di tengah pandemi Covid-19, yakni kegiatan belajar tatap muka dengan guru terbukti lebih efektif ketimbang secara daring (online). Hal tersebut dipaparkan oleh pakar pendidikan Universitas Brawijaya (UB) Aulia Luqman Aziz bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional 2020. “Selamanya profesi guru tidak akan tergantikan oleh teknologi” papar Luqman dalam keterangannya di laman resmi UB, Sabtu (2/5/2020). Menurutnya pembelajaran penuh secara daring, akhir-akhir ini banyak menimbulkan keluhan dari peserta didik maupun orangtua.

Beberapa guru di sekolah mengaku, jika pembelajaran daring ini tidak seefektif kegiatan pembelajaran konvensional (tatap muka langsung), karena beberapa materi harus dijelaskan secara langsung dan lebih lengkap. Selain itu materi yang disampaikan secara daring belum tentu bisa dipahami semua siswa. Berdasarkan pengalaman mengajar secara daring, sistem ini hanya efektif untuk memberi penugasan, dan kemungkinan hasil pengerjaan tugas-tugas ini diberikan ketika siswa akan masuk, sehingga kemungkinan akan menumpuk.

Mengamati pengalaman dari beberapa guru tersebut, maka guru juga harus siap menggunakan teknologi sesuai dengan perkembangan zaman. Guru harus mampu membuat model dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa di sekolahnya. Penggunaan beberapa aplikasi pada pembelajaran daring sangat membantu guru dalam proses pembelajaran ini. Guru harus terbiasa mengajar dengan memanfaatkan media daring kompleks yang harus dikemas dengan efektif, mudah diakses, dan dipahami oleh siswa.

Dengan demikian guru dituntut mampu merancang dan mendesain pembelajaran daring yang ringan dan efektif, dengan memanfaatkan perangkat atau media daring yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Walaupun dengan pembelajaran daring akan memberikan kesempatan lebih luas dalam mengeksplorasi materi yang akan diajarkan, namun guru harus mampu memilih dan membatasi sejauh mana cakupan materinya dan aplikasi yang cocok pada materi dan metode belajar yang digunakan.

Hal yang paling sederhana dapat dilakukan oleh guru bisa dengan memanfaatkan WhatsApp Group. Aplikasi WhatsApp cocok digunakan bagi pelajar daring pemula, karena pengoperasiannya sangat simpel dan mudah diakses siswa. Sedangkan bagi pengajar online yang mempunyai semangat yang lebih, bisa menngkatkan kemampuannya dengan menggunakan berbagai aplikasi pembelajaran daring.

Namun sekali lagi, pilihlah aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan guru dansiswa itu sendiri. Tidak semua aplikasi pembelajaran daring bisa dipakai begitu saja. Namun harus dipertimbangkan sesuai kebutuhan guru dan siswa, kesesuaian terhadap materi, keterbatasan infrastrukur perangkat seperti jaringan. Sangat tidak efektif jika guru mengajar dengan menggunakan aplikasi zoom metting namun jaringan atau signal di wilayah siswa tersebut tinggal tidaklah bagus.

Keberhasilan guru dalam melakukan pembelajaran daring pada situasi pandemi Covid-19 ini adalah kemampuan guru dalam berinovasi merancang, dan meramu materi, metode pembelajaran, dan aplikasi apa yang sesuai dengan materi dan metode. Kreatifitas merupakan kunci sukses dari 

seorang guru untuk dapat memotivasi siswanya tetap semangat dalam belajar secara daring (online) dan tidak menjadi beban psikis.

Di samping itu, kesuksesan pembelajaran daring selama masa Covid-19 ini tergantung pada kedisiplinan semua pihak. Oleh karena itu, pihak sekolah/madrasah di sini perlu membuat skema dengan menyusun manajemen yang baik dalam mengatur sistem pembelajaran daring. Hal ini dilakukan dengan membuat jadwal yang sistematis, terstruktur dan simpel untuk memudahkan komunikasi orangtua dengan sekolah agar putra-putrinya yang belajar di rumah dapat terpantau secara efektif.

Dengan demikian, pembelajaran daring sebagai solusi yang efektif dalam pembelajaran di rumah guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19, physical distancing (menjaga jarak aman) juga menjadi pertimbangan dipilihnya pembelajaran tersebut. Kerjasama yang baik antara guru, siswa, orangtua siswa dan pihak sekolah/madrasah menjadi faktor penentu agar pembelajaran daring lebih efektif.

Semoga pandemi Covid-19 ini cepat berlalu seiring dengan new normal yang telah diberlakukan oleh pemerintah. Sehingga proses pembelajaran bisa terlaksana seperti semula dengan kehadiran guru dan siswa yang saling berinteraksi langsung. Aamiin Ya Rabbal’alamin

Sabtu, 20 Juni 2009

Kelulusan di Sejumlah SMP di Jakarta 100%

Metrotvnews.com, Jakarta: Hasil ujian nasional tingkat SMP diumumkan serentak Sabtu (21/6) hari ini. Tingkat kelulusan sejumlah sekolah di Jakarta mencapai 100 persen. Misalnya, di SMP 173 Jakarta Utara. Seluruh siswa yang mengikuti ujian nasional di sekolah ini dinyatakan lulus.

Pengumuman kelulusan 327 siswa tersebut dilakukan melalui pos yang diantar petugas khusus sekolah ke rumah siswa serta ditempel di papan pengumuman sekolah. Nilai rata-rata siswa SMP 173 mencapai 7,21 dari empat mata pelajaran, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Tingkat kelulusan 100 persen juga berhasil dicapai SMP Negeri 30. Sebanyak 360 siswa mengetahui kelulusan mereka melalui surat yang diantar ke rumah. Hasil ujian nasional juga dipasang di papan pengumuman sekolah agar para siswa dapat melihat nilai mereka.

Pengumuman hasil ujian nasional tingkat SMP juga dilakukan secara serentak di Tangerang, Banten. Dari 22 ribu siswa SMP yang mengikuti ujian nasional hanya 126 siswa dinyatakan tidak lulus.

Pengumuman hasil ujian SMP di Tanggerang juga dihadiri orang tua murid. Seperti terlihat di SMP Negeri 1 Tangerang. Tingkat kelulusan siswa di SMP ini mencapai 100 persen dengan angka tertinggi mencapai 38,1. Dedangkan angka rata-rata siswa mencapai 34,76 dengan klasifikasi angka A.

Para siswa yang berhasil lulus tak kuasa menahan kegembiraaan. Mereka berteriak gembira setelah kepala SMP 1 Tangerang mengumumkan hasil ujian di panggung sekolah.(DOR)

Jumlah Siswa Lulus UN di DKI Alami Kenaikan

Jakarta, Banyak siswa SMA di DKI Jakarta yang memperoleh nilai 10 dalam Ujian Nasional (UN) tahun 2009. Untuk Program IPA,...

yang memperoleh nilai 10 untuk mata pelajaran (Mapel) matematika sebanyak 58 siswa, Mapel kimia sebanyak 115 siswa, dan Mapel fisika 22 siswa.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta H Taufik Yudi Mulyanto mengatakan kepada Pelita di Jakarta, kemarin.
Sedangkan, untuk Program IPS, siswa yang memperoleh nilai 10 untuk mata pelajaran matematika 55 siswa, ekonomi 8 siswa, sosiologi 3 siswa dan geografi 10 siswa.

Untuk Program Bahasa, kata Taufik, yang memperoleh nilai 10 sebanyak 2 siswa untuk bahasa asing. Menurutnya, patut bersyukur karena jumlah siswa yang lulus ujian nasional tahun ini sebanyak 55.530 siswa atau 96,56 persen. Sedangkan yang tidak lulus 1.979 siswa (3,4 persen). Yang lulus mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya 92 persen.

Sementara itu, Kepala Bidang SMP/SMA Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta H Amsani Idris didampingi Kasi Kurikulum Bidang SMP/SMA H Budiana mengatakan berdasarkan data yang ada, selain siswa di SMA Negeri banyak juga siswa di sekolah Islam yang memperoleh nilai 10 untuk mata pelajaran program IPA maupun IPS. Sedangkan jumlah nilai total tertinggi se DKI Jakarta ( rangking pertama) diraih Mochamad Riko Yurisdiarto siswa SMA Lab School Jakarta dengan nilai total 55,05. (Bhs Indonesia 8.40, inggris 9.40, matematika 9.75, ekonomi 9.50, sosial 9.50, geografi 8.50)

Untuk Program IPA, Alifah Syamsiyah siswa SMA Islam Al-Azhar Syifa Budi Jakarta memperoleh nilai 10 untuk mata pelajaran matematika. Untuk program IPS, Ade Dian Ramadhanti siswa SMA Islam Al-Azhar I memperoleh nilai 10 untuk mata pelajaran matematika, Clarissa Zaskia Larasati, siswa SMA Islam Al-Azhar I memperoleh nilai 10 untuk mata pelajaran matematika. Dian Hanasari Devie, siswa SMA Al-Azhar I memperoleh nilai 10 untuk mata pelajaran matematika. Sigit Septo Pambudi, siswa SMA Islam Al-Azhar I memperoleh nilai 10 untuk mata pelajaran matematika. Hanifah Rahmani Nursanti, siswa SMA Islam Al-Azhar I memperoleh nilai 10 untuk mata pelajaran kimia.
Bintang Dwita Widhana, siswa SMA Labschool Kebayoran, raih nilai 10 program IPA untuk mata pelajaran kimia. Tania Paramita, siswa SMA Labschool kebayoran, raih nilai 10 program IPA untuk mata pelajaran kimia. Sari Handayani, siswa SMA Labschool Jakarta raih nilai 10 program IPS untuk mata pelajaran matematika.

Sementara itu, siswa di SMA Negeri yang memperoleh nilai 10, diantaranya siswa SMA Negeri 8 untuk program IPA, memperoleh nilai 10 untuk mata pelajaran matematika. Mereka yakni, Atika Amalia, Aryazka Nuzuliana, Bimo Anondia Hernowo, Davrina Rianda Davron, Dera Hafiyyan Supriyo Suromo, Erwin Ardian Noor, Imam Tongku Padesma Ritonga, Miranda Adianti, Mohammad Rizqi Hafiyyandi, Muncieto Andreas, Nila Gita Cahyani Sheli Azalia. Program IPA untuk mata pelajaran Kimia di SMA 8 yang memperoleh nilai 10, yakni Biesmodjo Ady Widjanarko, Gabrisia Anindiatri, Muthia Astari, Nindya Adisti, Rizki Satya Utami, Rivanti Irmadalena Devina. Sedangkan untuk program IPS di SMA 8 yang memperoleh nilai 10 untuk mata pelajaran matematika, yakni Octavia Eka Diningrum.

SMA 70 program IPA yang memperoleh nilai 10 untuk mata pelajaran kimia, yakni Adi Setyo Panduwirawan, Rizka Widyarini, Yosaka Eka Putranta.

SMA 68 program IPA yang memperoleh nilai 10 untuk mata pelajaran kimia, yakni Deta Raisa, Galih Nurhidayat, M. Iqbal, Theodora Katherine. Untuk program IPA mata pelajaran matematika, yakni Sharlita Lutfiah. Untuk Program IPS mata pelajaran matematika, yakni Andanawari Satwika.

SMA 80 program IPS yang memperoleh nilai 10 untuk mata pelajaran matematika, Andi Hernawati, Catur Rahmad Sugiarto, Citra Oktavia Puryani, Debora Rohayati, Herlina, Sigit Setyo Pambudi, Syifa Laily Izzi. SMA 78, yakni Airin, SMA 114 Ashriyani, Harun Ar Rasyid, Ratna Ningsih, SMA 39 Gita Krishanti, Irfan Ramadhan, Kuncoro Wicaksono, SMA 98 Gunawan Rusandi, SMA 77 Ilham Wahyu Nugroho, SMA 72 Irmawati, SMA 47 Monica Vanesa.

Untuk program IPA, mata pelajaran kimia yang memperoleh nilai 10 yakni SMA 39 Andri Wijayanto, Gita Isma Pratiwi, Misbah Burhanudin, SMA 81 Andriany, SMA 13 Bimo Ary Pujangga, Devy Yuliana, Leonardo Pratama, Maria Qibtiyah, SMA 77 Cut Keumala, Yuki Desiandini, Nur Ali, Zainul Fikri, SMA 78 Denissa Pramesty, Hendrick, SMA 81 Desiyantri Siti Pinundi, Iqrar Mulfi, 66 Farizan Rahmat, SMA 84 Fazlur Rahman, SMA 14 Fizaura Unsa, SMA 73 I Gusti Ngurah Ariawan, Lena Indriyanti, SMA 26 Indriyani, SMA 78 Karina Maharanie, Melani Hapsari, Nico Kamarullah, Rizky Gillant, Zafira Putri, SMA 61 Putra Anugrah Pratama, Raden Roro Arum, SMA 34 Rina Puspita, SMA 90 Sari Utami, SMA 34 Soka Pradita. (kim) -Harian Umum Pelita-

Minggu, 31 Mei 2009

Indonesia Bakal Miliki Perpustakaan Termodern di Dunia

Indonesia bakal memiliki perpustakaan termodern, terbesar dan terindah di dunia yang akan berlokasi Universitas Indonesia (UI) Depok di areal seluas 2,5 hektare.

Pihak Rektorat UI dalam siaran persnya di Jakarta, Sabtu menyebutkan, gedung perpustakaan yang memiliki luas bangunan 30.000 m2 serta terdiri atas delapan lantai yang pemancangan tiang perdana akan dilakukan Senin 1 Juni 2009 itu ditargetkan pembangunnya selesai pada Desember 2009.

Deputy Director Corporate Communications UI Devie Rahmawati menyatakan, proyek yang merupakan pengembangan dari perpustakaan pusat yang dibangun tahun 1986-1987 itu didanai oleh pemerintah dan industri dengan anggara sekitar Rp100 miliar.

Gedung perpustakaan tersebut dirancang dengan konsep "sustainable building" yang mana kebutuhan energi menggunakan sumber terbarukan yakni energi matahari (solar energy) selain itu di dalam gedung tidak diperbolehkan menggunakan plastik.

Area baru tersebut bebas asap rokok, hijau serta hemat listrik, air dan kertas hingga hal inilah yang menjadikan sebagai perpustakaan terbesar, termodern dan terindah di dunia.

Perpustakaan pusat UI tersebut akan mampu menampung sekitar 10.000 pengunjung dalam waktu bersamaan atau sekitar 20.000 orang per hari selain itu juga akan menampung 3-5 juta judul buku.

Sistem ICT mutakhir juga akan melengkapi perpustakaan tersebut sehingga memungkinkan pengunjung leluasa menikmati sumber informasi elektronik seperti e-book, e-journal dan lain-lain.

Sedangkan perpaduan gaya arsitektur yang unik serta lokasi perpustakaan di tepian danau Kenanga UI yang ditumbuhi pepohonan besar berusia 30 tahun akan merupakan keindahan bagi perpustakaan tersebut.(ANT)

Pengumuman Kebijakan BOS Depdiknas tahun 2009

Berikut 5 Kebijakan BOS Depdiknas tahun 2009:

1. Biaya satuan BOS, termasuk BOS Buku, per siswa/tahun mulai januari 2009 naik secara signifikan menjadi: SD dikota Rp 400 ribu, SD di kabupaten Rp 397 ribu, SMP di kota Rp 575 ribu, dan SMP di kabupaten Rp 570 ribu.
2. Dengan kenaikan kesejahteraan guru PNS dan kenaikan BOS mulai januari 2009, semua SD dan SMP negeri harus membebaskan siswa dari biaya operasional sekolah, kecuali RSBI dan SBI.
3. Pemda wajib mengendalikan pungutan biaya operasional di SD dan SMP swasta sehingga siswa miskin bebas dari pungutan tersebut dan tidak ada pungutan berlebihan kepada siswa mampu.
4. Pemda wajib mensosialisasikan dan melaksanakan kebijakan BOS tahun 2009 serta menyanksi pihak yang melanggar.
5. Pemda wajib memenuhi kekurangan biaya operasional dari APBD bila BOS dari Depdiknas belum mencukupi.

Pendidikan Gratis Sesuai UU

SEMARANG -- Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo menegaskan pemerintah akan memakzulkan (impeach)...

atau menuntut sekolah-sekolah negeri jika tidak menyelenggarakan pendidikan gratis untuk tingkat SD-SMP. "Tergantung siapa pihak yang tidak mau melaksanakannya," tegas Mendiknas usai menghadiri Rapat Koordinasi Nasional Jaringan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan 2009 di Hotel Patra Jasa Semarang, Rabu (27/5).

Bambang menandaskan lagi sikap pemerintah untuk menggratiskan pendidikan dari tingkat SD sampai SMP dan berlaku di seluruh wilayah Indonesia. Dia menyebut aturan ini sudah diatur dalam UU APBN 2008, UU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), maupun UUD 1945.

Mendiknas menyebut sejumlah provinsi yang telah menyelengarakan pendidikan gratis. Yakni, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Maluku.

Menurut dia, pendidikan gratis sudah harus dilaksanakan pada tahun ini, terutama pada tingkat SD-SMP Negeri. Bahkan, beberapa daerah sudah memperluas pelaksanaannya mencakup SMA, SMK, madrasah dan sekolah swasta, sesuai kemampuan dan komitmen daerah masing-masing.ant/bur -Republika-

Jumat, 17 April 2009

10.297.816 Siswa Akan Ikuti UASBN dan Ujian Nasional 2008/2009

Jakarta, Rabu (15 April 2009)--Sebanyak 10.297.816 siswa akan mengikuti...

Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) dan Ujian Nasional (UN) 2008/2009. Jumlah peserta UASBN SD/MI/SDLB sebanyak 4.514.024 siswa, sedangkan peserta UN SMP/MTs/SMPLB sebanyak 3.575.987 siswa. Adapun peserta UN SMA/MA/SMK sebanyak 2.207.805 siswa. Kelulusan ditargetkan mencapai 92 persen.

Hal tersebut disampaikan Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (Ka BSNP) Mungin Eddy Wibowo saat memberikan keterangan pers di Gerai Informasi dan Media Depdiknas, Jakarta, Rabu (15/04/2009) .

Eddy menyampaikan, UASBN SD/MI/SDLB akan dilaksanakan pada 11-13 Mei 2009, sedangkan UN SMP/MTs/SMPLB akan dilaksanakan pada 27-30 April 2009. Adapun UN SMA akan digelar selama lima hari pada 20-24 April 2009. Sementara UN SMK/SMALB akan berlangsung selama tiga hari pada 20-22 April 2009.

"Mata pelajaran yang diujikan dalam UN adalah kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan untuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan akan diujikan di sekolah yang akan dilakukan oleh guru," katanya.

Terkait persiapan penyelenggaraan UN dan UASBN, Eddy menyampaikan, pencetakan soal ujian telah dilakukan sejak 19 Maret 2009. Kemudian, kata dia, distribusi soal diharapkan tiga hari sebelum pelaksanaan ujian telah sampai di tingkat kabupaten/kota atau di rayon. "Sudah ada provinsi yang melakukan pendistribusian yaitu pada daerah-daerah yang jangkauannya jauh," katanya.

Eddy menyebutkan, penyelenggaraan ujian akan melibatkan sebanyak 1.030.000 pengawas. Setiap pengawas, kata dia, akan mengawasi sepuluh peserta didik. Penyelenggaraan ujian, lanjut dia, juga akan melibatkan tim pemantau independen dan pengawas satuan pendidikan dari unsur perguruan tinggi, widya iswara, dan asosiasi profesi non-PGRI sebanyak 55.265 orang. "Pengawasan dan pemantauan dilakukan pada ujian SMP/MTs/SMPLB dan SMA/MA/SMALB/ SMK," katanya.

Eddy menyebutkan, biaya penyelenggaraan UASBN sebanyak Rp.59.523.075. 000,00, sedangkan biaya UN SMP/MTs/SMPLB dan SMA/MA/SMALB/ SMK sebanyak Rp.296.099.583. 000,00. Kemudian, kata dia, biaya untuk pengawasan termasuk scanning sebanyak Rp.83 milyar.

Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas Burhanuddin Tolla mengatakan, paket soal UN dibuat berdasarkan pada standar kompetensi lulusan (SKL) lalu dikemas menjadi kisi-kisi soal. "Agar menjaga kebocoran soal maka dibuat paralel soal. Setiap provinsi bervariasi soalnya. Soal di DKI Jakarta berbeda dengan soal di Jawa Barat berbeda dengan soal di Aceh. Namun, kemungkinan ada yang sama sekitar lima sampai dengan sepuluh persen," katanya.

Mungin menambahkan, khusus untuk soal UASBN, penyelenggara tingkat pusat menyiapkan 25 persen butir soal, sedangkan penyelenggara tingkat provinsi menyiapkan 75 persen butir soal dan merakit master naskah soal. Adapun kriteria kelulusan UN Tahun 2008/2009 mengalami kenaikan nilai rata-rata 0,25 dibandingkan tahun 2007/2008, yaitu dari 5,25 menjadi 5,50.

Mungin menyampaikan, penyelenggaraan ujian juga akan diselenggarakan bagi sekolah Indonesia di luar negeri diantaranya di Belanda, Rusia, Mesir, Saudi Arabia, Pakistan, Myanmar, Thailand, Malaysia, Singapura, Jepang, Syria dan Filiphina

Mutu UT Tak Bisa Disamakan Dengan PTN

Tangerang - Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo mengatakan, mutu Universitas Terbuka (UT)..

tidak bisa disamakan dengan mutu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) sebab model pembelajarannya juga berbeda. Oleh sebab itu, UT harus mendesain model penjaminan mutu sendiri.

”Mutu UT tidak bisa disamakan dengan UI karena model pembelajarannya yang berbeda. Model penjaminan mutu untuk UT harus didesain tersendiri tanpa meniru model penjaminan mutu di UI maupun ITB,” tegas Mendiknas saat meresmikan empat gedung UT Pusat dan sembilan gedung Unit Program Belajar Jarak jauh (UPBJJ) di Pondok Cabe, Tangerang, Senin (13/4).


Dia menambahkan, UT tidak bisa mengandalkan pembelajaran tatap muka antara dosen dengan mahasiswa. Oleh sebab itu, harus dikembangkan model-model sumber belajar yang membuat mahasiswa UT belajar mandiri. ”UT harus mencari cara penjaminan mutu yang baik. Baik yang dimaksud bukan menurut rektor UT maupun Dirjen Dikti, melainkan menurut lembaga independen. UT termasuk anak emas saya. Jadi, jangan kecewakan saya,” lanjutnya.

UT dinilai merupakan kampiun akses pendidikan sebab banyak menampung mahasiswa di seluruh Indonesia. Rata-rata setiap tahun, UT menampung 400.000-600.000 mahasiswa.

Menanggapi pernyataan Mendiknas soal Information and Communication Technology (ICT), Rektor UT Atwi Suparman mengakui, tingkat penggunaan ICT di kalangan mahasiswa UT masih sangat rendah. Dari 532.000 mahasiswa yang tercatat di UT, diperkirakan hanya 6.000 mahasiswa yang mengenal dan menggunakan teknologi informasi untuk menunjang kegiatan belajarnya.

”Mahasiswa UT yang kenal internet masih sangat rendah jumlahnya. Apalagi kalau digabung dengan mahasiswa jurusan pendidikan,” ungkapnya. Padahal penggunaan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar mahasiswa UT sangat penting, mengingat kurangnya tatap muka antara dosen dengan mahasiswa.

Atwi mengaku, pihaknya setahun lalu sudah intensif mengenalkan teknologi informasi kepada mahasiswa. Menurutnya, Jardiknas (Jejaring Pendidikan Nasional) yang dikembangkan oleh Depdiknas tidak bisa diandalkan oleh mahasiswa UT sebab Jardiknas menggunakan sistem intranet. Mahasiswa UT tetap memerlukan internet untuk mengakses bahan-abahan ajar secara online.

Namun, ia mengakui rendahnya akses terhadap teknologi internet disebabkan 98 persen mahasiswanya adalah karyawan dan pegawai negeri sipil (PNS). Artinya, mereka tidak memiliki banyak waktu untuk belajar internet. Meski demikian, mahasiswa UT bisa memesan bahan ajar melalui e-book meski dalam praktiknya masih banyak mahasiswa yang lebih suka membeli buku dalam bentuk fisik di toko buku. (stevani elisabeth) -Sinar Harapan-

Selasa, 31 Maret 2009

Uji Kompetensi Keahlian Kejuruan Sebagai Indikator Kualitas SDM Muda Indonesia Tingkat Menengah

Keberadaan Sumber Daya Manusia (SDM) Usia Muda tingkat Menengah di Indonesia memiliki posisi sangat vital.

Keberhasilan suatu negara sangat ditentukan oleh kualitas SDM tingkat menengah yang mampu bekerja untuk negaranya sendiri. Seiring dengan persaingan yang semakin tajam antar negara karena keterbatasan sumber hidup yang ada di lingkungan dan perubahan teknologi yang cepat pada setiap aspek kehidupan manusia memiliki konsekuensi logis setiap negara membutuhkan sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi agar dapat memberikan hasil yang memuaskan dan berorientasi pada nilai (value) untuk negaranya.


Menurut Spencer, 1993 dalam bukunya “Competence at Work: Models for Superior Performance”, Kompetensi adalah sebagian underlying characteristic’s of an individual which is causally related to criterion-referenced effective and or superior performance in a job or situasion. Atau karakteristik (motif, konsep diri, sifat, pengetahuan maupun kemampuan/keahlian) yang mendasari seseorang dan berkaitan dengan efektifitas kinerja individu dalam pekerjaannya. Berangkat dari pengertian tersebut kompentensi seorang individu merupakan sesuatu yang melekat dalam dirinya yang dapat digunakan untuk memprediksi tingkat kinerjanya.

Dalam beberapa bulan ke depan negara Kita akan melangsungkan hajat ujian Nasional termasuk didalamnya adalah Ujian kompetensi kejuruan khusus SDM muda tingkat menengah yang dihasilkan oleh Sekolah Menengah Kejuruan. Ujian Kompetensi Kejuruan pada tahun sebelumnya dilakukan dengan metode Projet Work adalah metoda pembelajaran yang mengarahkan peserta didik pada prosedur kerja yang sistematis dan standar untuk membuat atau menyelesaikan suatu produk (barang atau jasa), melalui proses produksi pekerjaan yang sesungguhnya. Dalam perkembangannya, cara tersebut dikenal sebagai pendekatan pembelajaran berbasis produksi (production based training). Metode pembelajaran ini pada umumnya dilaksanakan oleh siswa SMK, pada semester akhir (keenam bagi SMK 3 tahun dan semester ke delapan bagi SMK 4 tahun). Kegiatan Project Work ini meliputi penyusunan proposal, pelaksanaan proses produksi, laporan, kegiatan, dan kulminasi (presentasi, pengujian, penyajian dan display).

Project Work ini memiliki banyak kelemahan salah satu diantaranya adanya peluang kecurangan penilaian sehingga kita tidak mendapatkan ukuran kualitas SDM hasil pembelajaran secara riil. Hal ini dikarenakan waktu pelaksanaan yang memakan waktu cukup panjang sekitar 3-4 bulan.

Mengingat pentingnya Ujian Kompetensi Kejuruan sebagai indikator Kualitas SDM Muda Tingkat Menengah bagi Negara maka sudah saatnya bagi pemerintah untuk mencari model penilaian yang lebih baik. Dan apapun hasil yang diperoleh dari ujian tersebut harus dapat diterima oleh semua pihak dan harus dijadikan bahan evaluasi bagi semua pihak. Bagi Sekolah perlu cari inovasi pembelajaran sehingga dapat mengkristalkan kemampuan peserta didiknya dan bagi pemerintah daerah memberikan komitmen yang tinggi terhadap penyediaan anggaran atas pembinaan SDM yang berkesinambungan melalui pembinaan SMK.

Model penilaian ala WSC (World Skill Competition) dapat dijadikan rujukan dalam melaksanakan Uji Kompetensi Keahlian Kejuruan di Indonesia. WSC merupakan kompetisi keterampilan tingkat dunia yang diikuti oleh anak-anak seusia sekolah menengah kejuruan. Ada paling tidak 40 keterampilan dipertandingkan, seperti olimpiade olahraga yang sangat bergengsi. Tradisi kompetisi ini sudah berlangsung sejak lama dan dimulai untuk kali pertama di Madrid, Spanyol 1950. Bayangkan di kompetisi ini diujikan keterampilan sejak dari menghidangkan makanan di restoran, merakit mesin, menata rambut, menjahit pakaian, sampai pada keterampilan untuk membuat website. Semua keterampilan tersebut dinilai tingkat presisinya, keamanan bagi pelaku dan penggunanya, kecanggihan rancang bangunnya, kehandalan hasilnya, keindahan outputnya (workmanship). Melalui kompetisi ini peserta benar-benar diuji dan nilai berdasarkan kompetensi yang telah dimilikinya melalui suatu jenjang pendidikan secara fair hal ini dibuktikan dengan produk yang dihasilkannya. Inilah yang harus disadari oleh semua pihak bahwa hasil uji tidak perlu dimanipulasi atau ditutupi karena hasil yang buruk, tetapi dari sinilah kita dapat memperbaiki sistem pembelajaran untuk masa depan yang lebih baik . Semoga semua pihak mau melakukan itu. (Arie Wibowo K)

Lulusan SMK Grafika Sangat Dibutuhkan

Jumlah sekolah menengah kejuruan di bidang grafika, penerbangan, dan pelayaran masih sangat terbatas.

Padahal kebutuhan lulusan di tiga bidang ini sangat besar. Untuk itu, pemerintah mendukung jika ada pendirian SMK atau konversi SMA ke SMK di tiga bidang itu.

Direktur Pembinaan SMK Departemen Pendidikan Nasional Joko Sutrisno mengatakan hal tersebut seusai peresmian SMK Ignatius Slamet Riyadi, Solo, Sabtu (28/3). SMK yang membuka dua jurusan di bidang grafika ini semula adalah SMA Kanisius Petang.

Ia mengatakan, jumlah SMK grafika di Indonesia hanya 50 sekolah, lima di antaranya adalah SMK negeri. Berdasarkan data Pusat Grafika Indonesia (Pusgrafin) tahun 2006, dari kebutuhan 35.000 tenaga cetak hanya mampu dipenuhi 4.000 orang.

Jumlah SMK penerbangan juga masih kurang, hanya 19 SMK, empat di antaranya SMK negeri. Setiap tahun dibutuhkan 6.000 lulusan SMK penerbangan, tetapi baru bisa dipenuhi 700 orang. Adapun lulusan SMK pelayaran hanya 2.000 orang per tahun, padahal kebutuhannya sangat besar. ”SMK di bidang otomotif dan elektro sudah cukup,” ujarnya. Saat ini ada 7.560 SMK di Indonesia. Selama tiga tahun ada konversi 110 SMA ke SMK.

Kepala SMK Ignatius Slamet Riyadi A Tri Wahyuni mengatakan, sekolahnya semula bernama SMA Kanisius Petang. Mulai 2009/2010 sekolah itu berubah menjadi SMK dengan dua jurusan, Persiapan Grafika dan Produksi Grafika. (EKI) -Kompas-

Siapkan10 Paket Soal UN SMP/SMA

Pemerintah dan Badan Standar Nasional Pendidikan menyiapkan sekitar 10-12 paket utama soal ujian nasional untuk SMP/ SMA dan SMK. Banyaknya variasi soal ini untuk memperkecil kebocoran soal dan menghindari berbagai kecurangan dalam pelaksanaan UN.

Koordinator UN Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Djemari Mardapi, mengungkapkan, Selasa (13/1), paket utama tersebut nantinya akan dipecah dan dicampur kembali sehingga menjadi sekitar 30 paket soal.


”Satu provinsi akan mendapatkan tiga atau empat paket soal berbeda. Dalam satu kelas juga akan dibedakan kode A dan B sehingga murid tidak dapat bekerja sama,” ujarnya. Distribusi tingkat kesulitan dan materi dari soal-soal itu sama. Hanya bentuk pertanyaannya yang dibedakan.

Djemari mengingatkan agar para peserta ujian tidak termakan isu-isu kunci jawaban pada saat pelaksanaan UN mendatang. Saat ujian tahun lalu bermunculan kasus-kasus penyebaran kunci jawaban, di antaranya kasus seorang kepala sekolah sebuah SMA swasta di Makassar, AM, yang sempat ditahan di Kepolisian Resor Kota Makassar Timur karena diketahui memberi kunci jawaban kepada murid- muridnya.

Kasus lainnya adalah empat siswa sekolah menengah atas (SMA) di Kota Solo tertangkap basah sedang mengakses telepon selulernya saat UN. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bangka Belitung dalam pantauannya menemukan jawaban liar di WC sebuah sekolah.

Dengan adanya paket-paket soal berbeda itu, upaya-upaya menyebarkan kunci jawaban bakal merugikan siswa sendiri.

”Sebaiknya siswa, guru, dan sekolah mempersiapkan diri dalam pelaksanaan ujian nasional. Siswa tak perlu mencari bocoran soal UN karena akan percuma,” kata Djemari.

Tidak mendidik

Kasus ”tim sukses UN”, menurut Djemari, diharapkan juga jangan sampai terdengar kembali. Di suatu daerah ada guru yang niatnya mau membantu anak dengan memberitahukan jawaban.

”Ternyata soal UN berbeda walaupun di satu sekolah. Akibatnya, kunci jawaban tersebut justru merugikan murid,” kata Djemari.

Secara terpisah, Ketua BSNP Mungin Eddy Wibowo dalam jumpa pers, Senin, mengatakan, ada perubahan kisi-kisi untuk UN 2009. Untuk jenjang SMP dan SMA sederajat, selain standar kompetensi kelulusan, disertakan pula standar kemampuan yang diuji sehingga murid akan lebih terarah mempelajari materi.

Adapun di jenjang sekolah dasar dan yang sederajat, kisi-kisi ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN) ditambahkan dengan indikator agar pembelajaran materi lebih terkonsentrasi.

Soal UASBN seperti tahun lalu, hanya 25 persen yang dibuat pemerintah pusat dan 75 persen dibuat sekolah atau daerah. Kisi-kisi itu nantinya dapat diakses di situs web dengan alamat http://puspendik.com. (INE)
(Sumber: Kompas Media Cetak.)


UN SMP dan SMA April, UASBN SD Mei 2009

akarta, Senin (12 Januari 2009)--Penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) tahun pelajaran 2008/2009 jenjang SMP/MTs/SMPLB

akan dilaksanakan pada bulan April 2009. Ujian utama dilaksanakan pada tanggal 27, 28, 29, dan 30 April 2009 mulai pukul 8.00-10.00, sedangkan ujian susulan dilaksanakan pada tanggal 4, 5, 6, dan 7 Mei 2009. Sementara ujian utama SMA/MA dilaksanakan pada tanggal 20, 21, 22, 23, dan 24 April 2009, sedangkan ujian susulan dilaksanakan pada tanggal 27, 28, 29, 30 April 2009, dan 1 Mei 2009.



Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (Ka BSNP) Mungin Eddy Wibowo mengatakan, ujian utama SMALB diselenggarakan pada tanggal 20,21, dan 22 April 2009 mulai pukul 8.00-10.00, sedangkan ujian susulan diselenggarakan pada tanggal 27, 28, 29 April 2009. Sementara ujian utama SMK diselenggarakan pada tanggal 20, 21, dan 22 April 2009 mulai pukul 8.00-10.00, sedangkan ujian susulan diselenggarakan pada tanggal 27, 28, dan 29 April 2009. "BSNP telah menyusun prosedur operasi standar (POS) untuk ujian kompetensi. Kisi-kisinya juga sudah disusun," katanya saat memberikan keterangan pers di Gerai Informasi dan Media, Depdiknas, Jakarta, Senin (12/1/2009).

Jadwal UN Kompetensi Keahlian SMK harus selesai satu minggu sebelum UN utama dan mengacu pada ketentuan khusus tentang teknis pelaksanaan uji kompetensi keahlian. "Bagi SMK program empat tahun, uji kompetensi keahlian dilaksanakan pada tahun ke empat," kata Mungin.

Adapun Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) Tahun Pelajaran 2008/2009 SD/MI/SDLB akan dilaksanakan pada tanggal 11, 12, dan 13 Mei 2008 untuk ujian utama dan pada tanggal 18, 19, dan 22 Mei 2009 untuk ujian susulan.

Selengkapnya mata pelajaran yang diujikan untuk jenjang SMP/MTs/SMPLB meliputi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam. Pada jenjang SMA/MA program IPA mata pelajaran yang diujikan meliputi Bahasa Indonesia, Biologi, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, dan Kimia, sedangkan untuk program IPS meliputi Bahasa Indonesia, Sosiologi, Bahasa Inggris, Matematika, Geografi, dan Ekonomi.

Adapun untuk program Bahasa mata pelajaran yang diujikan meliputi Bahasa Indonesia, Sejarah Budaya/Antropologi, Bahasa Inggris, Matematika, Sastra Indonesia, dan Bahasa Asing, sedangkan untuk program Keagamaan meliputi Bahasa Indonesia, Ilmu Kalam, Bahasa Inggris, Matematika, Ilmu Hadist, dan Ilmu Tafsir.

Sementara, pada jenjang SMALB mata pelajaran yang diujikan meliputi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika, sedangkan pada jenjang SMK akan mengujikan Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan uji kompetensi keahlian.

Pengumuman hasil UASBN SD dan UN SMP/MTs/SMPLB dilakukan serentak di sekolah/madrasah penyelenggara selambat-lambatnya pada minggu ketiga bulan Juni 2009, sedangkan pengumuman hasil UN SMA/MA/SMK/SMALB selambat-lambatnya pada minggu kedua bulan Juni 2009.

Kriteria kelulusan UASBN ditetapkan oleh setiap sekolah/madrasah yang peserta didiknya mengikuti UASBN melalui rapat dewan guru yang. Kriteria kelulusan ini mencakup nilai minimum setiap mata pelajaran yang diujikan dan nilai rata-rata ketiga mata pelajaran. "Kelulusan UASBN digunakan sebagai salah satu pertimbangan penentuan kelulusan dari sekolah/madrasah, " kata Mungin.

Sementara, peserta UN dinyatakan lulus jika memenuhi standar kelulusan UN, yakni memiliki nilai rata-rata minimal 5,50 untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan, dengan nilai minimal 4,00 untuk paling banyak dua mata pelajaran dan minimal 4,25 untuk mata pelajaran lainnya. Khusus untuk SMK, nilai mata pelajaran Kompetensi Keahlian Kejuruan minimal 7,00 dan digunakan untuk menghitung rata-rata UN.

Pemerintah daerah dan/atau satuan pendidikan dapat menetapkan batas kelulusan di atas nilai tersebut di atas, sebelum pelaksanaan UN. Peserta UN diberikan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) yang diterbitkan oleh sekolah/madrasah penyelenggara.

Mungin mengatakan, mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada penjelasan pasal 68 butir b, hasil ujian nasional dijadikan sebagai salah satu dasar seleksi untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Satuan pendidikan, kata dia, dapat melakukan seleksi dengan menggunakan instrumen seleksi yang materinya tidak diujikan dalam Ujian Nasional.

Dia mencontohkan, perguruan tinggi dapat menyelenggarakan tes bakat skolastik, tes intelegensil, tes minat, tes bakat, tes kesehatan, atau tes lainnya sesuai dengan kriteria pada satuan pendidikan tersebut. "Hal ini tidak hanya berlaku untuk perguruan tinggi saja, nanti untuk SMP pun masuk ke SMA tidak perlu ada tes yang materinya sama dengan UN," ujarnya.

Mungin menyampaikan, satuan pendidikan wajib menyesuaikan diri dengan ketentuan ini paling lambat tujuh tahun sejak mulai berlakunya PP Nomor 19/2005. "Harapannya ke depan perguruan tinggi betul-betul akan memanfaatkan hasil ujian ini sebagai dasar seleksi penerimaan mahasiswa baru," katanya.

Mungin menyebutkan, total anggaran untuk kegiatan UN dan UASBN tahun pelajaran 2008/2009 sebanyak Rp.376 milyar dengan rincian untuk penyelenggaraan UASBN SD sebanyak Rp.56 milyar, UN SMP/MTS/SMPLB sebanyak Rp.200 milyar, dan UN SMA/MA/SMK sebanyak Rp.120 milyar. Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Depdiknas Burhanuddin Tolla menambahkan, total biaya penyelenggaraan ujian termasuk Ujian Paket A,B, dan C yang diselenggarakan dua kali dalam setahun sebanyak Rp.572 milyar.*** -GIM-

Ujian Nasional SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan SMK Tahun Pelajaran 2008/2009

27-03-2009 15:08:51 | Dibaca : 121
Ujian Nasional merupakan kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik secara nasional..

pada jenjang pendidikan menengah. Ujian Nasional pada jenjang pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan pada:

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4496);
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 77 Tahun 2008 tanggal 5 Desember 2008 tentang Ujian Nasional (UN) untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) Tahun Pelajaran 2008/2009;


4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2008 tanggal 5 Desember 2008 tentang Ujian Nasional (UN) untuk Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tahun Pelajaran 2008/2009
5. Keputusan Badan Standar Nasional Pendidikan Nomor 1512/BSNP/XII/2008 Tentang Prosedur Operasi Standar (POS) Ujian Nasional (UN) SMA/MA Tahun Pelajaran 2008/2009; dan
6. Keputusan Badan Standar Nasional Pendidikan Nomor 1513/BSNP/XII/2008 Tentang Prosedur Operasi Standar (POS) Ujian Nasional (UN) SMP,MTs, SMPLB, SMALB, dan SMK Tahun Pelajaran 2008/2009.


Ujian Nasional dilaksanakan bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.

Materi yang diujikan dalam UN pada jenjang pendidikan menengah yaitu Standar Kompetensi Lulusan Ujian Nasional (SKLUN) Tahun Pelajaran 2008/2009 merupakan irisan (interseksi) dari pokok bahasan/sub pokok bahasan Kurikulum 1994, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2004, dan Standar Isi.

Ujian Nasional (UN) pada jenjang pendidikan menengah mempunyai beberapa criteria yaitu Memiliki nilai rata-rata minimal 5,50 untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan, dengan nilai minimal 4,00 untuk paling banyak dua mata pelajaran dan minimal 4,25 untuk mata pelajaran lainnya. Khusus untuk SMK, nilai mata pelajaran Kompetensi Keahlian Kejuruan minimal 7,00 dan digunakan untuk menghitung rata-rata UN serta Pemerintah Daerah dan/atau satuan pendidikan dapat menentukan standar kelulusan UN lebih dari kriteria di atas, sebelum pelaksanaan UN.
Jadwal Pelaksanaan UN dan Mata Pelajaran yang diujikan:
A. SMP, MTs, dan SMPLB

Jadwal UN Utama
No Hari dan Tanggal Pukul Mata Pelajaran
1 Senin, 27 April 2009 08.00-10.00 Bahasa Indonesia
2 Selasa, 28 April 2009 08.00-10.00 Bahasa Inggris
3 Rabu, 29 April 2009 08.00-10.00 Matematika
4 Kamis, 30 April 2009 08.00-10.00 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Jadwal UN Susulan
No Hari dan Tanggal Pukul Mata Pelajaran
1 Senin, 4 Mei 2009 08.00-10.00 Bahasa Indonesia
2 Selasa,5 Mei 2009 08.00-10.00 Bahasa Inggris
3 Rabu, 6 Mei 2009 08.00-10.00 Matematika
4 Kamis, 7 Mei 2009 08.00-10.00 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

B. Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA)

Jadwal UN Utama
No Hari dan Tanggal Pukul Mata Pelajaran
Program IPA Program IPS Program Sastra Program Keagamaan
1 Senin, 20 April 2009 08.00-10.00 Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia
11.00-13.00 Biologi Sosiologi Sejarah Budaya/Antropologi Ilmu Kalam
2 Selasa, 21 April 2009 08.00-10.00 Bahasa Inggris Bahasa Inggris Bahasa Inggris Bahasa Inggris
3 Rabu, 22 April 2009 08.00-10.00 Matematika Matematika Matematika Matematika
4 Kamis, 23 April 2009 08.00-10.00 Fisika Geografi Sastra Indonesia Ilmu Hadist
5 Jumat, 24 April 2009 08.00-10.00 Kimia Ekonomi Bahasa Asing Ilmu Tafsir

Jadwal UN Susulan
No Hari dan Tanggal Pukul Mata Pelajaran
Program IPA Program IPS Program Sastra Program Keagamaan
1 Senin, 27 April 2009 08.00-10.00 Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia
11.00-13.00 Biologi Sosiologi Sejarah Budaya/Antropologi Ilmu Kalam
2 Selasa, 28 April 2009 08.00-10.00 Bahasa Inggris Bahasa Inggris Bahasa Inggris Bahasa Inggris
3 Rabu, 29 April 2009 08.00-10.00 Matematika Matematika Matematika Matematika
4 Kamis, 30 April 2009 08.00-10.00 Fisika Geografi Sastra Indonesia Ilmu Hadist
5 Jumat, 1 Mei 2009 08.00-10.00 Kimia Ekonomi Bahasa Asing Ilmu Tafsir



C. Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB)
Jadwal UN Utama
No Hari dan Tanggal Pukul Mata Pelajaran
1 Senin, 20 April 2009 08.00-10.00 Bahasa Indonesia
2 Selasa, 21 April 2009 08.00-10.00 Bahasa Inggris
3 Rabu, 22 April 2009 08.00-10.00 Matematika

Jadwal UN Susulan
No Hari dan Tanggal Pukul Mata Pelajaran
1 Senin, 27 April 2009 08.00-10.00 Bahasa Indonesia
2 Selasa, 28 April 2009 08.00-10.00 Bahasa Inggris
3 Rabu, 29 April 2009 08.00-10.00 Matematika

D. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Jadwal UN Utama
No Hari dan Tanggal Pukul Mata Pelajaran
1 Senin, 20 April 2009 08.00-10.00 Bahasa Indonesia
2 Selasa, 21 April 2009 08.00-10.00 Bahasa Inggris
3 Rabu, 22 April 2009 08.00-10.00 Matematika

Jadwal UN Susulan
No Hari dan Tanggal Pukul Mata Pelajaran
1 Senin, 27 April 2009 08.00-10.00 Bahasa Indonesia
2 Selasa, 28 April 2009 08.00-10.00 Bahasa Inggris
3 Rabu, 29 April 2009 08.00-10.00 Matematika

Jumat, 27 Maret 2009

Kegiatan

Pengembangan Diri & Eskul SMPN 3 Balaraja
  1. Ekstrakurikuler Sepakbola
  2. Ekstrakurikuler Futsal
  3. Ekstrakurikuler Paduan Suara
  4. Ekstrakurikuler Pramuka
  5. Ekstrakurikuler Tekwondo
  6. Ekstrakurikuler PMR
  7. Ekstrakurikuler Paskibra
  8. Ekstrakurikuler Basket
  9. Ekstrakurikuler Volly Ball
Vollyball Club
Lagi main santai
Penyambutan Kepsek Baru
Basketball club

Rabu, 25 Maret 2009

Standar Kelulusan Dinaikkan, Master Naskah UN Dikirim Pekan Ini

[JAKARTA] Dinas Pendidikan di daerah tidak perlu mengkhawatirkan pengiriman master ujian nasional (UN).

Sebab, pengiriman naskah UN itu akan dilaksanakan dalam minggu ini.

"Dinas Pendidikan tidak perlu khawatir. Kami akan mengirimkan dalam minggu ini. Yang pasti, untuk daerah yang jauh kami akan prioritaskan, seperti Papua dan Ternate. Memang tidak dikirim secara serentak," kata Koordinator UN dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Djemari Mardapi kepada SP di Jakarta, Senin (16/3). Dia menanggapi pemberitaan bahwa ada sejumlah daerah yang khawatir akan keterlambatan pengiriman master UN.


Menurut dia, seperti tahun-tahun sebelumnya, BSNP akan bekerja sama dengan sejumlah pihak dalam penyelenggaraan UN. Mulai dari Dinas Pendidikan, perguruan tinggi (PT) hingga Kepolisian. "Bahkan, Mendiknas juga bekerja sama dengan pihak intelijen guna mengantisipasi kebocoran UN," katanya.

Dia menerangkan, pemerintah menaikkan standar nilai kelulusan UN sebesar 0,25 dibandingkan dengan tahun lalu. Peserta UN SMP dan SMA dinyatakan lulus jika mereka memiliki nilai rata-rata minimal 5,50 untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan. Siswa boleh mendapatkan nilai minimal 4,00 untuk paling banyak dua mata pelajaran dan minimal 4,25 untuk mata pelajaran lainnya. "Tahun lalu, standar nilai rata-rata kelulusan 5,25," katanya.


Jadwal Ujian

Dia menyebutkan, UN tingkat SMA/sederajat akan digelar pada 20-24 April 2009 mendatang, sedangkan ujian susulan akan dilaksanakan pada 27 April hingga 1 Mei 2009.

Mata pelajaran yang diujikan untuk program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah bahasa Indonesia, Biologi, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, dan Kimia. Sedangkan, ujian untuk program Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah Bahasa Indonesia, Sosiologi, Bahasa Inggris, Matematika, Geografi, dan Ekonomi.

Berikutnya, untuk pro- gram bahasa, pelajaran yang diujikan adalah Bahasa Indonesia, Sejarah/Budaya/Antropologi, bahasa Inggris, matematika, sastra Indonesia, dan bahasa asing. Sedangkan, program keagamaan meliputi, Bahasa Indonesia, Ilmu Kalam, Bahasa Inggris, Matematika, Ilmu Hadist, Ilmu Tafsir.

Djemari menambahkan, ujian nasional tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah/SMP Luar Biasa/sederajat akan digelar pada 27-30 April 2009, sedangkan ujian susulan akan dilaksanakan pada 4-7 Mei 2009. Mata pelajaran yang diujikan, yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Sedangkan, UN untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) akan digelar pada 20-22 April 2009 mendatang, dan ujian susulan akan dilaksanakan pada 27 April hingga 29 April 2009. Mata pelajaran yang diujikan yaitu bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan Matematika.

Sedangkan, jadwal Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) digelar pada 11-13 Mei 2009 mendatang, dan ujian susulan dilaksanakan pada 18-22 Mei 2009. [W-12] -Suara Pembaruan-

Sekolah Dilarang Memungut Siswa, Masyarakat Dianjurkan Menyumbang

Kudus, Jumat (20 Maret 2009)--Pemerintah telah mencanangkan pendidikan dasar gratis...

mulai 2009. Sasarannya adalah pada sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah, serta sekolah menengah pertama atau madrasah tsanawiyah terutama yang negeri. Seiring dengan kebijakan tersebut, pihak sekolah dilarang untuk memungut siswa. Sementara masyarakat dianjurkan untuk menyumbang.

"Sumbangan sangat dianjurkan dilakukan, kalau memungut haram hukumnya. Sekolah yang maju adalah sekolah yang orang tua siswanya menyumbang dan peduli. Tugas komite sekolah bukan untuk memungut," kata Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo di hadapan para guru anggota PGRI pada sosialisasi Pendidikan Dasar Gratis di GOR Wergu Wetan, Kudus, Jawa Tengah, Jumat (20/03/2009) .

Hadir pada acara Bupati Kudus Musthofa, Ketua Umum PB PGRI Sulistyo, dan guru-guru anggota PGRI wilayah Kudus dan sekitarnya.

Mendiknas mengatakan, mulai 2009 pemerintah telah menaikkan biaya satuan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sebanyak hampir 50 persen dari sebelumnya. Biaya ini termasuk untuk BOS Buku. Program BOS ini akan dijadikan pilar untuk mewujudkan pendidikan dasar gratis. "Kalau dirasa masih kurang maka pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota diminta untuk menutupi kekurangan dana BOS. Jadi nanti ada semacam BOS daerah," katanya.

Namun demikian, lanjut Mendiknas, pendidikan gratis jangan sampai membuat masyarakat tidak mau menyumbang. Mendiknas berpendapat, pungutan berbeda dengan sumbangan. Menurut Mendiknas, kalau pungutan ditetapkan jumlah dan waktunya kapan dibayar, tetapi kalau sumbangan tidak ditetapkan jumlah dan waktunya. "Saya yakin masih banyak yang mau menyumbang terutama di daerah perkotaan. Sumbangan dimintakan bukan kepada masyarakat miskin, tetapi masyarakat yang mampu," kata Mendiknas, secara terpisah, pada acara silaturahmi dengan PB PGRI Jepara di Gedung Wanita Jepara, Jawa Tengah, Jumat (20/03/2009) .*** -GIM- Untuk pengaduan dan informasi lain dapat anda kirimkan melalui: SMS : 0811-976-929 Fax : 021-5703337 Telp : 021-5707303 Surat : PO.BOX 4490 E-mail : aspirasi@diknas.go.id


Jumat, 20 Maret 2009

DISIAPKAN 10 PAKET UN SMP/SMA

Pemerintah dan Badan Standar Nasional Pendidikan menyiapkan sekitar 10-12 paket utama soal ujian nasional untuk SMP/ SMA dan SMK. Banyaknya variasi soal ini untuk memperkecil kebocoran soal dan menghindari berbagai kecurangan dalam pelaksanaan UN. Koordinator UN Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Djemari Mardapi, mengungkapkan, Selasa (13/1), paket utama tersebut nantinya akan dipecah dan dicampur kembali sehingga menjadi sekitar 30 paket soal. ”Satu provinsi akan mendapatkan tiga atau empat paket soal berbeda. Dalam satu kelas juga akan dibedakan kode A dan B sehingga murid tidak dapat bekerja sama,” ujarnya. Distribusi tingkat kesulitan dan materi dari soal-soal itu sama. Hanya bentuk pertanyaannya yang dibedakan.


Djemari mengingatkan agar para peserta ujian tidak termakan isu-isu kunci jawaban pada saat pelaksanaan UN mendatang. Saat ujian tahun lalu bermunculan kasus-kasus penyebaran kunci jawaban, di antaranya kasus seorang kepala sekolah sebuah SMA swasta di Makassar, AM, yang sempat ditahan di Kepolisian Resor Kota Makassar Timur karena diketahui memberi kunci jawaban kepada murid- muridnya.

Kasus lainnya adalah empat siswa sekolah menengah atas (SMA) di Kota Solo tertangkap basah sedang mengakses telepon selulernya saat UN. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bangka Belitung dalam pantauannya menemukan jawaban liar di WC sebuah sekolah. Dengan adanya paket-paket soal berbeda itu, upaya-upaya menyebarkan kunci jawaban bakal merugikan siswa sendiri. ”Sebaiknya siswa, guru, dan sekolah mempersiapkan diri dalam pelaksanaan ujian nasional. Siswa tak perlu mencari bocoran soal UN karena akan percuma,” kata Djemari.

Tidak mendidik

Kasus ”tim sukses UN”, menurut Djemari, diharapkan juga jangan sampai terdengar kembali. Di suatu daerah ada guru yang niatnya mau membantu anak dengan memberitahukan jawaban. ”Ternyata soal UN berbeda walaupun di satu sekolah. Akibatnya, kunci jawaban tersebut justru merugikan murid,” kata Djemari. Secara terpisah, Ketua BSNP Mungin Eddy Wibowo dalam jumpa pers, Senin, mengatakan, ada perubahan kisi-kisi untuk UN 2009. Untuk jenjang SMP dan SMA sederajat, selain standar kompetensi kelulusan, disertakan pula standar kemampuan yang diuji sehingga murid akan lebih terarah mempelajari materi. Adapun di jenjang sekolah dasar dan yang sederajat, kisi-kisi ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN) ditambahkan dengan indikator agar pembelajaran materi lebih terkonsentrasi. Soal UASBN seperti tahun lalu, hanya 25 persen yang dibuat pemerintah pusat dan 75 persen dibuat sekolah atau daerah. Kisi-kisi itu nantinya dapat diakses di situs web dengan alamat http://puspendik.com.

Sumber

Media Cetak Kompas
Oleh : Sahrudin